Metode Dlm Memahami Ajaran Islam

                                                            I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Islam merupakan agama yang sangat kompleks. Sehingga dalam memahaminya pun dibutuhkan cara yang tepat agar dapat tercapai suatu pemahaman yang utuh mengenai agama Islam. Sejak Islam masuk di Indonesia pertama kali sampai saat ini telah timbul berbagai macam pemahaman yang berbeda mengenai Islam. Sehingga dibutuhkanlah penguasaan tentang cara-cara yang digunakan dalam memahami ajaran Islam.Maka, dalam makalah ini kami (Pemakalah) akan mencoba membahas mengenai metode serta beberapa hal yang berkaitan untuk memahami Islam di Indonesia.

Metode memiliki peranan penting dalam mempelajari agama termasuk Islam. Agama Islam perlu dikaji secara komprehensif dan tidak secara parsial. Agama islam masih sangat membutuhkan penelitian yang akurat. Ahli-ahli ilmu pengetahuan, termasuk dalam hal ini para orientalis, mendekati islam dengan metode ilmiah saja. Akibatnya, penelitiannya itu kurang menarik tetapi sebenarnya mereka tidak mengerti secara utuh. Yang mereka ketahui hanya segi-segi luar dari islam saja. Sebaliknya para ulama’ kita sudah terbiasa memahami islam dengan doktriner dan dogmatis, yang sama sekali tidak dihubungkan dengan kenyataan-kenyataan yang hidup didalam masyarakat. Akibatnya, penafsirannya itu tidak dapat diterapkan didalam masyarakat. Maka usaha intelektual yang sungguh sungguh dalam menjelaskan dan mensistematiskan berbagai aspek ajaran islam mutlak perlu digalakkan agar umat islam punya kemampuan menghadapi dan memecahkan masalah masalah modern yang di hadapi bangsa Indonesia seperti kemiskinan keterbelakangan ekonomi, pertambahan penduduk, pekembangan politik, dan yang sangat mendesak adalah : keadilan sosio-ekonomi.
http://aang-zaeni.blogspot.com/2017/04/metode-dlm-memahami-islam.html

B. Rumusan Masalah
  1. Apakah definisi metode dan metodologi secara terminology dan etimologi ?
  2. Apasajakah  perbedaan metode dan metodologi secara umum?
  3. Sebut dan jelaskan metode metode dalam memahami ajaran Islam ?
                                                              II. PEMBAHASAN

 A. Definisi Metode dan Metodologi

Menurut bahasa (etimologi), metode berasal dari bahasa Yunani yaitu meta (sepanjang),hodus (jalan). Jadi, metode adalah suatu ilmu tentang cara atau langkah langkah yang ditempuh dalam suatu disiplin tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut istilah (terminologi), metode adalah cara kerja sitematis (cepat dan tepat) yang digunakan untuk memahami objek atau realitas yang telah di analisa untuk memberi uraian, penjelasan dan penentuan nilai. Jadi metode adalah suatu ilmu yang memberi penjelasan tentang sistem dan langkah yang harus ditempuh dalam mencapai suatu penyelidikan keilmuan.

Sedangkan metodologi berasal dari tiga kata Yunani (meta, hetodos dan logos). Meta berarti menuju, melalui dan mengikuti. Heterodos berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai sesuatu. Logos berati studi tentang atau teori tentang.Jadi Metodologi adalah cara-cara yang digunakan manusia untuk mencapai pengetahuan tentang realita atau kebenaran. Makna lain menyebutkan Metodologi adalah ilmu-ilmu/cara yang digunakan untuk memperoleh kebenaran dengan menggunakan penelusuran atau tata cara tertentu dalam menemukan kebenaran, tergantung dari realitas yang sedang dikaji.

B. Perbedaan Metode dan Metodologi

Banyak orang yang menyamakan istilah antara metode dan metodologi, padahal diantara kedua itu memiliki pengertian yang berbeda di antarnya:
  • Metode
  1. Merupakan langkah-langkah praktis dan sistematis yang ada dalam ilmu-ilmu tertentu yang sudah tidak dipertanyakan lagi (aplikatif).
  2. Dianggap sudah bisa mengantarkan seseorang mencapai kebenaran dalam ilmu tersebut.
  3. Tidak ada perdebatan, refleksi dan kajian atas cara kerja ilmu pengetahuan.
  4. Tidak menjadi bagian dari sistematika filsafat.
  • Metodologi
  1. Merupakan kajian tentang cara kerja ilmu pengetahuan.
  2. Terbuka luas untuk mengkaji, dapat di perdebatkan (disputable) dan merefleksi cara kerja suatu ilmu.
  3. Tidak lagi sekedar kumpulan cara yang sudah diterima tetapi berupa kajian tentang metode.
  4.  Metodologi juga menjadi bagian dari sistematika filsafat

Menurut Ali Syari’ati, Metode memahami Islam harus melibatkan beberapa dimensi. Mengkaji Islam hanya dengan satu dimensi atau satu sudut pandang saja dan mengabaikan dimensi yang lain tidak akan berhasil menangkap makna Al-Qur’an secara utuh dan padu. Sebelum membahas mengenai metode memahami ajaran islam, pemakalah akan menjelaskan mengenai kata “Memahami”. Memahami berasal dari kata paham yang artinya mengerti, memaklumi dan mengetahui sesuatu hal yang sedang diamati, didengarkan, dikerjakan ataupun sesuatu hal yang sedang terjadi.

Metode dalam memahami Islam harus dilihat dari berbagai dimensi. Dalam hubungan ini, jika kita meninjau Islam dari satu sudut pandang saja, maka yang akan terlihat hanya satu dimensi saja dari gejalanya yang bersegi banyak. Mungkin kita berhasil melihatnya secara tepat, namun tidak cukup bila kita ingin memahaminya secara keseluruhan. Buktinya ialah Alqur’an sendiri. Kitab ini memiliki banyak dimensi, sebagiannya telah dipelajari oleh sarjana-sarjana besar sepanjang sejarah. Satu dimensi, misalnya, mengandung aspek-aspek linguistik dan sastra Alqur’an.
Adapun metode metode dalam memahami ajaran islam secara lebih rinci dapat dijabarkan sebagai berikut :
  • 1). Metode Diakronis
Adalah metode mempelajari Islam yang menonjolkan aspek sejarah. Metode ini memberi kemungkinan adanya studi komparasi tentang berbagai penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam Islam.

Metode ini juga menghendaki adanya pengetahuan ,pemahaman dan penguraian ajaran-ajaran Islam dari sumber dasarnya, yakni Al-qur`an dan As-Sunnah serta latar belakang masyarakat, sejarah, budaya disamping sirah Nabi SAW dengan segala akal dan pikirannya.
  • 2). Metode Sinkronik-Analitis
Adalah metode mempelajari Islam yang memberikan kemampuan analisis teoritis yang sangat berguna bagi perkembangan keimanan dan mental intelek umat Islam. Metode ini lebih mengutamakan segi aplkatif dan praktis, tetapi juga mengutamakan teoritik.Metode diakronis dan metode sinkronik-analitik menggunakan asumsi dasar sebagai berikut :
  • Islam adalah agama wahyu Ilahi yang berlainan dengan kebudayaan sebagai hasil daya cipta dan rasa manusia (Q.S. Al-Najm : 3-4).
  • Islam adalah agama yang sempurna dan di atas segala – galanya (Q.S. Al-Maidah :3).
  • Islam merupakan supra sistem yang mempunyai beberapa sistem dan sub sistem serta komponen dengan bagian – bagiannya dan secara keseluruhan merupakan struktur yang unik (Q.S. Fushilat :37).
  • Wajib bagi umat Islam untuk mengajak pada yang ma`ruf dan nahi munkar (Q.S. Ali Imran :104).
  • Wajib bagi umat Islam untuk mengajak orang lain kejalan Allah SWT (Q.S. An- Nahl : 125)
  • Wajib bagi umat Islam untuk menyampaikan risalah Islam menurut kemampuannya.
  • Wajib bagi sebagian umat Islam untuk memperdalam ajaran agama Islam (Q.S. Al-Taubah : 122).
  • 3). Metode Problem solving (hallu al-musykilat)
Adalah Suatu Metode yang mempelajari Islam dan  mengajak pemeluknya untuk berlatih menghadapi berbagai masalah dari suatu cabang ilmu pengetahuan dengan menggunakan solusi atau cara penyelesaian masalah secara bersama sama.
  • 4). Metode Emperis (Tajribiyah)
Suatu metode mempelajari Islam yang memungkinkan Umat Islam mempelajari ajarannya melalui proses aktualisasi dan internalisasi norma-norma dan kaidah Islam dengan suatu proses aplikasi yang menimbulkan suatu interaksi sosial, kemudian secara deskriptif proses interaksi dapat dirumuskan dalam suatu sistem norma baru.
Metode problem solving dan metode empiris menggunakan asumsi dasar sebagai berikut :
  • Norma (ketentuan ) kebajikan dan kemungkaran selalu ada dan diterangkan dalam Islam (Q.S. Ali Imran : 104)
  • Ajaran Islam merupakan jalan untuk menuju ridla Allah SWT (Q.S. Al-Fath : 29).
  • Ajaran Islam merupakan risalah atau pedoman hidup di dunia dan akhirat (Q.S. Al-Syura : 13).
  • Ajaran Islam sebagai sumber ilmu pengetahuan (Q.S. Al-Baqarah :120 dan Al-Taubah :122)
  • 5). Metode Deduktif ( Al-Manhaj Al Istinbathiyah )
Suatu metode mamahami Islam dengan cara menyusun kaidah-kaidah secara logis dan filosofis dan selanjutnya kaidah tersebut diaplikasikan untuk menentukan masalah-masalah yang dihadapi. Metode ini dipakai untuk sarana meng-istimbatkan hukum syara` dan kaidah itu bener-bener bersifat penentu dalam masalah furu’ tanpa menghiraukan sesuai tidaknya dengan madzhabnya. Metode ini dikenal dengan metode mutakallimin atau metode syafi`iyah.
  • 6). Metode Induktif (al-Manhaj al-Istiqraiyah)
Suatu metode memahami Islam dengan cara menyusun kaidah-kaidah hukum untuk diterapkan kepada masalah-masalah furu` yang disesuaikan dengan madzhabnya terlebih dahulu.

Metode pengkajiannya dimulai dari masalah-masalah khusus, lalu dianalisis, kemudian disusun kaidah hukum dengan catatan setelah terlebih dahulu disesuaikan dengan madzhabny.

Selanjutnya, terdapat pula metode memahami Islam yang dikemukakan oleh Nasruddin Razzak. Ia mengajarkan metode pemahaman Islam secara menyeluruh. Cara tersebut digunakan untuk memahami Islam paling besar agar menjadi pemeluk agama yang mantap dan untuk menumbuhkan sikap toleransi terhadap pemeluk agama lain. Metode tersebut juga di tempuh dalam rangka menghindari kesalahfahaman yang menimbulkan sikap serta pola hidup beragama yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku.

Untuk memahami Islam secara benar, terdapat empat cara yang tepat menurut Nasruddin Razzak, yaitu sebagai berikut:
  1. Islam harus dipelajari dari sumbernya yang asli, yaitu Alqur’an dan sunnah Rasul.
  2. Islam harus dipelajari secara integral atau secara keseluruhan.
  3. Islam perlu dipelajari dari kepustakaan yang ditulis oleh para ulama besar, kaum zu’ama, dan sarjana Islam.
  4. Islam hendaknya dipelajari dari ketentuan normatif teologis dalam Alqur’an kemudian dihubungkan dengan kenyataan historis, empiris dan sosologis.
Dari beberapa metode tersebut terdapat dua metode dalam memahami Islam secara garis besar, yaitu:
  1. Metode komparasi, yaitu Suatu metode untuk memahami ajaran Islam dengan membandingkan seluruh aspek Islam dengan agama lainnya agar tercapai pemahaman Islam yang objektif dan utuh. Dalam komparasi tersebut terlihat jelas bahwa islam sangat berbeda dengan agama-agama lain. Intinya Islam mengajarkan kesederhanaan dalam kehidupan dan dalam berbagai bidang.
  2. Metode sintesis, yaitu metode memahami Islam dengan memadukan metode ilmiah dengan metode logis normative dan brsifat rasional , obyektif, dan kritis dengan metode teologis-normatif.[15]
                                                                         III. PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas ,dapat disimpulkan bahwa:
  • Metode adalah suatu ilmu yang memberi penjelasan tentang sistem dan langkah yang harus ditempuh dalam mencapai suatu penyelidikan keilmuan.
  • Metodologi berarti ilmu tentang cara-cara untuk sampai pada tujuan.
  • Metodologi dalam hal pemahaman Islam digunakan untuk mengetahui metode-metode yang tepat agar dapat diperoleh hasil yang utuh dan objektif dalam pemahaman Islam.
Ada beberapa metode yang dipakai dalam studi Islam, seperti

Metode Diakronis                               Metode induktif                    
Metode Sinkronik-Analitik                 Metode Empiris
Metode Problem solving                     Metode Empiris 

Adapun fungsi dari Metode yaitu : suatu cara untuk menghasilkan pemahaman islam yang komprehensif dan utuh, guna memandu perjalanan umat islam dalam menghadapi dan menjawab permasalahan ajaran keislaman yang variatif.

B. PENUTUP

Demikian makalah ini kami susun, mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan,dalam  pembuatan materi yang kami sajikan. Semoga makalah ini bermanfaat dan menjadikan sebagai tambahan ilmu bagi semua pembaca, Amin ya robbal’alamin.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah,Yatimin.2006.Studi Islam Kontemporer. Jakarta:Amzah .
Fanani,Muhyar. 2008. Metode Studi Islam . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mudzhar,Anto.2007.Pendekata studi Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Nata, Abuddin. 2009. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
Pimay, Awaludin,. Ilyas Supena. 2008. Pendekatan Studi Islam. Semarang: Penerbit GunungJati.
Saehudin,dkk.2009. Pengnantar Studi Islam.: Bandung: Pustaka Setia.
Sulthon,Muhammad.2003.Desain Ilmu Dakwah. Semarang:Walisongo Pers.

[1] Komprehensif menurut Daryanto Kamus Bahasa Indonesia Modern,(Surabaya ,Apolo,1994), hlm. 117 bermakna: mencakup wawasan yang luas.
[2] Abudin Nata , Metode Studi Islam,(Jakarta ,Raja Grafindo persada,1998), hlm. 4.
[3] Muhyar Fanani,Metode Studi Islam,(, Yogyakarta Pustaka Pelajar, 2008 )pengantar hlm ix , Lihat juga  Muhammad Sulthon , Desain Ilmu Dakwah ,(Yogyakarta, Pusataka Pelajar ,2003), hlm. 105.Lihat juga Abdullah Yatimin,Studi Islam Kontemporer(Jakarta,Amzah,2006,)hlm. 147.
[4] Awaludin Pimay, Ilyas Supena ,Pendekatan Studi Islam,(Semarang , Penerbit Gunung Jati , 2008)hlm 1 . lihat juga Ahmad Tafsir ,Metodologi Pengajaran Agama Islam,(Bandung,Remaja Rosyda Karya, 1966),hlm.  3.
[5] Muhyar Fanani,Metode Studi Islam,(Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2008 )pengantar hlm. ix paragraf 2.
[6] Dalam bukunya yang berjudul Tentang Sosiologi Islam Ali Syari’ati,menuliskan uraian singkat yang pada intinya Islam harus dilihat dari berbagai dimensi.
[7] Awaludin Pimay, Ilyas Supena ,Pendekatan Studi Islam(Semarang , Penerbit Gunung Jati , 2008),hlm.  48.Lihat juga Syaifullah Mahyudin (Yogyakarta : Ananda , 1982) cet.1., hlm. 72.
[8] Yatimin Abdullah,Studi Islam Kontemporer, (Jakarta,Amzah,2006),hlm. 149.

[9] Daryanto Kamus Bahasa Indonesia Modern(Surabaya ,Apolo,1994)hlm 128 linguisti berarti ilmu Tentang Tata Bahasa.
[10] Awaludin Pimay, Ilyas Supena ,Pendekatan Studi Islam(Semarang , Penerbit Gunung Jati , 2008)hlm 48-49
[11http://indonesiakujayasekali.blogspot.com/2012/12/metode-pemecahan-masalah-problem-solving.html.Diakses 24 november 2013 jam 12:45
[12] Abudin Nata , Metode Studi Islam,(Jakarta ,Raja Grafindo persada,1998) hlm 157.
[13] Badruzzaman M.Yunus dkk, Pengantar Studi Islam,(Bandung, Pustaka Setia ,2009)hlm 69. Lihat juga Awaludin Pimay, Ilyas Supena ,Pendekatan Studi Islam,(Semarang,Penerbit Gunung Jati , 2008)hlm50-51
[14] Abudin Nata , Metode Studi Islam,(Jakarta ,Raja Grafindo persada,1998), hlm .160.Lihat juga Awaludin Pimay, Ilyas Supena ,Pendekatan Studi Islam(Semarang , Penerbit Gunung Jati , 2008),hlm.55-56.Lihat juga Yatimin Abdullah,Studi Islam Kontemporer(Jakarta,Amzah,2006),hlm.151
[15] Ibid.hlm.,160

Subscribe to receive free email updates: