Materi Khutbah Jumat Yang Meyentuh Tentang Menjauhi Perbuatan Curang

<Materi Khutbah Jumat Yang Meyentuh Tentang Jauhi Perbuatan Curang>Bersyukurlah kita kepada  Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada kita semua untuk bersama-sama melaksanakan ibadah Jum’at sebagai salah satu upaya kita untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya, sekaligus juga sebagai ajang silaturrahmi dan ukhuwah Islamiyah antar sesama kita. 

Ada sebuah hikayat yang cukup jenaka yang menceritakan tentang sebuah keluarga dimana sumber mata pencaharian keluarga ini adalah sebagai penjual susu perah yang diperoleh dari perahan sapi peliharaan mereka. 

Sapi perah yang mereka miliki hanya satu ekor, namun hasil perahan dari sapi ini cukup banyak sehingga dapat mencukupi segala kebutuhan mereka sehari-hari. Begitulah karunia Allah yang dilimpahkan kepada keluarga ini. Tapi sayang, hadirin sekalian, ternyata keluarga ini tidak jujur atau melakukan kecurangan pada setiap penjualan susu yang mereka lakukan, dimana setiap susu yang akan dijual selalu dicampur dengan air, sehingga tidak murni lagi. 
http://aang-zaeni.blogspot.com/2017/04/materi-khutbah-jumat-yang-meyentuh.html

Hadirin Kaum Muslimin Rahimakumullah. 

Dari sisi omzet penjualan dan keuntungan yang diperoleh dalam beberapa tahun berselang nampaknya tidak begitu berpengaruh, tidak menurun drastis, bahkan jumlah pembeli dan langganan cenderung semakin bertambah dan hasil jualan mereka lancar-lancar saja. Ini mungkin barangkali lantaran keahlian mereka dalam hal campur mencampur susu sehingga tidak terasa bahwa susu tersebut sudah bercampur air.


Setahun, dua tahun, tiga tahun dan seterusnya, Allah masih memberi kesempatan kepada keluarga ini menikmati hasil usaha tidak jujurnya. Namun lama kelamaan ternyata Allah ingin memberikan peringatan kepada keluarga ini dengan mengirimkan banjir besar yang melanda desatempat tingga mereka. Akibat banjir ini rumah-rumah penduduk banyak yang tenggelam dan hanyut di bawa arus yang sangat deras. Ternak peliharaan banyak yang mati, termasuk sapi perah yang dimiliki keluarga ini. 

Sungguh tak dapat dibayangkan, betapa berdukacitanya mereka, karena rumah, harta benda dan sapi perah yang merupakan satu-satunya sumber mata pencaharian mereka, ternyata lenyap seketika dan musnah begitu saja. Di tengah-tengah kesedihan yang amat sangat tersebut, tiba-tiba anaknya yang paling bungsu berkata, “Ayah, saya khawatir jangan-jangan air yang telah kita pakai u-tuk mencampur susu bertahun-tahun lamanya kemudian menjadi satu sehingga menjadi banjir besar yang menimpa kita dan penduduk desa kita ini”. Sang ayah hanya terdiam dan memandangi  anaknya yang  masih polos itu, sembari menengok dirinya dan perbuatannya selama ini, ada juga rupanya rasa penyesalan dalam hatinya. Namun apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubur. 

Maasyiral Muslimin Sidang Jumát Rahimakumullah. 

Dari cerita ini, mungkin kita dapat mengambil pelajaran bahwa bagaimanapun juga, mencari keuntungan dengan melakukan  kecurangan pada  hakikatnya bukanlah keuntungan yang didapat, tapi malah kerugian yang akan kita peroleh. 

Ingatlah, Allah sangat mengutuk orang-orang yang berbuat curang : 

وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ

“Kecelakaan yang bersar bagi orang-orang yang curang”(QS. Al-Muthaffifiin ayat 1). 

Disamping itu, Rasulullah SAW juga sangat melarang ummatnya melakukan kecurangan. Cukup banyak hadits beliau yang menyatakan tentang bahaya perbuatan curang ini. Sampai-sampai beliau mengatakan bahwa Allah akan mencabut berkat-Nya bagi orang-orang yang suka berbuat curang. Harta yang diperoleh dari hasil perbuatan curang, harta tersebut tidakakan ada berkatnya. Perhatikanlah sabda Rasulullah SAW : ''Dari Hakim bin Hizam ra. Bahwa Rasulullah SAW. bersabda : Dua orang yang melakukan transaksi jual  beli. Jika mereka jujur (menjelaskan apa adanya kondisi barang yang akan dijual), maka Allah akanmemberikan keberkatan pada barang tersebut. Namun apabila mereka melakukan kecurangan, maka boleh jadi mereka mendapat untung, namun keberkatan pada barang tersebut sudah hilang. Sumpah palsu (kecurangan) dapat melariskan jual beli barang, namun dapat pula memusnahkan keuntungan'' (HR. Bukhari dan Muslim).

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah.
            
Apa yang dapat kita harapkan dari barang yang tidak punya berkat itu. Apa artinya semua harta kekayaan yang kita miliki jika semuanya kita peroleh dari hasil kecurangan kita. Dan  ingatlah,  harta yang diperoleh dari hasil usaha yang tidak benar ini akan menjadi bumerang yang bakal mencelakakan kita dan keluarga kita. Berapapun banyaknya harta yang dimiliki namun diperoleh dari hasil kecurangan, pasti tidak akan memperoleh manfaat secara hakiki. Tidak akan membawa kebahagiaan dan ketenteraman hidup. 

Apalah gunanya memperoleh laba besar kalau itu kita dapatkan dari hasil kecurangan kita. Lebih baik memperoleh laba meskipun kecil namun kita dapatkan dari usaha yang baik, halal dan jujur.  Buat apa harta berlimpah kalau akhirnya mendatangkan musibah. Biar sedikit jadilah asal membawa berkah.Apa gunanya memperoleh  keuntungan yang besar di dunia kalau di akhirat sengsara. Lebih baik hidup sederhana di dunia asal di akhirat bahagia. 

Perbuatan curang identik dengan penipuan. Pada suatu hari pernah Rasulullah SAW berkunjng ke sebuah pasar. Beliau menghampiri seorang penjual makanan. Rasulullah tertarik pada sebuah keranjang yang beirisi sejumlah barang makanan yang akan dijual. Setelah melihatnya, kemudian beliau periksa dengan memasukkan tangan ke dalamnya dan ternyata beliau temukan ada makanan yang rusak. “Kenapa ini?”, tanya Rasulullah, sambil memperlihatkan barang tersebut. “Kena hujan”, jawab pedagang itu,  sedikit terkejut dan agak gugup. “Kenapa engkau sembunyikan, kenapa tidak engkau taruh di atas, agar kelihatan. Atau seharusnya engkau pisahkan barang ini dengan barang yang  lain” tanya  beliau lagi dan sedikit memberikan saran. Pedagang itu terdiam, ia nampak malu di hadapan Rasulullah. Kemudian Rasulullah memperingatkan, “Ingatlah, barangsiapa yang melakukan kecurangan (tipuan), dia bukan golongan kami”. 


Begitu tegas tindakan Rasulullah terhadap orang-orang yang curang. Tidak ada kompromi bagi Rasulullah terhadap yang satu ini. Bahkan dengan ekstrem beliau menyatakan “Bukan golongan kami
orang yang melakukan kecurangan”.

Oleh karena itu para jamaah sekalian, kami mengajak, marilah kita hindari dan kita jauhi perbuatan curang, baik curang dalam hal jual beli atau usaha maupun curang dalam pergaulan sehari-hari.   
 
Ingatlah, kejujuran akan membawa kita kepada kebajikan, dan kebajikan akan mengantarkan kita ke sorga. Sabda Rasulullah SAW :''Sesungguhnya jujur itu membawa ke jalan kebajikan dan sesungguhnya kebajikan itu membawa ke jalan sorga.....'' (HR. Bukhari Muslim).  

Kemudian, betapa indahnya pernyataan Rasulullah SAW: ''Pedagang yang dapat dipercaya, jujur dan muslim, dia nanti di hari qiamat bersama para syuhada'' (HR. Ibnu Majah).
Akhirnya, izinkanlah dalam kesempatan ini kami mengajak kepada para jamaah sekalian, marilah kita senantiasa berupaya untuk menjauhi segala kecurangan, dalam hal apapun dan dalam bentuk apapun. Biarlah orang bilang pedagang atau pengusaha yang jujur itu tidak akan cepat  kaya. Pejabat  yang jujur itu akan dijauhi dan dimusuhi temannya. Sekarang zaman edan, jujur tidak makan. Biarlah, biarlah mereka mau bilang apa, yang penting bagi kita adalah kita tetap istiqamah mempertahankan yang benar dan diberkahi oleh Allah SWT. Bukan kekayaan harta yang kita kejar, bukan pangkat jabatan yang kita inginkan, sebab ia hanya sementara. Tetapi yang kita dambakan, yang kita butuhkan adalah keberkahan dari harta, pangkat dan jabatan tersebut.

Kita boleh senang memiliki sejumlah harta kekayaan, tetapi kita harus lebih senang apabila harta kekayaan tersebut membawa keberkahan bagi hidup kita. Kita tidak perlu bangga dengan pangkat dan jabatan dan segala atribut duniawi lainnya, kalau semuanya itu ternyata tidak memberikan keberkahan bagi hidup kita. Jadi, kita bukan takut tidak memiliki harta, kita bukan takut tidak mempunyai pangkat dan jabatan, tetapi kita sangat takut kalau apa yang kita miliki tersebut tidak memberikan keberkahan. 

Tidak sedikit kita lihat dan saksikan dalam kehidupan masyarakat, banyak orang yang justeru merasa sengsara hidupnya dengan segala apa yang dimilikinya. Kita lihat misalnya, sebuah rumah tangga yang selalu dilanda percekcokan. Kita boleh curiga, jangan-jangan prosedur, keilmuan dan etika yang dijalankan dalam berumah tangga tidak cocok dengan yang disyari’atkan Allah dan Rasul-Nya. Ada orang yang punya uang banyak, tapi malah membuat pusing si pemiliknya. Ada orang yang ‘alim, punya ilmu yang luas, tapi justeru malah menghinakan dirinya sendiri. 

Banyaklah lagi contoh nyata yang ada dimasyarakat. Ingatlah, kejujuran akan menunjukkan kita kepada kebaikan, dan kebaikan akan menggiring kita ke sorga. Sebaliknya, kecurangan akan menggiring kita kepada kedurhakaan, dan kedurhakaanakan menjebloskan kita ke neraka. Na’udzubillaahi min dzaalika.

Subscribe to receive free email updates: