Teks Khutbah Jumat Bahasa Arab Beserta Artinya: Tentang Hakikat Tauhidullah


اَلْحَمْدُ ِللهِ الْعَزِيْزِ الْغَفُوْرِ، اَلَّذِيْ جَعَلَ فِي اْلإِسْلاَمِ الْحَنِيْفِ الْهُدَي وَالنُّوْرِ، اَلَّذِيْ قَالَ: (وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُوْرِ)، نَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَي حَمْدَ مَنْ نَظَرَ فَاعْتَبَر، وَكَفَّ عَنِ الْمَسَاوِيءِ وازْدَجَر، وعَلِمَ أَنَّ الدُّنْيَا لَيْسَتْ بِدَارِ مَقََرٍّ، وَأَشْهَدُ أَن لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ خَلَقَ الْخَلاَئِقَ وَأَحْكَامَهَا، وَقَدَّرَ اْلأَعْمَارَ وَحَدَّدَهَا، وَهُوَ بَاقٍ لاَ يَفُوْتُ وَهُوَ حَيٌّ لاَ يَمُوْتُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَمَرَ بِتَذْكِيْرِ الْمَوْتِ وَالْفَنَاءِ، وَاْلاِسْتِعْدَادِ لِيَوْمِ الْبَعْثِ وَالْجَزَاءِ.

اَللَّهُمَّ صَلِّيْ عَلَي سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتِمِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمَرْسَلِيْنَ وَعَلَي آلِهِ الطَّيِّبِيْنَ وَأَصْحَابِهِ اْلأَخْيَارِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ.

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Ilmu aqidah (Tauhid) yaitu ilmu yang membahas tentang keimanan kepada Allah swt dan rukun imannya. Sebelumnya dijelaskan bahwa secara garis besar ajaran Islam itu terbagi ke dalam tiga kelompok besar. Tiga ajaran pokok itu yaitu Iman, Islam dan Ihsan. Iman adalah manivestasi dari keyakinan terhadap enam rukun Iman yang sifatnya abstrak.
Suatu ketika rasulullah sedang berdialog dengan para sahabat. Kata Sayidina Umar, tiba-tiba ada seoarang laki-laki yang datang dengan pakaian serba putih dan rambut yang hitam pekat tanpa ada tanda-tanda dia setelah bepergian jauh. Begitu sampai di depan rasul, kedua lututnya disandarkan kepada dua lutut rasulullah saw. Kemudian kedua tangannya di taruh diatas lututnya. Kemudian dia bertanya, wahai Muhammad, Informasikanlah kepadaku, ajarkanlah kepadaku rukun Iman itu. Kata rasulullah saw Iman itu adalah engkau beriman dan percaya kepada Allah, yang kedua engkau percaya dengan adanya Malaikat, yang ketiga engkau percaya adanya rasul, yang ke empat engkau percaya adanya kitab-kitab Allah, yang ke lima engkau percaya adanya hari kiamat dan yang ke enam adalah engkau percaya adanya takdir atau qadha dan qadar Allah swt. Dia berkata: Engkau benar wahai Muhammad. Maka para sahabatpun heran bagaimana mungkin ada seorang yang bertanya kepada rasul begitu dijawab dibenarkan olehnya. Seolah-olah kesannya orang ini sudah tahu tapi kenapa bertanya. Belum sampai keheranan para sahabat, tiba-tiba laki-laki ini bertanya lagi
https://aang-zaeni.blogspot.com/2017/11/teks-khutbah-jumat-bahasa-arab-beserta.html

Baca Juga>Hukum Mengucapkan Selamat Natal dan Hukum Mengikuti Perayaan Natal
                >Contoh Khutbah Jumat Pertama Singkat: Haji Mabrur
                >Teks Khutbah Jumat: Tentang Peduli Gempa
                >Materi Khutbah Jumat: Kesantunan Cara Nabi Menuntut Hak

Muhammad, tolong informasikan apa yang namanya Islam? Maka rasul menjawab: Islam adalah Engkau bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwasanya Muhammad itu utusan Allah. Kemudian engkau melaksanakan shalat, yang ketiga engkau berzakat, yang keempat engkau berpuasa di bulan ramadhan, dan yang kelima engkau berhaji jika engkau mampu melaksanakannya. Kemudian tidak lama setelah itu laki-laki itu bertanya lagi :

Apakah yang namanya Ihsan itu ya rasul? Ihsan adalah ketika engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat Allah. Kalau kamu tidak merasa melihat Allah minimal engkau merasa dilihat Allah. Tidak lama berselang kemudian orang itu hilang pergi bergitu saja. Para sahabatpun heran siapa laki-laki itu kenapa berani bertanya kepada rasul dan kemudian membenarkan. Maka rasulpun bertanya wahai para sahabat, apakah ada yang tahu siapakah lelaki itu? Jawab para sahabat yang mempunyai etika sangat tinggi dan akhlak yang luhur hanya menjawab Allah dan rasulnya yang lebih tahu, Rasul mengatakan, yang datang tadi adalah Jibril, dia datang kepada kalian dalam rangka mengajarkan pokok-pokok Agama Islam kepada kalian.

Berdasarkan hadits shahih ini dari Imam Bukhori. Maka para Ulama sepakat, bahwa secara garis besar ajaran Islam itu terbagi ke dalam tiga kelompok besar. Yang pertama adalah ajaran tentang tauhid, tentang keimanan, tentang hal-hal yang menyangkut kepercayaan, ini yang biasa dikaji dalam ilmu aqidah, ilmu yang membahas tentang kepercayaan dan keimanan kepada Allah dan hal-hal yang ghaib. Yang kedua adalah Ilmu syariah, tentang hukum-hukum yang bersifat taqdis, tata cara Ibadah kepada Allah, tata cara bermuamalah sesama manusia yang biasa dikaji dalam Ilmu fiqih, di dalam fiqih nanti di bagi ke dalam beberapa segmen ada fiqhul Ibadah, fiqhul muamalat, fiqhul munakahat, fiqhul jinayah dan lain-lain. Dan yang ke tiga adalah Ilmu yang membahas tentang kebersihan hati, bagaimana manusia bisa memiliki hati yang bersih, hati jernih sehingga mampu mencapai ma’rifatullah. Inilah yang biasa disebut dengan Ilmu tasawuf. Bagaimana orang bisa sampai ikhlas dalam beribadah, bagaimana orang bisa sabar dalam menghadapi musibah, bagaimana orang bisa bersyukur dalam menerima nikmat, bagaimana orang bisa mencapai qonaah, juhud dan seterusnya. Inilah yang dikaji dalam Ilmu tasawuf.

Oleh karena itu dalam Islam seorang Muslim minimal menguasai ke tiga komponen dasar aqidah, syariah dan tasawuf. Ilmu-Ilmu yang lain sebagai pendukung, kalau kita belajar ulumul quran, tafsir, hadits itu dalam rangka memantapkan aqidah kita, dalam rangka membekali syariat kita, dalam rangka mendalami tasawuf kita. Maka dari itu mulailah tanamkan untuk anak aqidah-aqidah yang lurus. Memiliki dasar-dasar syariat yang benar kemudian memiliki jiwa-jiwa luhur sehingga ikhlas dalam beribadah dan sebagainya. Tanpa ini semua, manusia akan mengalami guncangan dalam hidupnya.

Maka pertama kali yang harus kita lakukan adalah tanamkan kepada diri kita aqidah yang benar. Aqidah ini membahas masalah tentang keimanan. Oleh karena itu kita harus mendalami aqidah yang pertama harus memahami apa yang disebut dengan Iman.

“Iman adalah membenarkan dengan hati dan mengakui dengan lidah. Dan dibuktikan dengan perbuatan nyata melalui anggota tubuh kita”. Maka setiap orang disebut sebagai orang beriman manakala hatinya telah yakin terhadap kebenaran informasi yang disampaikan rasulullah saw. Dalam diri kita harus timbul keyakinan yang mantap bahwa apa yang disampaikan rasulullah tentang adanya Allah, Malaikat, rasul, Kitab-kitab Allah, hari kiamat , syurga dan neraka, yaumul hisab, qadha dan qodar semuanya adalah benar. Kemantapan inilah yang disebut dengan iman. Tidak sah shalat kita manakala iman kita tidak benar, tidak sah puasa kita kalau kita tidak mempunyai iman yang benar. Oleh karena itu orang yang diperintah oleh Allah untuk berpuasa adalah orang-orang beriman, Allah memanggil :

“Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu termasuk orang-orang yang bertakwa.

Allah tidak pernah memanggil wahai orang-orang yang Islam tapi wahai orang-orang yang beriman yang sudah yakin, yang sudah percaya kepada Allah dan rasulnya. Karena apa ? Tanpa adanya keimanan amal perbuatan kita tidak ada artinya dihadapan Allah swt. Walaupun kita rajin beribadah tapi tanpa keimanan ibadah itu akan sia-sia, tidak ada manfaatnya. Walaupun ada orang yang mempunyai amal sosial yang baik, perhatian kepada fakir miskin, membantu anak-anak yatim kalau dia tidak beriman maka tidak ada artinya segala amal perbuatannya dihadapan sang khaliq. Oleh karena itu, yang paling pertama kali kita tanamkan di dalam jiwa adalah keimanan kepada Allah swt.

Seorang Ulama yang ‘alim dalam ilmunya yaitu Ibnu Ruslan mengatakan di dalam kitabnya :

“Kewajiban pertama bagi manusia, bagi orang-orang Islam adalah mengenal Allah dengan yakin. Mempercayai Allah swt”.

Karena iman ini menjadi modal utama untuk menjadikan kita orang yang baik, baik buruknya manusia dihadapan Allah tergantung kepada keimanannya. Seseorang diperintahkan ibadah setelah ia beriman, diperintahkan bermuamalah setelah ia beriman dan seterusnya. Oleh karena itu dakwah yang dilakukan rasulullah saw di Makkah selama hampir tiga belas tahun adalah terfokus pada pembinaan iman. Karena iman adalah yang paling fundamental, keimanan adalah hal yang paling pokok. Kalau orang sudah mempunyai keimanan yang mantap apapun yang dilakukan akan senantiasa sesuai dengan aL-Quran dan As-Sunah. Karena dia yakin bahwa yang disampaikan oleh Allah swt dalam aL-Quran pasti benar adanya.

“Kebenaran datang dari Allah, maka jangan lah engkau menjadi orang yang ragu. Jangan sampai kita baru ditempa masalah pemikiran modern sudah goyah keyakinan kita terhadap aL-Quran. Oleh karena itu pertama kali yang kita lakukan adalah tanamkan keimanan kepada Allah untuk anak-anak kita. Namun iman ini selalu mengalami fluktuasi, terkadang naik terkadang turun. Iman kita akan semakin mantap kalau kita pupuk dengan amal Ibadah, kita pupuk dengan pendalaman ilmu-ilmu agama, kita pupuk dengan berprilaku yang baik. Sebaliknya Iman kita akan kropos kalau kita selalu berbuat maksiat, kita selalu jauh dari Allah, jauh dari aL-Quran, sehingga Iman kita semakin tambah tipis, semakin jauh dari harapan Allah swt.

Oleh karena itu marilah kita tanamkan keimanan, kita pupuk dengan amal ibadah, dan kalau orang sudah mempunyai keimanan yang mantap janji Allah menantinya. Janji Allah dalam surat AL-An’am ayat 48 : “Dan kami tidak mengutus para rasul kecuali para rasul itu menyampaikan berita gembira bagi orang-orang mukmin dengan adanya syurga dan berita yang menakutkan bagi orang-orang kafir dengan adanya neraka. Barang siapa beriman dan berbuat baik dia tidak akan mengalami ketakutan dalam hidupnyua dan tidak sedih dalam mengarungi kehidupan”.

Sekarang ini banyak orang yang resah, gelisah dengan kenaikan harga BBM, orang melihat masa depan semakin suram. Melihat perekonomian tidak menentu. Kalau orang yang beriman tidak akan takut karena dia yakin semua sudah diatur oleh Allah. Allah bertanggung jawab untuk memberi makan makhluknya. Allah tidak akan menyia-nyiakan hambanya selama hambanya mau berusaha yang halal. Allah sangat bertanggung jawab ketika Allah menciptakan manusia milyaran orang pada saat yang sama Allah juga membuka pintu rizki dari langit maupun dari bumi. Janji Allah bagi orang-orang yang beriman :

“Kalau penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa pasti akan kami buka pintu keberkahan dari langit dan bumi”.

Kalau ada janji seperti ini kenapa kita harus takut ? kalau memang kita takut dengan hal-hal demikian berarti iman kita masih dipertanyakan.

Yang kedua setelah kita mempunyai keimanan yang mantap, harus dijaga jangan sampai iman kita terkontaminasi oleh kemusyrikan, oleh hal-hal yang membawa kepada syirik, menyekutukan Allah swt. terkadang kita sudah mengaku sebagai orang Islam, sebagai orang yang beriman tetapi kadang-kadang kita tergelincir kepada perbuatan yang membawa kepada kemusyrikan. Seharusnya kalau kita beriman kepada Allah, maka segala sesuatu kita sandarkan kepada Allah swt.

Dialah Allah tempat bersandar manusia (Allaahush shamad), Tapi ketika rizki sedang berkurang, bukannya bekerja yang halal, berdoa kepada Allah tapi malah minta tolong ke dukun. Ini menggambarkan bahwa kita masih sering terkontaminasi dengan perbuatan-perbuatan yang membawa kepada kemusyrikan. Maka disinilah tanamkan pada diri kita dengan bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, maka pengertiannya kita menafikan, meniadakan Tuhan selain Allah. Tiada yang berhak di minta pertolongan selain Allah swt. Dan ingat kalau kita sampai kepada kemusyrikan maka seluruh amal perbuatan kita, Ibadah kita hancur lebur tidak ada artinya sama sekali dihadapannya :

“Apabila kamu musyrik maka semua amal perbuatanmu hancur karena kemusyrikan itu”.

Jangan sampai kita dari kecil sudah terbiasa dengan Ibadah kepada Allah tetapi ketika akhir hayat kita menjadi su’ul khatimah atau Muyrik.

Yang terakhir Iman yang tentram dalam jiwa kita, manivestasi dari syahadat tauhid dan syahadat rasul adalah bahwa kita harus menjaga iman kita sampai akhir hayat. Sampai kita wafat jangan sampai murtad. Keluar dari Islam. Padahal Allah memerintahkan kepada kita jangan sampai mati kecuali dalam keadaan Islam.

“Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan beragama Islam.

Maka disinilah manivestasi dari dua syahadat atau makna dari syahadat tauhid dan syahadat rasul adalah :
  1. Kita harus menanamkan keimanan yang mantap pada diri kita sehingga tidak mudah goyah dalam menghadapi badai kehidupan.
  2. Kita harus menjaga iman kita jangan sampai terkontaminasi dengan kemusyrikan yang dapat menyebabkan hancur lebur semua amal perbuatan kita.
  3. Harus kita jaga keimanan kita sampai akhir hayat jangan sampai wafat kecuali dalam keadaan Islam.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الآيَاتِ وَالِّذكْرِ الْحَكِيمِ ، وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ، أَقُولُ قَوْلِي هذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله الْعَظِيمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوهُ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِينَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِين، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.


إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتًهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ؛

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Mudah-mudahan Allah swt senantiasa menjaga kita semua sehingga kita memiliki iman yang mantap dan mudah-mudahan kita dijaga sampai akhir hayat kita khusnul khotimah. Amin. Oleh Karena itu, marilah selalu kita tingkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT dari hari ke hari dan dari tahun ke tahun. Wallahu a’lam bisshawab

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَارْضَ عَنْ سَادَاتِنَا أَصْحَابِ رَسُوْلِكَ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ اِلَي يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ. اَللَّهُمَ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ وَآمِنْهُمْ فِيْ أَوْطَانِهِمْ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.وَأَقِمِ الصَّلاَةِ

Subscribe to receive free email updates: