Manusia Adalah Makhluk Yang Cenderung Pada Kebaikan

<Manusia Adalah Makhluk Yang Cenderung Pada Kebaikan> Manusia  termasuk  makhluk  yang  diberi  salah  satu  sifat  dasar  (fitrah)  yaitu  hanif  yang cenderung  pada  kebaikan.  Jika  kita  diberi  alternatif  dalam sebuah  pilihan,  manusia  selalu memilih  yang  diyakini  terbaik  bagi  dirinya.  Terlepas  kemungkinan  dia  salah  terhadap pilihan-pilihan itu. Manakala sesuatu yang terbaik itu telah diyakininya dengan kuat dan mengkristal, maka dalam dirinya akan tumbuh tekad, semangat dan energi untuk mencoba mewujudkan  apa  yang diyakininya  tersebut.  Ketika  masyarakat  dan  bangsa  sampai  pada titik kesimpulan dan keyakinan mengenai sebuah kebaikan bersama, maka bangsa tersebut akan  melahirkan  energi  yang  tidak terbayangkan sebelumnya. Dalam kehidupan nyata, seorang mahasiswa mengalami pada saat masa-masa di SLTA, mereka yakin bahwa masuk perguruan  tinggi  adalah  suatu  hal  yang  baik bagi  dirinya  dan  masa  depannya.  Oleh karenanya,   mereka   bersedia   bekerja   keras   di   waktu  siang dan malam dan bahkan mimpinya pun mungkin rumus-rumus. Karena  demikian fokusnya, dia  mampumembangkitkan semangat dan energi.
http://aang-zaeni.blogspot.com/2017/03/manusia-adalah-makhluk-yang-cenderung.html
 
Bangsa ini juga, pada  suatu  saat, pada episode  sejarahnya  mampu  sampai  pada tingkatkeyakinan  bahwa  merdeka  jauh  lebih  baik  daripada hidup, walaupun  terhormat  tapi terjajah.  Sehingga  bangsa  ini  dengan  segala  keterbatasannya  mampu  mengalahkan  salah satu  pemenang perang  dunia  II  sampai  bangsa  kita  mencapai  kemerdekaannya.  Bangsa Korea yakin bahwa dengan  mengalahkan Jepang  maka  harga  diri  mereka  terangkat. Oleh karenanya, mereka  memiliki semangat let beat the japanese (mari kalahkan jepang)  dan mereka sekarang memetik hasilnya.

Jadi, keyakinan terhadap sesuatu yang dianggap baik itu mampu menumbuhkan keinginan kuat untuk  menggapai  dan  mencapainya.  Itu  terbukti  bisa  melahirkan  sebuah  energi  yang tidak  ada  batasnya.  Oleh  karena  kita  memiliki  keterbatasan,  Alquran  mengingatkan  kita bahwa  kadang-kadang  yang  kita  anggap  baik  itu  belum  tentu  baik  bagi  diri  kita  dan kadang-kadang yang kita anggap buruk itu belum tentu buruk juga untuk kita.

Umumnya kita mampu mengatakan sesuatu hal yang baik itu dan kita mampumengkristalkannya karena kita  mampu membayangkan dampak-dampaknya pada kehidupan kita. Apa yang akan dia petik ketika dia mampu menyelesaikan dari perguruantingginya. Demikian terbayangnya, karena banyak alumni yang kehidupannya itu nyaman. Terkadang implikasi jangka  pendek  ini  yang mampu dapat segera ditangkap dan diyakini benar sebagai yang terbaik maka  dia  siap  mengarungi kehidupan berat sekalipun untuk menggapainya. Dan yang ditimbulkan juga akan sangat mengagumkan untuk orang yang mampu  membangkitkan  energi  dalam dirinya. Karena sebenarnya  manusia  mempunyai potensi yang luar biasa jika memaksimalkan kinerjanya.

Allah  melengkapi  kita  dengan  sifat-sifat  dasar  yang  selalu  cenderung  pada  kebaikan  dan selalu memilih yang terbaik bagi dirinya. Ini adalahyang terbaik untuk kamu. Bahkan juga dengan melengkapi  jalan  ini  akan sampai  pada yang  terbaik bagi  kamu.  Allahpunmemberikan  contoh yang real pada  pribadi-pribadi  yang  mampu memilih yang terbaik sampai  pada  tingkat absubs. Al Qur’an telah menyebutkan bahwa: “Allah menyeru  dan mengajak pada darussalam,  kepada  negeri  yang  tentram  dan  damai”.  Tapi membayangkan  surga ini adalah sesuatu yang luar biasa sulitnya. Mungkin kita lebih mudah  membayangkan blackberry,  mobil  mewah,  ataupun  rumah-rumah yang besar. Sehingga lebih mudah terdorong untuk menggapai yang sifatnya jangka pendek.

Fasilitas di surga sana seperti sungai-sungai mengalir di bawahnya. Tentu ini bukan untuk ditujukan kepada kita yang sering kebajiran atau mereka yang tinggal di padang pasir, tapi surga itu digambarkan dengan  komprehensif,  tidak  mungkin  tidak menyentuh seorang manusia. Paling tidak surga digambarkan sebagai negeri yang tentram, damai dimana disana mendapatkan kebahagiaan yang tanpa  batas. Tidak ada manusia yang  tidak mendambakan hidup damai dan sejahtera tersebut. 

Ini  penting  sekali,  akan  mudah  kita  gambarkan  adalah  yang  bersifat  sementara  dan  ini normal karena kita terbatas. Ketika pintu kematian terbuka, maka tidak akan pernah terjadi kembali dan bercerita disana memang ada kehidupan. Syukur Allah memberi kemampuan kita berimaginasi, bahkan kita mampu menuangkannya dalam simbol-simbol matematika. Bukan  hanya  pada  dimensi  yang  ke-4 melainkan  sampai  dimensi  ke-n  pun  kita  mampu. Dan seharusnya kita mampu paling tidak pada level meyakini adanya surga tersebut.

Hanya dengan begitu, perjalanan kita bukan sebagai indivvdu saja melainkan sebagai suatu bangsa, insyaAllah  akan  selamat.  Agama  kita  jelas  sekali  tidak  mengharamkan  dunia. Salah  satu  hadist menyebutkan “Dan carilah apa yang dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan negeri  akhirat dan janganlah kamu melupakan bagian dari kenikmatan dunia”

Kita  bersyukur,  paling  tidak  dengan  demikian  kita  jelas  harus  punya  orientasi  menembus ruang  dan  waktu  kebahagiaan  akhirat.  Kriterianya  apakah  itu  bisa  menjamin  kehidupan kita di akhirat? Semoga dengan demikian, Indonesia hari ini harus lebih baik dari kemarin dan  besok  harus lebih baik dari hari ini. Semoga kita mampu mengawali hidup kita didunia ini dengan baik, menebarkan kebaikan karena kita yakin ada kehidupan ketika pintu kematian dibukakan untuk kita.

Subscribe to receive free email updates: