Kumpulan Khutbah Jumat Singkat Terbaik Terbaru: Tentang Memelihara Amanah

<Kumpulan Khutbah Jumat Singkat Terbaik Terbaru: Tentang Memelihara Amanah> Manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia tidak dapat hidup menyendiri, tetapi senantiasa memerlukan orang lain. Salah satu syarat agar hidup bermasyarakat tetap utuh dan rukun, warga masyarakat itu hendaklah mampu memelihara amanahnya, sebab kalau sifat amanah dapat dipelihara dan tetap hidup, maka akan dapat melahirkan rasa kasih sayang. Rasa kasih sayang inilah yang akan mengikat erat antara warga masyarakat yang satu  dengan yang lainnya. Oleh sebab itu, sifat amanah harus ditanamkan oleh seluruh individu yang ada di masyarakat. Keluarga sebagai lingkup terkecil di dalam masyarakat adalah fondasi yang cukup kuat dalam mengembangkan amanah tersebut. Seandainya anggota keluarga, seperti seorang ayah dengan anaknya, seorang ibu dengan anaknya, seorang suami dengan istrinya telah mampu menanamkan sifat amanah, insya Allah keluarga tersebut akan mampu mengantisipasi berbagai godaan dan rintangan yang akan merusak keutuhan keluarga. Demikian seterusnya.
http://aang-zaeni.blogspot.com/2017/03/kumpulan-khutbah-jumat-singkat-terbaik.html

Nabi Muhammad SAW memberikan perhatian yang cukup besar mengenai masalah amanah ini, bahkan orang yang menghianati amanah dicap oleh Rasul sebagai orang munafik, sebagaimana sabdanya:

 آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ 

"Ciri-ciri orang munafik itu ada tiga: Apabila berbicara suka dusta, apabila berjanji suka menyalahi, dan apabila diberi amanat suka berkhianat.''

"Tidak termasuk ke dalam golongan orang yang beriman orang-orang yang tidak bisa dipercaya, dan tidak termasuk ke dalam golongan orang yang beragama (Islam) orangyang suka ingkar janji.''

Kalau dalam kehidupan bermasyarakat telah merajalela bentuk-bentuk penipuan, maka kehidupannya akan dipenuhi oleh manusia-manusia yang suka mengobral janji tetapi tanpa bukti, kejujurannya hanya sampai di mulut. Kalau keadaan sudah seperti itu, ketenteraman dan ketertiban hidup bermasyarakat akan terganggu dan akan banyak orang yang dirugikan. Sebaliknya, akan banyak orang yang mengeruk keuntungan dari ketidakjujuran dan kedustaannya. Akan banyak orang yang tertipu akibat kedustaan dan akan banyak orang yang celaka akibat kemunafikan.

Bagaimana jadinya kalau dalam kehidupan berumah tangga seorang suami tidak dipercaya lagi oleh istri dan sanak keluarganya, atau sebaliknya? Rumah tangga yang seperti itu tidak ubahnya bagaikan terminal, hanya sebagai tempat istirahat sejenak, bukan sebagai tempat tinggal yang sesungguhnya sebagaimana fungsi rumah tangga dalam ajaran Islam.

Perhatikan firman Allah swt. dalam surat Ar-Ruum ayat 21:

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ 

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa lenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir."

Baca Juga=>Khutbah Jumat: Sikap Seorang Muslim Menghadapi Tahun Baru
                =>Khutbah Jumat Memotivasi: Empat Amal Terberat Menurut Sayyidina ALI
                =>Kehidupan Dunia Adalah Kesenangan Yang Menipu
                =>Peradaban Islam Kembangkan Ilmu Psikologi

Seorang pedagang yang hanya ingin untung sendiri dan membiarkan orang lain merugi, akan menimbulkan saling mencurigai dan saling menyalahkan. Hal ini adalah sifat amanah sudah terkubur oleh ambisi pribadi sehingga menimbulkan berbagai keresahan dan kekisruhan dalam dunia perdagangan.

Demikian pula kalau seseorang kebetulan diberi amanah memegang tampuk kekuasaan, dalam melaksanakan kekuasaannya itu sifat amanah telah diabaikan, kepercayaan masyarakat diselewengkan,  hal  itu akan mengakibat   hilangnya kewibawaan. Masyarakat akan tunduk semu, di belakang mencibirkannya. Akibat yang lebih jelas lagi, masyarakat akan resah, rasa aman dan tenteram akan hilang, yang tumbuh justru saling mencurigai, dan bibit permusuhan akan timbul mewarnai kehidupannya. Firman Allah dalam surat An-Nisaa ayat 58:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا 

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang  berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.''

Kita sebagai umat Islam hendaklah mampu memegang amanah, dapat dipercaya, saling mempercayai, adil dalam menempuh kehidupan, dan memiliki itikad yang baik. Umat  Islam jangan hanya menuntut hak, sementara kewajibannya diabaikan dan hindarilah mengabaikan hak-hak orang lain.

Hadirin Sidang Jumat yang sama-sama mengharapkan rida Allah swt.!

Dunia ini adalah amanah Allah. Dalam memelihara amanah Allah itu, Allah tidak membiarkannya begitu  saja. Manusia telah dibekali berbagai perangkat untuk mengurusnya berupa aturan dan ketentuan yang harus dipatuhi. Alangkah jeleknya sikap kita seandainya diberi amanat oleh Allah swt, sementara kehidupan kita bertolak belakang dengan ketentuan dan aturan-Nya. Allah tidak akan merugi kalau manusia membangkang, tetapi yang akan rugi justru manusia itu sendiri. Keagungan dan kemahakuasaan Allah tidak akan berkurang sedikitpun dengan ketidakamanahan manusia. Alangkah bodohnya manusia yang telah memilih, hidup celaka. Allah swt. telah memberi jalan keselamatan,  tetapi yang dilalui justru jalan setan yang akan membawa kehancuran dan kerusakan.

Di negara kita yang sedang menggelorakan pembangunan ini sangat diperlukan orang-orang yang mampu memegang amanah, khususnya para abdi negara yang bertugas melayani kepentingan umum dan masyarakat banyak. Kalau tidak demikian, pembangunan akan salah arah,penyelewengan dan penyalahgunaan wewenang akan meningkat, masyarakat akan tersiksa dan menderita sementara negara terancam bahaya. Akibatnya tujuan  pembangunan tidak akan tercapai, kemakmuran dan kesejahteraan hanyalah tinggal impian. Allah tidak akan membiarkan orang-orang yang berbuat zalim. Walaupun orang banyak tidak mengetahui, tetapi bagi Allah tidakakan ada yang tersembunyi. Allah tidak akan melupakan orang yang berbuat aniaya, sebagaimana firman-Nya dalam Surat Ibrahim ayat 42.

وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ ۚ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصَارُ 

"Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang, pada waktu itu mata  (mereka)  terbelalak." (Q.S.Ibrahim: 42)

Hadirin sidang Jum'at rahimakumullah

Allah SWT telah mengancam orang yang tidak memegang amanah dan tidak berlaku adil, berupa timbulnya berbagai kesulitan dan ketidakberesan. Buah dari kelalaian manusia dalam mengemban amanah menimbulkan berbagai permusuhan, pecahnya persaudaraan dan ketidaktenteraman hidup bermasyarakat. Oleh sebab itu, sifat amanah perlu dihidupkan dalam kehidupan masyarakat kita. Kita harus bercermin kepada sikap dan perilaku Rasulullah SAW sebagai uswatun hasanah, contoh yang paling baik dalam memegang amanah.

Demikian Kumpulan Khutbah Jumat Singkat Terbaik Terbaru: Tentang Memelihara Amanah yang penulis dapat sampaikan. Semoga brmanfaat!

Subscribe to receive free email updates: