Ringkasan Materi
A. Pengertian Filsafat
1). Secara Etimologi
- Filsafat (Bhs Indonesia); falsafah (Bhs Arab); philosophy (Bhs Inggris); philosophie (Bhs Belanda); philosophia (Bhs Latin)
- Berasal dari bahasa Yunani, yaitu Philos-Philien (cinta; sahabat) sospho; Sophia (kebijaksanaan; pengetahuan yang bijaksana)
- Philosophy > philien; to love; Sophia; wisdom
2). Secara Terminologis adalah:
- Pengetahuan segala yang ada (Plato)
- Penjelasan rasional dari segala yang ada; penjajagan terhadap realitas yang terakhir, puncak hakiki (James K Faibleman)
- Usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan (Harold H Titus)
- Teori tentang pembicaraan kritis (John Passmore)
- Sistem kebenaran tentang segala sesuatu yang dipersoalkan secara radikal, sistematik dan universal (Sidi Gazalba)
- Refleksi menyeluruh tentang segala sesuatu yang disusun secara sistematis, diuji secara kritis demi hakikat kebenarannya yang terdalam serta demi makna kehidupan manusia di tengah-tengah alam semesta (Damardjati Supadjar)
Filsafat VS Idiologi
Sejarah pemikiran
filsafat bermula ketika ada peristiwa dimana terdapat suatu kaum yang
mengaku atau mengklem diri mereka paling bijak. Kaum tersebut adalah
kaum Sofhis. Kemudian muncul pemikiran baru yang kontra melahirkan suatu
kelompok kaum lain yaitu kaum filosofis. Kaum tersebut mengcounter
pengakuan kaum Sofhis menjadi cinta kebjaksanaan, bagaimana mencapai
suatu kebijaksanaan Filsafat adalah alat untuk mencapai kebenaran
sejati.
Filsafat adalah alat untuk mencapai kebenaran sejati tapi
penekanannya lebih pada substansi pikir atau usaha untuk mencapai
kebijaksanaan. Filsafat tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia,
sebab hanya manusia yang dapat menyeimbangkan kehidupan di muka bumi.
Manusia sebagai episentrum.
Berbeda tipis dengan filsafat, Idiologi
lebih mengikat suatu kelompok yang mempercayai suatu pemikiran.
Bagaimana mengikatnya suatu pemikiran untuk sekelompok orang yang
memedominya.
B. Objek Filsafat
- Objek material. Objek material filsafat merupakan sasaran kajian filsafat; yakni segala yang “ada”, konkrit-abstrak, maujud-tidak maujud; materiil-immateriil; phisik-non phisik; manifest-laten.
- Objek Formal. Objek formal filsafat adalah sudut pandang kefilsafatan dalam mengkaji objek materialnya itu, misalnya dari sudut ontologi (hakikat ada), epistimologi (hakikat pengetahuan), aksiologi (filsafat nilai) dll
Proses dan Dimensi Filsafat
Proses
berfilsafat bermula dari apa yang terjadi kemudian bagaimana itu
terjadi dan lebih dalamnya adalah mengapa itu terjadi (what-how-why).
Filsafat mamiliki dua dimensi yaitu dimensi proses dan dimensi
hasil/filosofi.
C. Ciri-Ciri Berfikir Filsafat
Berfikir filsafat merupakan dimensi filsafat sebagai proses. Berfilsafat adalah kegiatan berfikir atau merenung, memiliki beberapa ciri:
- Kritis. Senantiasa mempertanyakan sesuatu
- Radikat. Mendalam; sampai ke akar-akarnya
- Konseptual. Generalisasi dan abstraksi dari berbagai pengalaman khusus
- Koheren. Runtut; konsisten; tidak acak; tidak kacau; dan tidak fragmentaris
- Rasional. Sesuai dengan nalar; hubungan logis antar bagian-bagian
- Komprehensif. Menyeluruh; tidak parsial; tidak fragmentaris
- Universal. Berlaku dimanapun; kapanpun; dalam situasi bagaimanapun
- Spekulatif. Kebenarannya bersifat dugaan, tapi rasional
- Sistematis. Ada hubungan abtar unsur; keseluruhan runtut
- Bebas. Tidak terkekang; kreatif
Filsafat adalah alat untuk mencapai kebenaran sejati tapi tidak semua kebenaran dapat difilsafati Contohnya
Agama, karena kebenaran hanyalah Tuhan yang sepenuhnya tahu semua tapi
Agama dapat dilogika atau dinalarkan (beberapa aspek)
Komprehensif VS Koheren
Komprehensif adalah keseluruhan tentang suatu hal-hal menurut bagian-bagian yang berbeda. Sedangkan koheren lebih runtut.
D. Sifat-sifat Dasar Filsafat
- Mempunyai tingkat keumuman yang tinggi
- Tidak faktawi (mendasarkan pada fakta-fakta)
- Berkaitan dengan nilai
- Mencengangkan, bermula dari rasa heran, kekurangan bukti-bukti, kontemplasi (merenung)
- Implikatif. Memunculkan pertanyaan-pertanyaan baru karena jawaban yang diperoleh tidak pernah pernah final (memuaskan)
- Berkaitan dengan makna
E. Metode Filsafat
- 1). Metode Analisis
Yaitu
melakukan perincian terhadap istilah-istilah atau pernyataan-pernyataan
ke dalam bagian-bagiannya agar dapat menangkap makna yang dikandungnya.
Memahami komponen terlebih dahulu kemudian menguraikan komponen
- 2). Metode Sintesis
Yaitu melakukan penggabungan semua pengetahuan yang diperoleh untuk menyusun suatu pandangan dunia. Metode ini kebalikan dari Analisis. Bukan dari sesuatu yang bulat, tapi dari serpihan atau bagian-bagian untuk mengambil suatu kesimpulan atau pemahaman yang utuh. Mikro cosmos: bentuknya tidak kasat mata. Contohnya: literature tentang spiritualisme-dunia kecil dalam diri kita. Pola tesis, antitesis, oleh Hegel disebut dialektika Hegel yang merupakan dialektika Matrealis. Contoh
o Tesis : Borjuasi
o Antitesis : Ploretarian
o Sintesis : non class society (masyarakat tanpa kelas)
- 3). Metode Analitiko-sintesis
Adalah
penggabungan antara motode analisis dan sintesis dengan melakukan
perincian terhadap istilah atau pernyataan, kemudian mengumpulkan
kembali suatu istilah atau pengetahuan itu untuk menyusun suatu rumusan
umum.
- 4). Metode Dialog Sokrates
Yaitu dialog antara dua pendirian yang berbeda. Metode dasar untuk penyelidikan filsafat adalah metode dialog Sokrates.
F. Perangkat Metode Filsafat
Perangkatnya
adalah logika yaitu cara-cara atau aturan-aturan berfikir untuk
mencapai kesimpulan setelah didahului oleh premis. Logika dibagi dua,
yaitu:
- 1). Logika Deduktif
Berangkat dari pernyataan umum yang
tidak dipertanyakan lagi (dalil) untuk memperoleh kesimpulan khusus.
Pembuktian logika deduktif dijelaskan dalam silogisme kategoris, terdiri
dari tiga (3) pernyataan:
- Premis mayor
- Premis minor
- kesimpulan
- 2. Logika Induktif
Penarikan kesimpulan yang berasal dari pernyataan-pernyataan khusus. Keberadaan dari kesimpulan induktif bersifat riteria y .
G. Aliran Filsafat
Aliran Filsafat (aspek Geo-kultur)
- 1). Barat
Berkembang
dari tradisi falsafi orang Yunani Kuno dan dipelajari secara akademis
di Eropa dan daerah-daerah jajahannya. Dalam tradisi filsafat Barat,
dikenal adanya pembidangan dalam filsafat yang menyangkut tema tertentu.
Tema-tema itu adalah: riteria, riteria y, dan aksiologi. Tema
pertama adalah ontologi.
Ontologi membahas tentang masalah
“keberadaan” sesuatu yang dapat dilihat dan dibedakan secara empiris
(kasat mata), misalnya tentang keberadaan alam semesta, makhluk hidup,
atau tata surya. Tema kedua adalah epistemologi. Epistemologi adalah
tema yang mengkaji tentang pengetahuan (episteme secara harafiah berarti
“pengetahuan”). Epistemologi membahas berbagai hal tentang pengetahuan
seperti batas, sumber, serta kebenaran suatu pengetahuan. Tema ketiga
adalah aksiologi, yaitu tema yang membahas tentang masalah nilai atau
norma sosial yang berlaku pada kehidupan manusi.
Filsafat Barat terbagi :
- Klasik. Tokohnya : Thales, Socrates, Plato, Aristoteles, dyl
- Pertengahan. Tokohnya : Thomas Aquino
- Modern. Yaitu pada jaman RenaisanceTokohnya : Descartes, Leibniz, Pascal, Spinoza, Hobbes, dll
- Kontemporer. Tokohnya : Foucault Camus, Sartre, Hubermas, Heidegger, dsb
- 2). Timur
Berkembang
di Asia, (khususnya di India dan Tiongkok) dan daerah-daerah lain yang
pernah dipengaruhi budayanya. Satu cirinya khasnya kedekatan hubungan
filsafat dengan agama.
- 3). Timur Tengah
Ahli waris tradisi filsafat
Barat. Orang-orang Arab/Islam (juga beberapa orang Yahudi) yang
menaklukkan daerah sekitar Laut Tengah, menjumpai kebudayaan Yunani
dengan Tradisi falsafi mereka.
Masih ada (2) dua pembagian filsafat jika dilihat dari sudut pandang berbeda, yaitu:
- 1). Filsafat Islam
Filsafat
Islam bukanlah filsafat Timur Tengah. Bila memang disebut ada beberapa
nama Yahudi dan Nasrani dalam filsafat Timur Tengah, dalam filsafat
Islam tentu seluruhnya adalah muslim. Ada perbedaan besar antara
filsafat Islam dengan filsafat lain. Pertama, meski semula filsuf-filsuf
muslim klasik menggali kembali karya filsafat Yunani terutama
Aristoteles dan Plotinus, namun kemudian menyesuaikannya dengan ajaran
Islam. Kedua, Islam adalah agama tauhid. Maka, bila dalam filsafat lain
masih ‘mencari Tuhan’, dalam filsafat Islam justru Tuhan ‘sudah
ditemukan.’
2). Filsafat Kristen
Filsafat Kristen mulanya disusun
oleh para bapa gereja untuk menghadapi tantangan zaman di abad
pertengahan. Saat itu dunia barat yang Kristen tengah berada dalam zaman
kegelapan (dark age). Masyarakat mulai mempertanyakan kembali
kepercayaan agamanya. Filsafat Kristen banyak berkutat pada masalah
riteria dan filsafat ketuhanan. Hampir semua filsuf Kristen adalah
riteria atau ahli masalah agama. Sebagai contoh: Santo Thomas Aquinas,
Santo Bonaventura, dsb.
Aliran Filsafat
Beberapa aliran filsafat oleh filusuf antara lain:
- 1). Materialisme
Adalah
aliran filsafat yang menyatakan bahwa tidak ada hal yang nyata kecuali
materi. Pikiran dan kesadaran adalah hanya penjelmaan dari materi dan
dapat dikembalikan pada unsure-unsur fisis. Tokoh aliran ini antara lain: Demokritos (460-370 SM), Thomas Hobbes (1588-1679)
- 2). Rasionalisme
Aliran rasionalisme berpendapat bahwa semua pengetahuan bersumber pada akal piker atau ratio. Tokoh-tokohnya adalah Rene Descartes (159-1650), Spinoza (1632-1677), Leibniz (1646-1716)
- 3). Empirisme
Empirisme
adalah aliran yang berpendirian bahwa semua pengetahuan manusia
diperoleh melalui pengalaman indera dari alam empiris selanjutnya
terkumpul dalam diri manusia sehingga menjadi pengalaman. Tokoh-tokoh empiris antara lain: John Locke (1632-1704), David Hume (1711-1776)
- 4). Pragmatisme
Aliran
ini tidak mempersoalkan tentang hakikat pengetahuan tapi mempertanyakan
tentang pengetahuan dengan manfaat dan guna dari pengetahuan tersebut. Tokoh aliran ini adalah C. S. Pierce (1839-1914), William James (182-1910)
- 5). Hedonisme
Aliran ini menyatakan bahwa kebahagiaan yang didasarkan pada suatu kenikmatan merupakan suatu tujuan dari tindakan manusia. Aliran ini dihidupkan Jeremy Bentham pada akhir abad 18
- 6). Utilatianisme
Aliran
ini menyatakan bahwa tindakan yang baik adalah tindakan yang
menimbulkan jumlah yang sebanyak-banyaknya kenikmatan atau kebahagiaan
dalam dunia. Aliran ini dikembangkan oleh Bentham dan Mill bersaudara
Tambahan Materi
Berdasarkan
objek material dan formal filsafat maka lingkup pengertian filsafat
menjadi sangat luas. Bidang lingkup pengertian filsafat antara lain:
(Drs. Kaelan, 2002: 7-9)
- 1). Filsafat sebagai suatu kebijaksanaan yang rasional dari segala sesuatu
Filsafat
sebagai suatu kebijaksanaan yang rasional tentang segala sesuatu
tertentu dalam kaitannya dengan hidup manusia. Manusia dalam hidupnya
senantiasa menghadapi berbagai macam problema hidup.
- 2). Filsafat sebagai suatu sikap dan pandangan hidup
Dalam
menyelesaikan permasalahan, manusia harus berdasarkan sikap dan
pandangan hidunya. Oleh karena itu manusia harus harus memiliki
prinsip-prinsip sebagai suatu sikap dan pandangan hidup agar tidak
terombang-ambing, mendalam, kritis dan terbuka.
- 3). Filsafat sebagai suatu kelompok persoalan
Persoalanpersoalan
manusia dalam hidup memerlukan jawaban. Namun tidak semua persoalan
manusia dikatakan filsafat. Persolan manusia yang termasuk dalam lingkup
filsafat adalah bersifat fundamental, mendalam, hakiki serta memerlukan
jawaban yang mendalam hakiki sampai pada tingkat hakikatnya.
- 4). Filsafat sebagai suatu kelompok teori dan sistem pemikiran
Filsafat dalam pengertian ini mengacu kepada suatu hasil atau teori yang dihasilkan oleh para filsuf.
- 5). Filsafat sebagai suatu proses kritis dan sistematis dari segala pengetahuan manusia
Filsafat berupaya untuk meninjau secara kritis segala pengetahuan manusia terutama ilmu pengetahuan yang berkembang dewasa ini.
- 6). Filsafat sebagai usaha untuk memperoleh pandangan yang komprehensif
Menurut
para ahli filsafat spekulatif, tujuan filsafat adalah berupaya
menyatu-padukan hasil-hasil pengalaman manusia dalam bidang keagamaan,
etika derta ilmu pengetahuan yang dilakukan secara menyeluruh. Pemecahan
masalah dengan cara berfikir yang khas menghasilkan himpunan
pengetahuan khas juga dan kemudian berfungsi ganda bagi manusi yang
berfilsafat, yaitu merupakan umban balik dalam menghadapi dan
mengusahakan pemecahan masalah secara memuaskan.
Pengertian filsafat dari filsuf dapat disederhanakan menjadi dua pemikiran pokok, yaitu: (Drs. Kaelan, 2002: 10-11)
- 1). Filsafat sebagai produk
Pengertian
filsafat yang mencakup arti-arti filsafat sebagai jenis pengetahuan,
ilmu, konsep dari para filsuf pada zaman dahulu, teori riter atau
tertentu yang merupakan hasil dari proses berfilsafat dan yang mempunyai
cirri-ciri tertentu.
Filsafat sebagai suatu jenis problema yang
dihadapi manusia sebagai hasil aktivitas berfilsafat dengan rite-ciri
khas tertentu sebagai suatu hasil kegiatan berfilsafat dan pada umumnya
proses pemecahan masalah filsafat ini diselesaikan dengan kegiatan
berfilsafat sebagai proses yang dinamis.
- 2). Filsafat sebagai suatu proses
Filsafat
diartikan dalam bentuk suatu aktivitas berfilsafat dengan menggunakan
suatu cara dan metode tertentu yang sesuai dengan objek permasalahannya.
Filsafat merupakan suatu riter pengetahuan yang dinamis tidak hanya
sekumpulan dogma yang hanya diyakini, ditekuni dan dipahami sebagai
suatu riter nilai tertentu tetapi lebih merupakan suatu aktivitas
berfilsafat, suatu proses yang dinamis dengan menggunakan suatu cara dan
metode tersendiri.
Analisis Abstraksi (Drs. Kaelan, 2002: 20-21)
Segala
sesuatu di alam semesta ini pada intinya memiliki kuantitas, yaitu
luas, bentuk berat serta jumlah. Kualitas, yaitu segala suatu yang
melekat pada segala sesuatu. Selain itu, segala benda dan makluk hidup
tidak berada secara sendirinya melainkan bersama-sama dengan benda-benda
lainnya yang senantiasa mengelilinginya. Maka dalam hubungannya dengan
benda-benda atau segala sesuatu yang lain terdapat aksidensia antara
lain aksi, yaitu menyangkut perubahan segala sesuatu yang ada dari yang
mungkin terjadi. Passi, menyangkut penerimaan perubahan yang dikatkan
oleh suatu hal atau benda lain. Relasi, dimana setiap dalam hubungannya
memiliki causa serta akibat.Tempat, segala sesuatu di alam semesta
mengambil ruang. Waktu, segala sesuatu senantiasa berada dalam suatu
waktu tertentu. Keadaan, bagaimana sesuatu iru ada peda tempatnya. Dan
kedudukan, yaitu bagaimana sesuatu itu berada di samping benda atau
sesuatu lain.
Proses analisis abstraksi dilakukan dengan menyisihkan
setingkat demi setingkat aksidensia kemudian sampailah pada pengertian
benda atau sesuatu itu sendiri memiliki kualitas dan kuantitas itu
disingkirkan maka sampailah pada suatu inti yang terdalam yaitu
substansi atau disebut hakikat segala sesuatu yang sifatnya tetap.
Cabang-cabang Filsafat (Drs. Kaelan, 2002: 22-35)
Filsafat
timbul karena adanya persoalan-persoalan yang dihadapi manusia. Maka
muncullah cabang-cabang filsafat sesuai dengan pemikiran dan problema
yang dihadapi oleh manusia. Cabang-cabang filsafat yang tradisional
terdiri atas logika, metafisika, epistemology dan etika. Namun demikian
berangsur-angsur berkembang sejalan dengan persoalan yang dihadapi oleh
manusia. Cabang-cabang filsafat yang pokok antara lain :
- 1. Metafisika
Yang
berkaitan dengan persoalan tentang hakikat yang ada (segala sesuatu
yang ada). Persoalan metafisika dapat diperinci menjadi tiga persoalan,
yaitu riteria membahas tentang sifat dasar dari kenyataan yang
terdalam, kosmologi membahas tentang hakikat alam semesta sebagai suatu
riter yang teratur dan antropologi yang membahas bagaimana hakikat
perbedaan makluk hidup manusia dengan makhluk hidup lain.
Aliran
dalam Metafisika antara lain dari segi kwantitas adalah monisme dengan
tokohnya Thales (625-545), Anaximander (610-647), dan Anaximenes
(585-528). Dualisme oleh Plato (428-348 SM), Rene Descartes (1596-1650),
Leibniz (1946-1716), Leibniz (1946-1716) dan Immanuel Kant (1724-1804).
Pluralisme oleh Empedokles (490-430SM), dan Anaxagoras (500-428 SM).
Dari segi kwalitas antara lain Spiritualisme, tokohnya Plato dan Leibniz
serta aliran materialism. Dari segi proses, yaitu Mekanisme oleh
Leucippus dan Demokritus, serta Republik Descartes. Telelogis oleh Plato
dan Aristoteles. Vitalisme tokohnya Hans Adolf Edward Driesch
(1867-1940) dan Bergson (1859-1941).
- 2. Epistemologi
Yang
berkaitan dengan persoalan hakikat pengetahuan, yaitu tentang sumber,
watak, dan kebenaran pengetahuan. Aliran-aliran dalam bidang pengetahuan
antara lain Rasionalisme oleh Rene Descartes, Spinoza dan Leibniz.
Empirisme oleh John Locke dan David Hume. Realisme tokohnya Aristoteles
George Edward Moore dan Bertand Russell. Kritisme oleh Immanual Kant.
Positivism dengan tokoh August Comte. Skeptisisme oleh Rene Descrates.
Pragmatime oleh C.S Pierce dan William James.
- 3. Metodologi
Yang
berkaitan dengan persoalan hakikat metode ilmiah. Hal ini sangat penting
dalam ilmu pengetahuan terutama dalam proses perkembangannya.
- 4. Logika
Yang berkaitan dengan persoalan penyimpulan
- 5. Etika
Yang
berkaitan dengan persoalan moralitas tentang pertimbangan-pertimbangan
tindakan-tindakan baik dan buruk, susila dan tidak susila, etis dan
tidak etis dalam hubungan antar manusia. Etika dapat dikelompokkan
menjadi tiga macam, yaitu etika riteria , etika deduktif, dan
metaetika.
Aliran-aliran dalam bidang etika antara lain adalah
Idealisme atau yang disebut Idealisme Etis oleh Immanuel Kant. Etika
riteria misalnya Utilitarisme. Hedonisme oleh Jeremy Bentham.
Utilatianisme oleh Bentam dan Mill bersaudara. Intuisionisme,
tokoh-tokohnya H.A Prichard E.F Carrit dan W.D Ross.
- 6. Estetika
Yang
berkaitan dengan persoalan keindahan, membicarakan tentang definisi,
susunan dan peranan keindahan terutama dalam seni. Filsafat berkembang
sesuai dangan perkembangan peradaban manusia, ilmu pengetahuan, dan
teknologi. Cabang-cabang filsafat yang beru atau yang disebut filsafat
khusus antara lain Filsafat hukum yang membahas hakikat hokum, filsafat
bahasa tentang hakikat bahasa, filsafat social yaitu membahas tentang
hakikat hubungan atau interaksi manusia dalam masyarakat, filsafat ilmu
yaitu membahas tentang hakikat ilmu pengetahuan, filsafat politik
membahas tentang hakikat mesyarakat dan Negara dengan segala aspeknya,
filsafat kebudayaan yaitu membahas tentang hakikat kebudayaan, filsafat
lingkungan membahas tentang hakikat hugbungan manusia dengan
lingkungannya, dll.
Hubungan Filsafat dengan Ilmu Pengetahuan dan Agama
Ilmu
filsafat bukanlah suatu ilmu praktis, bukan ilmu terapan. Semua ilmu
pengetahuan memiliki rite-ciri ysiyu mrmiliki objek, metode,
sistematis, dan riteria kebenaran yang universal.ilmu filsafat bersifat
reflektif. Sedangkan ilmu-ilmu yang lain hanya membahas objek ilmu
tersebut namun tidak pernah mempertanyakan dirinya sendiri. Baik
filsafat maupun ilmu merupakan pengetahuan manusia. Keduanya berpangkal
pada akal manusia untuk mencapai kebenaran. Keduanya memiliki
syarat-syarat ilmiah. Merupakan suatu system pengetahuan manusia yang
bersifat rasional dan sistematis. Perbedaannya adalah filsafat merupakan
induk ilmu pengetahuan, filsafat bersifat spekulatif. Ilmu hanya
menjelaskan fakta terutama fakta empiris sedangkan filsafat memahami,
menginterpletasikan dan menafsirkan fakta secara rasional. Filsafat
membahas objek secara menyeluruh baik meliputi gejala empiris maupun
nonempiris, adapun ilmu hanya membahas gejala-gejala empiris saja dan
bersifat khusus.
Hubungan dan perbedaan antara filsafat dan agama
adalah baik agama maupun filsafat merupakan suatu usaha untuk
mendapatkan suatu kebenaran yang hakiki melalui kegiatan akal budinya
dengan segala kemampuan batiniyah. Namun filsafat berpangkal tolak pada
akal budi beserta seluruh potensi batiniah manusia. Adapun agama
kebenarannya bersumber pada wahyu Tuhan, manusia hanya menerima dengan
suatu iman dan ketaqwaan. Agama hanya mampu dipahami dengan hukum Tuhan.
Filsafat dalam memperoleh kebenaran hakiki adalah dengan cara
mempertanyakan dan mempermasalahkan segala hal yang dihadapi manusia,
kemudian diupayakan pemecahan dengan segala kemampuan akal budinya.
Sedangkan agama berbeda, untuk sampai pada kebenaran hakiki maka manusia
tidak dibenarkan untuk mempermasalahkan, mempertanyakan dan meragukan
kebenaran yang diwahyukan Tuhan lewat utusannya. Dengan demikian agama
harus berangkat dari kepercayaan, keimanan dan ketaqwaan manusia.