<Teks Khutbah Jumat Yang Mengharukan: Tentang Kebajikan dan Kejahatan> Alhamdulillah, kita bersyukur ke khadirat Allah SWT.yang mana atas rahmat dan izin-Nya jualah, sehingga dapatlah pada hari ini, kembali kita bersama-sama berhimpun di majelis Jum’at yang terhormat ini guna melaksanakan serangkaian ibadah Jum’at di masjid yang suci dan mulia ini.
Kaum Muslimin Rahimakumullah!
Sebagai seorang Muslim, kita tentunya menyadari bahwa manusia tercipta hanyalah untuk mengabdi dan berbakti kepada Allah SWT. Hal ini seiring dengan firman Allah SWT. :“Dan tidaklah Aku menjadikan Jin dan Manusia melainkan supaya mereka berbakti kepada-Ku”.
Salah satu upaya sekaligus wujud nyata dari mengabdi kepada Allah SWT adalah berbuat kebajikan (al-ma’ruf). Mengerjakan kebajikan, tentu tidak sebatas kegiatan-kegiatan yang bersifat ibadah ritual semata, tetapi berbuat kebajikan juga termasuk perbuatan-perbuatan amal shaleh serta segala perbuatan, sikap dan tindakan yang baik atau mendatangkan kebaikan kepada orang lain atau masyarakat, sehingga dalam pengertian ini, mengesampingkan atau membuang duri yang bertabur di tengah jalan dengan maksud agar orang lain yang akan lewatnanti tidak terkena durinya, juga termasuk perbuatan kebajikan.
Baca Juga=>Cara Meraih Hidup Bahagia Dunia Akhirat dalam Islam
=>Teks Khutbah Jumat Singkat: Shalat Adalah Tiang Agama
=>Hukum Mempercayai Ramalan dalam Islam
=>Teks Khutbah Jumat Tentang Balasan dari Kesombongan
Di dalam Al-Qur’an ditemukan lebih dari dari 400 kali perkataan yang menyuruh kita agar berbuat kebajikan. Bahkan salah satu fungsi Nabi dan Rasul yang diutus Allah ke permukaan bumi ini adalah untuk menyampaikan dan mengajak ummat manusia agar gemar berbuat kebajikan.
Firman Allah SWT. :
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ
“Dan orang-orang Mu’min, laki-laki dan wanita, sebagian mereka (adalah) penolong bagi sebagian yang lain” (QS. At-Taubah ayat 71).
“Dan orang-orang Mu’min, laki-laki dan wanita, sebagian mereka (adalah) penolong bagi sebagian yang lain” (QS. At-Taubah ayat 71).
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ
“Tolong-menolonglah kamu dalam berbuat kebajikan dan taqwa” (QS.Al-Maidah ayat 2)
“Tolong-menolonglah kamu dalam berbuat kebajikan dan taqwa” (QS.Al-Maidah ayat 2)
Baca Juga=>Teks Khutbah Jumat Makna Sebuah Cita Cita
=>Materi Khutbah Jumat: Keberadaan Ruh Setelah Meninggal Dunia
=>Khutbah Jumat: Syirik Penyebab Kerusakan dan Bahaya Besar
=>Khutbah Jumat: Menggapai Derajat Tertinggi Manusia
=>Khutbah Jumat: Syirik Penyebab Kerusakan dan Bahaya Besar
=>Khutbah Jumat: Menggapai Derajat Tertinggi Manusia
Kaum Muslimin Rahimakumullah!
Perbuatan kebajikan, hasilnya tidak saja dirasakan oleh kita selama hidup didunia ini, tetapi juga perbuatan kebajikan akan menolong kita dari siksa Allah di akhirat kelak. Orang-orang yang gemar berbuat kebajikan, baginya selalu tercurah ni’mat Allah yang dapat dijadikan suluh penerang bagi kehidupannya dan mampu menunjukkan jalan yang lurus. Selain itu juga, perbuatan kebajikan merupakan gambaran akhlak yang mulia. Sebab orang yang berbuat kebajikan cenderung berhati mulia, penyantun dan rendah hati.
Baca Juga=>Hukum Tawassul Menurut Syariat Islam
=>Khutbah Idul Fitri: Meneguhkan Islam Rahmatan Lil 'Aalamin
=>Pernikahan dalam Perspektif Hukum Islam
=>Kewajiban Menuntut Ilmu dalam Al Quran
Apabila seseorang mengerjakan kebajikan, maka nilai kebajikannya diganjar oleh Allah SWT dengan ganjaran yang berlipat ganda. Ini tentunya tergantung kadar keikhlasan pelakunya. Juga kadar manfaat yang dirasakan oleh orang lain. Ada kalanya satu berbanding sepuluh, satu berbanding tujuh puluh satu berbanding seratus, bahkan satu berbanding tujuh ratus.
Firman Allah dalam Al-Qur’an :
فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَيُوَفِّيهِمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدُهُمْ مِنْ فَضْلِهِ
“Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, nanti akan dibayar cukup oleh Tuhan pahalanya, serta ditambah lagi dengan beberapa karunia-Nya yang lain (QS. An-Nisa ayat 173).
“Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, nanti akan dibayar cukup oleh Tuhan pahalanya, serta ditambah lagi dengan beberapa karunia-Nya yang lain (QS. An-Nisa ayat 173).
وَمَنْ يَقْتَرِفْ حَسَنَةً نَزِدْ لَهُ فِيهَا حُسْنًا
“Dan siapa yang mengerjakan kebajikanakan Kami tambahkan baginya kebajikan pada kebaikannya itu” (QS. Asy-Syuura ayat 23).
“Dan siapa yang mengerjakan kebajikanakan Kami tambahkan baginya kebajikan pada kebaikannya itu” (QS. Asy-Syuura ayat 23).
Ma’aasyiral Muslimin Sidang Jum’at yang dirahmati Allah SWT!
Disamping perbuatan kebajikan, terdapat pula perbuatan kejahatan. Perbuatan kejahatan tidak saja merugikan dirinya sendiri, tetapi juga sering merugikan orang lain. Seseorang yang melakukan perbuatan kejahatan, pasti tidak akan merasakan ketenangan. Ia telah menyiksa hatinya sendiri, jiwanya dikukung oleh kecemasan dan ketakutan.
Perbuatan kejahatan yang dikerjakan oleh seseorang, nilai ganjarannya seimbang. Maksudnya, setiap kejahatan dibalas satu siksaan. Bila kejahatannya berat, maka berat pula siksanannya. Bila kejahatannya ringan, maka ringan pula siksaannya.
Orang yang selama hidupnya selalu diliputi oleh perbuatan jahat, dilukiskan oleh Allah laksana malam yang gelap gulita, tak ada cahaya sedikitpun. Bagi mereka tak lain hanyalah siksaan yang teramat pedih.
Firman Allah SWT. :
وَالَّذِينَ كَسَبُوا السَّيِّئَاتِ جَزَاءُ سَيِّئَةٍ بِمِثْلِهَا وَتَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ۖ مَا لَهُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ عَاصِمٍ ۖ كَأَنَّمَا أُغْشِيَتْ وُجُوهُهُمْ قِطَعًا مِنَ اللَّيْلِ مُظْلِمًا ۚ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan (mendapat) balasan yang setimpal dan mereka ditutupi kehinaan. Tidak ada bagi mereka seorang pelindungpun dari (azab) Allah, seakan-akan muka mereka ditutupi kepingan-kepingan malam yang gelap gulita. Mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (QS. Yunus ayat 27).
“Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan (mendapat) balasan yang setimpal dan mereka ditutupi kehinaan. Tidak ada bagi mereka seorang pelindungpun dari (azab) Allah, seakan-akan muka mereka ditutupi kepingan-kepingan malam yang gelap gulita. Mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya” (QS. Yunus ayat 27).
Kaum Muslimin Rahimakumullah!
Selama kita masih berada di permukaan bumi ini, selama itu pula kita selalu berhadapan dengan dua alternatif ini, perbuatan baik dan perbuatan jahat. Keduanya saling menawarkan jasa dan masing-masing punya sponsor. Sponsor perbuatan baik adalah malaikat dan hati, sedangkan sponsor perbuatan jahat adalah syetan dan hawa nafsu. Pengaruh keduanya sama-sama kuat. Hanya kitalah yang menyudahinya, dengan berbekal akal pikiran, agama dan hati nurani yang dalam, kita akan mampu mempertimbangkan, kita akan mampu memilih dan memilah, apakah kita memilih yang baik, atau mengambil yang jahat.
=>Materi Khutbah Jumat: Tiga Perumpamaan Sifat Manusia dlm Alquran
=>Khutbah Jumat: Tauladan Sifat Kerasulan bagi Aparatur Negara
=>Pendekatan Fiqih dalam Studi Islam
=>Khutbah Jumat: Tauladan Sifat Kerasulan bagi Aparatur Negara
=>Pendekatan Fiqih dalam Studi Islam
Setiap kita dianugerahi oleh Allah berupa hati dan nafsu. Konon dikatakan bahwa di setiap hati manusia terdapat malaikat yang selalu membisikkan kebajikan. Sedangkan pada nafsu manusia bertengger iblis atau syetan yang selalu membisikkan kejahatan. Dikatakan pula bahwa setiap suara hati yang muncul pertama kali merupakan bisikan malaikat, sedangkan suara hati yang berikutnya, merupakan suara hati yang sudah dipengaruhi oleh nafsu dan bisikan syetan.
Coba saja kalau kita renungkan dan telusuri bersama, misalnya pada saat menjelang subuh. Ketika kita enak-enaknya tidur, tiba-tiba terdengar suara adzan di sebuah masjid atau surau. Seketika kita terbangun, dan pada saat terbangun itulah, muncul suara hati kita yang pertama. Apa bunyi suara hati kita ketika mendengar adzan tersebut?,“waktu shalat subuh tiba”
Kalimat ini merupakan bisikan malaikat yang mengingatkan kita bahwa shalat subuh sudah sampai. Namun, begitu suara hati yang pertama selesai, tiba-tiba muncul lagi suara hati yang kedua dan seterusnya, yang cenderung menyanggah atau berusaha mencegah kita untuk berbuat baik atau melakukan ibadah. Apa bunyi suara hati yang kedua?, “nanti sajalah shalatnya, waktu masih ada, hari masih gelap, dingin” dan berbagai alasan-alasan lainnya yang datang bertubi-tubi, seolah-olah tidak memberikan kesempatan kepada akal pikiran untuk mempertimbangkan.
Di sinilah keberadaan iman seseorang diuji. Apakah dengan imannya, dia mampu menaklukkan bisikan hawa nafsu, atau memperturutkan ajakan hati nurani yang dalam, sehingga ia segera bangun dan mengambil air wudlu, yang selanjutnya mengerjakan shalat subuh, ataukah kita terlena oleh kehangatan selimut, sehingga terus terlelap dalam mimpi-mimpi yang indah, hingga shalat subuh terabaikan.
Contoh lain, ketika kita sedang berjalan-jalan, tiba-tiba terlihat oleh kita sebuah dompet berisi uang tepat berada didepan kita. Pada saat kita melihat dompet tersebut, hati kita akan berkata, “punya siapa ini?”, “dompet ini punya orang lain, jangan diambil, karena dilarang agama”. Begitu suara hati yang pertama selesai, muncul suara hati yang kedua, “ah, lumayan, kebetulan gak ada orang, ambil sajalah”.
Hadirin kaum Muslimin yang dirahmati Allah SWT.
Marilah kita berusaha semaksimal mungkin untuk selalu berbuat kebajikan. Janganlah dicampur adukkan antara yang haq dengan yang bathil. Jika sekiranya kita terlanjur berbuat kejahatan, maka segeralah minta ampun dan bertobat kepada Allah SWT. dan iringilah perbuatan jahat tersebut dengan perbuatan baik. Marilah kita sibukkan diri kita untuk selalu berbuat kebajikan. Sebab kalau tidak, menurut seorang ahli hikmah dikatakan :“Dirimu bila tidak engkau sibukkan dengan kebajikan, maka ia akan menyibukkan kamu dengan kejahatan”.
Firman Allah SWT. :
وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ۚ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
“Dan tidaklah sama perbuatan baik dengan perbuatan jahat. Maka tolaklah kejahatan itu dengan kebaikan (cara-cara yang baik)” (QS. Fushshilat ayat 34).
“Dan tidaklah sama perbuatan baik dengan perbuatan jahat. Maka tolaklah kejahatan itu dengan kebaikan (cara-cara yang baik)” (QS. Fushshilat ayat 34).
Perbuatan kebajikan, sekecil apa-pun, pasti akan diperlihat oleh Allah SWT. Demikian juga perbuatan kejahatan, sekecil apapun, pasti akan diperlihatkan oleh Allah SWT.
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
“Barangsiapa berbuat kebajikan walau sedikit, maka ia akan melihatnya. Dan barangsiapa berbuat kejahatan walau sedikit, tentu ia akan melihatnya pula” (QS. Az-Zalzalah ayat 7 dan 8).
“Barangsiapa berbuat kebajikan walau sedikit, maka ia akan melihatnya. Dan barangsiapa berbuat kejahatan walau sedikit, tentu ia akan melihatnya pula” (QS. Az-Zalzalah ayat 7 dan 8).
Akhirnya, marilah kita bermohon kepada Allah SWT. semoga melalui Teks Khutbah Jumat Yang Mengharukan diberi-Nya kekuatan untuk melakukan amal-amal kebajikan dan dihindarkan-Nya kita dari perbuatan-perbuatan yang jahat.