Syarat Di Kabulkannya Do'a Oleh Allah SWT - Pernah suatu ketika datang seorang arab dusun kepada Rasul. Ia memanggil Rasul dengan panggilan yang tidak biasa, “Hai Muhammad, Tuhan itu jauh atau dekat? Kalau jauh saya akan berteriak memanggilNya, jika dekat saya cukup berbisik saja untuk memanggilNya.” Rasul diam saja tidak langsung menjawabnya. Hingga akhinya turun firman dari Allah QS Al-Baqarah:186, diantara ayat-ayat tentang puasa, “Apabila hambaKu bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka jawablah bahwasanya Aku dekat. Aku akan memenuhi keinginan dan harapan hambaku, apabila ia meminta kepadaku. Maka penuhilah seruan-Ku, berimanlah kepada-Ku, agar mereka sukses dan berhasil.”
Ayat ini memberikan banyak pelajaran bagi kita. Pertama, jika ada seorang anak bertanya tentang Allah SWT, maka hendaklah kita menjawab bahwa Allah SWT itu dekat. Di saat lain disebutkan bahwa Allah SWT lebih dekat dari urat lehermu sendiri. Kedua, bahwa Allah Maha Mengetahui apa yang ada dalam hati setiap hambanya, Allah mengetahui apa yang diinginkan hambanya. Namun hendaklah keinginan itu diwujudkan dalam bentuk do’a dan pengharapan pada Allah swt. Ketiga, jika ingin seruan dan permintaanna dikabulkan oleh Allah, maka hendaknya beriman kepadaNya dan penuhi perintahNya, agar ia berhasil dan sukses.
Allah senang jika manusia banyak meminta kepada-Nya, bahkan ia murka jika manusia malas meminta kepadanya. Manusia yang disukai Allah adalah dia yang banyak meminta pada Allah dan banyak memberi kepada sesamanya. Dalam setiap rangkaian ibadah kita,mulai dari shalat hingga melaksanakan ibdaha haji, seluruhnya mengandung muatan do’a kepada Allah. Rasul mencontohkan untuk selalu mengawal setiap aktivitas keseharian kita dengan senantiasa memanjatkan do’a kepada Allah SWT. Allah mencintai hambanya yang selalu berdo’a.
Saat-saat yang makbul untuk berdo’a diantaranya adalah saat seseorang melaksanakan ibadah haji, saat seseorang sedang melaksanakan ibadah shaum terutama shaum ramadhan, saat seseorang sedang melakukan ibadah di hari jum’at dan saat seseorang sedang berada di sepertiga malam terakhir atau saat-saat melakukan sahur. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa semakin suci suatu tempat, semakin besar kemungkinan dikabulkannya do’a seseorang. Masjid adalah tempat suci yang makbul untuk seseorang berdo’a. Ud’uuniastajiblakum, berdo’alah maka akan Aku kabulkando’amu.Setiap do’a, Allah janjikan untuk dikabulkan. Ada yang dikabulkan secara langsung dan cepat, ada yang ditunda dulu, ada juga yang ditangguhkan hingga akhirat dan dinilai ibadah yang berbuah pahala untuknya.
Dalam riwayat lain disebutkan, bahwa seringkali kita mencintai sesuatu dan menginginkannya, kamu meyakininnya bahwa itu hal yang baik untuknya, padahal hal tersebut tidak baik untuknya. Boleh jadi kamu tidak menginginkan sesuatu, namun Allah tau hal itu baik baginya. Seringkali kita berdo’a, menginginkan sesuatu, dengan Maha Kasihnya Allah tidak mengabulkannya dan Allah menggantinya dengan memberikan hal lain. Yakinlah yang Allah berikan itulah yang sesungguhnya baik bagi kita.
Rasul mengatakan, seringkali do’a yang diminta tidak langsung dikabulkan oleh Allah sebagai bentuk ujian dari-Nya. Hidup adalah ujian. Rasul meriwayatkan, pernah suatu kali Allah memanggil para malaikat. Allah meminta kepada malaikat-malaikat-Nya untuk memberikan ujian pada hamba-Nya agar Allah mengetahui siapa yang paling beriman dan paling kuat keimanannya. Allah tentu mengetahui kualitas iman setiap hambaNya, namun Allah ingin melihatnya melalui bagaimana cara dia menyikapi setiap ujian yang menghampirinya. Itulah mengapa ada do’a yang belum dikabulkan.
Islam mengajarkan, bagaimana do’a yang baik. Rasul mengatakan, do’a yang baik adalah do’a yang dikirimkan untuk orang lain dan orang yang dido’akan itu tidak dirinya sedang dido’akan. Jika orang yang dido’akan tidak tahu dirinya sedang dido’akan, maka ratusan malaikat datang dan mendo’akan hal yang sama bagi orang yang berdo’a tersebut.
Selanjutnya Rasul menjelaskan, do’a yang baik adalah do’a yang diawali dengan memuja dan memuji Allah kemudian bershalawat atas nabi. Itulah adab berdoa yang baik menurut ajaran islam.
Dalam ajaran Islam, ada yang dikenal dengan tawasul dalam hal berdo’a. Tawassul do’a ada tiga macam. Pertama, seseorang merasa akan dikabulkan do’anya melalui tawasul dengan cara melakukan amal kebaikan terlebih dahulu. Do’a yang paling baik adalah yang diawali dengan infaq dan shadaqah. Do’a yang paling baik itu adalah do’a setelah selesai shalat. Do’a yang paling baik adalah ketika sedang berbuka shaum. Do’a yang paling baik adalah ketika setelah bersimpuh kepada ayah dan ibu. Doa yang paling baik itu adalah setelah menyantuni anak yatim. Itulah tawasul dengan amal.
Kedua, tawassul dengan menyebut nama-nama Allah yang baik dan agung yaitu asmaul husna. Diantara sekian banyak nama Allah ada yang disebut ismul a’dhzam, nama yang agung, yang Allah akan malu tidak mengabulkan do’a hambanya jika disebut nama-nama yang agung tadi; Ya Arhamarraahimiin, Ya Dzaljalaaliwaliqram, Yaa Hayyu Yaa Qayyum, Ya Allahu Yaa Ahad, Ya Allahu Yaa Shamad Lam yalid wa lam yuulad. Itulah nama-nama agung Allah.
QS Al-A’raf memberikan sebuah panduan tentang do’a yang baik, yaitu do’a yang dipanjatkan dengan penuh kesungguhan, kekhusyu’an, dan penuh harapan. Karena itu do’a menjadi tidak baik jika disertai dengan kesombongan dan buruk sangka kepada Allah. “Sesungguhnya Aku akan menentukan iradahku, tergantung dugaan-dugaan manusia terhadap-Ku.” Maka, berhusnuzhan kepada Allah adalah menjadi syarat akan dikabulkannya do’a tersebut.