Filsafat Pra-Socrates dan Kelahiran Mazhab Milesian

PENDAHULUAN 
1. Latar Belakang
Banyak orang berangapan bahwa filsafat sukar dan susah untuk dipelajari. Pelajaran tentang Filsafat banyak kita jumpai di berbagai Universitas. Yang materinya susah untuk di baca dan sukar untuk di mengerti, namun susah dan sulitnya itu masih dapat kita dipelajari, banyak faidah mempelajari filsafat diantaranya : agar terlatih berfikir serius, agar mampu memepelajari filsafat agar mungkin menjadi filosof. Filsafat berasal dari seorang ilmuwan yang terkenal yaitu Thales, ia mengatakan bahwa “segala sesuatu itu terbuat dari air”. Thales adalah sosok legendaris pada masa hidupnya. Thales sangat terkenal karena bisa meramalkan terjadinya gerhana yang menurut para Astronom memang terjadi, bukti lain, menunjukan bahwa aktivitas Thales paling tepat jika di tempatkan pada periode ini.

Banyak pemikiran-pemikiran dari ilmuwan yang pemikirannya masih digunakan sampai sekarang. Misalnya menurut Aristoteles, Thales berpendapat bahwa “air adalah subtansi dasar yang membentuk segala hal lainnya”, dan ia mengatakan bahwa “bumi terapung di atas air. Berdasarkan penuturan Aristoteles, Thales juga mengatakan bahwa “magnet memiliki jiwa karena bisa mengerakan besi”. Dan masih banyak lagi argumen-argumen untuk membuktikan bahwa segala sesuatu terbuat dari air, misalnya Anaximander yang memiliki argumen bahwa untuk membuktikan subtansi asali bukan air atau unsur lain.
2. Rumusan masalah
  1. Bagaimana cara mempelajari Filsafat ? 
  2. Bagaimana  sejarah mazhab Milesian pada masa Yunani ?
PEMBAHASAN
A. Cara Mempelajari Filsafat
Filsafat adalah buah pikiran Filosof dan pertama yang perlu kita ketahui bahwa isi Filsafat sangat amat luas, fisafat yaitu segala yang ada dan mungkin ada. Dalam pengertian lain Filsafat adalah cabang pengetahuan yang tertua.

Ada tiga macam cara mempelajari  Filsafat :
  1. Metode Sistematis berarti pelajar menghadapi karya Filsafat, misalnya mula-mula pelajar menghadapi teori pengetahuan yang terdiri dari atas beberapa cabang ilmu Filsafat.
  2. Metode Historis digunakan bila para pelajar mepelajari Filsafat dengan cara mengikuti sejarahnya, jadi sejarah pemikiran.
  3. Metode Kritis digunakan oleh mereka dan mempelajari Filsafat tingkat Intensif, dan setidaknya pelajar telah memiliki banyak pengetahuan tentang Filsafat.
Sebelum mempelajari  lebih dalam tentang sejarah Filsafat, adakalanya kita perlu mengetahui  para Filosofi terdahulu.
  • THALES
Thales (624-546SM), orang Miletus itu, mendapat gelar bapak Filsafat karena dialah yang mula-mula berfisafat, gelar itu diberikan karena ia mengajukan pertanyaan yang amat mendasar.
  • ANAXIMANDER
Anaximander mencoba menjelaskan bahwa Suntansi pertama itu bersifat kekal dan ada dengan sendirinya. Anaximander mengatakan itu udara. Udara merupakan segala sumber kehidupan demikian alasannya.
  • SOCRATES
Ajaranya bahwa semua kebenaran itu relative telah mengoyahkan teori-teori sains yang mapan, mengguncangkan keyakinan agama. Ini menyebabkan kebingungan dan kekacauan dalam kehidupan, inilah sebabnya Socrates harus bangkit.
  • PLATO
Plato merupakan salah seorang murid dan sahabat Socrates, ia memperkuat pendapat gurunya itu, menurut Plato, kebenaran umum (defenisi) itu bukan dibuat dengan cara dialog yang induktif. Seperti pada Socrates, Pengertian umun itu telah tersedia di “sana”  di alam idea, defenisi pada Socrates dapat saja diartikan tidak memiliki realitas.
  • ARISTOTELES
Aristoteles, murid dan juga teman serta guru Plato, adalah mendapatkan pendidikan yang baik sebelum menjadi Filosof, keluarganya  adalah orang-orang yang tertarik dalam kebaikan. Sifat berfikir sainstifik ini besar pengaruhnya pada diri Aristoteles. Oeleh karena itu, Filsafat Aristoteles berbeda dengan warnanya dengan Filsafat Plato : Sisitematis, amat dipengaruhi oleh metode Empiris.
B. Sejarah Mazhab Melisian
Pada perjalanan sejarah filsafat, pertama kali disebutkan bahwa filsafat bermula dari tales, yang mengatakan bahwa segala sesuatu terbuat dari air. Pernyataan demikian itu tidak merangsang minat para pemula yang sedang berupaya meskipun kurang bersungguh-sungguh untuk menghargai filsafat, akan tetapi ada banyak alasan untuk memberikan penghargaan bagi Thales, meski mungkin lebih sebagai ilmuan dari pada sebagai filsuf. Thales adalah warga asli militus, di asia kecil,yang merupakan sebuah kota niaga yang maju.”Di Miletus, pada mulanya rakyat menang dan membunuh para istri dan anak-anak kaum bangsawan, kemudian kaum bangsawan unggul dan membakar lawan mereka hidup-hidup, membumi hanguskan tempat-tempat terbuka di tempat itu dengan oncor yang menyala.”keadaan serupa berlangsung di sebagian kota besar yang ada di yunani,di masa hidup Thales.

Setiap kota-kota, Miletus mengalami pertumbuhan ekonomi dan politik yang amat pesat pada abad ke-7 dan ke-6 SM. Pada mulanya kekuasaan dipegang golongan bangsawan, yang kemudian berangsur-angsur digeser oleh suatu plutokrasi kaum pedagang kerajaan Lydia terletak disebelah timur pesisir kota Yunani. Namun tetap membina hubungan dengan kota-kota itu sampai jatuhnya Nineveh (612 SM) , Namun Lydia malah leluasa untuk mengalihkan perhatian keBarat, Namun Miletus dapat menjaga hubungan baik, terutama dengan Croseus ,raja Lydia terakhir. Juga berlangsung hubungan penting dengan raja Mesir yang bergantung pada tentara bayaran yunani. Pemukiman pertama Yunani di Mesir berupa benteng yang dialami oleh Serdadu Garnisun dari Miletus. Disinilah Jereniah dan bnayak pengungsi Yahudi lainnya mencari suaka karena serbuan Nebuchadrezzar, Mesir memberikan banyak pengaruh pada Yunani, tidak demikian orang Yahudi. Perihal masa hidup Thales, seperti kita saksikan bukti terkuat adalah dia terkenal karena bisa meramalkan terjadinya gerhana menurut para astronom memang terjadi pada tahun 585 SM. Miletus adalah sekutu Lydia dan Lydia memilki hubungan cultural dengan Babylonia, sementara tentara Babylonia sudah menemukan bahwa gerhana berlangsung dalam siklus kira-kira 19 tahun. Mereka dapat meramalkan terjadinya gerhana bulan dengan betul-betul cepat. Dan begitu yang bisa mereka ketahui paling-paling hanyalah pemikiran kasar bahwa pada tanggal sekian atau sekian akan terjadi gerhana dan mungkin inilah yang paling-paling diketahui Thales.

Thales konon pernah melawan ke Mesir dan kemudian menmperkenalkan ilmu geometri keYunani. Yang diketahui orang Mesir mengenai geometri terutama hanyalah hitungan-hitungan, bahwa Thales mampu melakukan pembuktian secara deduktif. Ia telah menemukan bagaimana cara menghitung jarak kedua kapal dilaut berdasarkan observasi yang dilakukan didua tempat didarat. Dan bagaimana memperkirakan tinggi sebuah piramid itu. Banyak rumus geometeri lainnya yang berasal dari Thales,namun rumus-rumus itu agaknya masih keliru. Menurut Aristoteles ,Thales berpendapat bahwa air adalah subtansi dasar yang membentuk segala hal, pernyataan bahwa segala sesuatu terbuat dari air dianggap sebagai hipotesis ilmiah dan sama sekali bukan pendapat yang tolol. Dua tahun yang lalu, sudah diterima pandangan bahwa segala sesuatu terbuat dari hydrogen yang dua pengertiannya adalah air. Bangsa yunani memang kurang cermat dalam membuat hipotesis namun Madzab Milesia setidaknya telah siap melakukan pengujian secara impiris.

Ada banyak kisah legenda tentang Thales namun tiada yang lebih diketahui kecuali sedikit fakta yang telah dikemukakan. Ada beberapa kisah yang diceritakan oleh Aristoteles dalam Politics, “Ia dicemooh karena miskin, yang dianggap menunjukan bahwa  filsafat tak berguna, meski saat itu masih musim dingin ia tahu bahwa akan terjadi panen buah zaitun yang berlimpah ditahun depan. Demikianlah dengan uangnya yang tak seberapa itu ia membayar uang muka untuk menyewa semua alat pengolaan zaitun di Chios. Ketika musim panen tiba dan banyak membutuhkan semua alat itu segera, ia melepaskan dengan harga sesuka hati,dan menghasilkan banyak uang. Jadi ia membuktikan pada dunia bahwa para filsuf bisa kaya dengan gampang jika mereka mau.

Anaximander, filsuf kedua dari Madzab Milesia, yang jauh lebih menarik ketimbang Thales. Masa hidupnya tidak pasti, namun usianya enam puluh empat pada tahun 546 SM, dan ada asalan mengganggap informasi itu mendekati kebenaran. Ia mengatakan bahwa segalanya berasal dari satu subtansi asali, namun subtansi itu bukan air, seperti yang diyakini thales. Sebab Anaximander beranggapan bahwa didunia kita hanyalah salah satu dari banyak dunia subtansi asali itu diubah menjadi berbagai subtansi yang kita kenal dengan subtansi-subtansi itu saling ditransformasikan menjadi subtansi yang satu atau yang lain, ia mengutarakan pernyataan penting dan perlu disimak. “Untuk menjadi sesuatu yang darinya segala sesuatu lainnya meningkatkan diri ,subtansi-subtansi itu harus musnah sekali lagi, bagaimana sudah ditakdirkan, sehingga bisa menyempurnakan dan memasukan satu sama lain berdasarkan ketidak-adilan, sesuai dengan pengaturan waktu.

Gagasan tentang keadilan, baik sifatnya komsis maupun manusiawi, memainkan peranan dalam agama dan filsafat yunani yang tidak sepenuhnya mudah dipahami oleh orang modern, bahkan istilah keadilan yang kita pakai nyaris tak mampu mengungkapkan maksudnya, tetapi sukar untuk menemukan kata lainnya yang lebih memadai. Demikian pemikiran yang diutarakan anaximander : mestinya ada api, tanah, air dalam takaran tertentu di dunia, namun masing-masing unsur itu (yang dikonsepkan oleh dewa) yang terus menerus berupaya memperbesar kerajaannya sendiri tetapi ada semacam keniscayaan atau hukum alam yang senantiasa mengembalikan ke seimbangan; jikalau telah ada api maka umpannya tentu ada abu, yang tak lain adalah tanah. Konsepsi tentang keadilan yakni tidak dilampauinya batas-batas tertentu yang abadi adalah salah satu keyakinan orang yunani yang paling mendalam. Dewa-dewa pun taat kepada keadilan sama persis sebagaimana  manusia, namun kekuatan agung itu pada dirinya sendiri tidak bersifat personal, dan bukan pula tuhan yang maha kuasa.

Anaximander memiliki argumen untuk membuktikan bahwa subtansi asali itu bukan air atau unsur manapun yang dikenal. Jika salah satu suntansi itu bersifas asali maka suntansi itu mengalahkan yang lain. Menurut Aristoteles, Anaxsimander mengatakan bahwa unsu-unsur yang dikenal itu saling beroposisi. Udara bersifat dingin, air basah, dan api panas “dan kerana itu, jika salah satu subtansi itu asali subtansi lain tentu sudah penuh saat ini”. Subtansi asali, dengan demikian harus bersifat netral ditengah perselisihan komsis ini. Anaximander memiliki keingitahuan ilmiah yang besar. Ia konon adaalah orang pertama yang membuat peta. ia berpendapat bahwa bumi itu berbentuk seperti selinder, biasa kita dengar bahwa matahari sama besarnya dengan bumi, atau dua puluh tujuh kali atau dua puluh delapan kali lipat besarnya, selain Anaximander yang berwatak ilmiah dan rasionalistik. Anaximenes, tokoh terakhir dari tri tunggal Milesian, sebenarnya kurang begitu menarik dibandingkan Anaximander, namun ia membuat beberapa kemajuan penting. Masa hidupnya sangat tidak pasti ia jelas muncul setelah Anaximander dan ia jelas sudah dewasa sebelum tahun 494 SM. Menurutnya subtansi yang paling mendasar adalah udara ;api adalah udara yang encer; jika dipadatkan, pertama-tama udara akan menjadi air, dan jika dipadatkan lagi akan menjadi tanah, dan akhirnya menjadi batu. Arti penting teori ini adalah membuat perbedaan berbagai kuantitas suntansi, yang sepenuhnya tergantung pada tingkat kepadatannya. Dan ia pun berpendpat bahwa bumi berbentuk seperti meja bundar, bahwa udara melingkupi segala sesuatu : “bagimana jiwa kita yang tak lain adalah udara, persatukan kita bersama, demikian pula nafas dan udara melingkupi seluruh dunia”. Dikesankan disini bahwa duniapun bernafas.Anaximenes lebih dihormati dari pada anaximander, meskipun hampir seluruh dunia moderen memberikan penilaian yang sebaliknya. Kaum pythagoras sudah berpendapat bahwa bumi berbentuk seperti bola,namun kaum atomis tetap menganut pandangan anaximenes bahwa bumi berbentuk seperti piringan.

Mazhab Milesian penting bukan karena apa yang di capainya,namun karena apa yang di upayakanya. Kemunculannya didorong antara pemikiran Yunani dengan Babilonia dan Mesir. Miletus adalah kota niaga yang makmur, dimana prasangka tahayul dan primitif diperlunak karena pergaulanya dengan berbagai bangsa.

PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya sejarah filsafat berawal dari Thales,ia merupakan seorang filosof yang amat melegenda,berbagai pemikiran-pemikiran telah ia kemukakan,walaupun filsafat Thales memang masih mentah, namun demikian mampu merangsang pemikiran dan obserfasi.Thales memiliki semangat yang tinggi sehingga ia mampu membuktikan bahwa dirinya seorang tokoh filsafat.

Bukan hanya Thales, masih banyak berbagai tokoh-tokoh lainya yang merupakan filosof Tersohor,walaupun sosoknya telah tiada namun pemikiranya sampai sekarang masih ada dan dizaman sekarang pemikiranya amat sangat berguna,buktinya banyak para peneliti yang menggunakan teorinya sebagai penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
v  Bernard,Russel,2007,Sejarah Filsafat Barat,Yogyakarta,Pustaka Pelajar.
v  Tafsir,Ahmad,2009,Filsafat Umum,bandung,Remaja Rosdakarya.


[1] Bernard Russel,sejarah filsafat Barat,Pustaka pelajar.Yogyakarta,cet ke-3,2007.hal.31
[2] Ibid.hal.31
[3] Prof.DR.Ahmad Tafsir,Filsafat Umum,PT.Remaja Rosdakarya.Bandung,2009,hal.20-21.
[4] Ibid.hal.48.
[5] Ibid.hal.48.
[6] Ibid.hal.53.
[7] Ibid.hal.57.
[8] Prof.DR.Ahmad Tafsir,Filsafat Umum,PT.Remaja Rosdakarya.Bandung,2009,hal.59-60.
[9] Bernard Russel,sejarah filsafat Barat,Pustaka pelajar.Yogyakarta,cet ke-3,2007.hal.31.
[10] Bernard Russel,sejarah filsafat Barat,Pustaka pelajar.Yogyakarta,cet ke-3,2007.hal.32.
[11] Ibid.hal.33.
[12] Ibid.hal.34.
[13] Bernard Russel,sejarah filsafat Barat,Pustaka pelajar.Yogyakarta,cet ke-3,2007.hal.34.
[14] Ibid.hal.35.
[15] Bernard Russel,sejarah filsafat Barat,Pustaka pelajar.Yogyakarta,cet ke-3,2007.hal.35-36.
[16] Ibid.hal.36.

Subscribe to receive free email updates: