Aplikasi Iman dan Nilainya Dlm Kehidupan

Aplikasi Iman dan Nilainya Dlm Kehidupan

PENDAHULUAN

Tak diragukan lagi bahwa siapapun ingin hidup bahagia. Masing-masing dalam hidup ini mendambakan ketenangan kedamaian kerukunan dan kesejahteraan. Namun di manakah sebenarnya dapat kita peroleh hal itu semua? Sesungguhnya menurut ajaran Islam hanya iman yg disertai dengan amal shaleh yang dapat menghantarkan kita baik sebagai individu maupun masyarakat ke arah itu.
“barangsiapa yg mengerjakan amal shaleh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yg baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dgn pahala yg lbh baik dari apa yg telah mereka kerjakan.”
Dengan iman umat Islam generasi pendahulu mencapai kejayaan berhasil merubah keadaan duni dari kegelapan menjadi terang benderang. Dengan iman masyarakat mereka menjadi masyarakat adil dan makmur. Para umara’ melaksanakan perintah Allah para ulama beramar ma’ruf dan nahi mungkar dan rakyat saling tolong-menolong atas kebajikan dan kebaikan. Kalimatul Haq mereka junjung tinggi tiada yg mengikat antar mereka selain tali persaudaraan iman.

Namun setelah redup cahaya iman di hati kita lenyaplah nilai-nilai kebaikan diantara kita. Masyarakat kita pun menjadi masyarakat yang penuh dengan kebohongan kesombongan kekerasan individualisme keserakahan kerusakan moral dan kemungkaran.
“Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak merubah sesuatu ni’mat yang telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu kaum sehingga kaum itu merubah apa yg ada pada diri mereka sendiri?”
Maka apabila kita ingin mencapai apa yang telah dicapai para salaf apabila kita ingin mewujudkan apa yang telah dijanjikan oleh Allah SWT kepada para hambaNya yang beriman maka hendaklah kita memperbaharui iman dan melaksanakan apa yang menjadi konsekuensinya.
http://aang-zaeni.blogspot.com/2017/05/aplikasi-iman-dan-nilainya-dlm-kehidupan.html

1. PENGERTIAN IMAN

Iman secara etimologis berasal dari kata aamana-yu’minu berarti tasdiq yaitu membenarkan mempercayai. Dan menurut istilah Iman ialah membenarkan dengan hati diucapkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan.

Imam Ahmad bin Hanbal mendefinisikannya dengan “Qaulun wa amalun wa niyyatun wa tamassukun bis Sunnah.” Yakni Ucapan diiringi dengan ketulusan niat dan dilandasi dengan berpegang teguh kepada Sunnah .

Sahl bin Abdullah At-Tustari ketika ditanya tentang apakah sebenarnya iman itu beliau menjawab demikian “Qaulun wa amalun wa niyyatun wa sunnatun.” Artinya Ucapan yang disertai dengan perbuatan diiringi dengan ketulusan niat dan dilandasi dengan Sunnah. Kata beliau selanjutnya “Sebab iman itu apabila hanya ucapan tanpa disertai perbuatan adalah kufur apabila hanya ucapan dan perbuatan tanpa diiringi ketulusan niat adalah nifaq sedang apabila hanya ucapan perbuatan dan ketulusan niat tanpa dilandasi dengan sunnah adalah bid’ah.

Dengan demikian iman itu bukan sekedar pengertian dan keyakinan dalam hati bukan sekedar ikrar dengan lisan dan bukan sekedar amal perbuatan saja tapi hati dan jiwa kosong. Imam Hasan Basri mengatakan “Iman itu bukanlah sekedar angan-angan dan bukan pula sekedar basa-basi dengan ucapan akan tetapi sesuatu keyakinan yang terpatri dalam hati dan dibuktikan dengan amal perbuatan.

2. POSISI DAN KEDUDUKAN IMAN DALAM ISLAM

Iman dalam Islam menempati posisi amat penting dan strategis sekali. Karena iman adalah asas dan dasar bagi seluruh amal perbuatan manusia. Tanpa iman tidaklah sah dan diterima amal perbuatannya. Firman Allah SWT dalam Qur’an Surat An-Nisa’ 124 yg artinya “Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal shaleh baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.”

Juga dalam Qur’an Surah Al-Isra’ 19 yg artinya “Dan barangsiapa yg menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mu’min maka mereka itu adalah orang-orang yg usahanya dibalasi dengan baik.”

Disebutkan dalam hadits dari Al-Bara’ ibn ‘Azib Radhiyallahu ‘Anhu bahwa ada seorang kafir datang dengan bertopeng sambil membawa sepotong besi kemudian memohon kepada Rasulullah SAW agar diperkenankan pergi bersama kaum Muslimin untuk ikut berperang. Maka beliau bersabda kepadanya “Masuklah Islam kemudian pergilah berperang!” Lalu ia pun masuk Islam dan ikut pergi berperang sehingga terbunuh. Nabi SAW bersabda “Dia beramal sedikit tetapi dibalas dengan pahala yang banyak.” .

Disebutkannya iman dalam Al-Qur’an lebih dari 840 kali tiada lain menunjukkan posisi dan kedudukannya dalam Islam menurut Allah SWT.

3. KORELASI ANTARA IMAN DAN ISLAM

Iman dan Islam adalah dua sejoli yang tidak boleh dipisahkan. Kedua-duanya ibarat dua sisi uang logam. Tidak ada Iman tanpa Islam dan tidak ada Islam tanpa Iman. Tetapi dengan demikian bukan berarti Islam itu adalah Iman dan Iman adalah Islam.

Iman apabila disebutkan bersama-sama dengan Islam maka menunjukkan kepada hal-hal bathiniah seperti Iman kepada Allah SWT iman kepada Malaikat iman kepada hari akhir dan seterusnya. Dan Islam apabila disebutkan bersama-sama dengan Iman maka menunjukkan kepada hal-hal lahiriah seperti Syahadat shalat puasa dan seterusnya. Dasarnya Al-Hujurat 14; Hadits Jibril riwayat Al-Bukhari dan Muslim.

KESIMPULAN

Iman apabila disebutkan tersendiri tanpa dengan Islam maka mencakup pengertian Islam dan tidak terlepas darinya, karena iman menurut definisinya adalah Keyakinan ucapan dan perbuatan. Demikian pula Islam apabila disebutkan tersendiri tanpa dengan Iman maka mencakup pengertian Iman dan tidak boleh dipisahkan darinya. Karena Islam pada hakekatnya yaitu Berserah diri lahir dan batin kepada Allah SWT dengan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Dasarnya Al-Anfal 2 - 3 Al-Mu’minun 1 - 9 dan Al-Imran 19 85.

Subscribe to receive free email updates: