Fajar Kesadaran

Fajar Kesadaran
Tahun baru menginjeksikan suatu kesadaran ikhwal waktu. Dan bisa jadi waktulah yang merumuskan  sepenuhnya konsep diri sekaligus meriwayatkannya dalam cerita yang sangat beragam. Waktu menjadi menarik untuk kita refleksikan bukan karena ia sesuatu yang rutin,tetapi justru karena ia kerap kali terabaikan. Bukan karena kita tidak bisa berkelit dari sergapan waktu,tetapi secara eksistensial wujud kita ditentukan dari sejauh mana kita memaknainya.Meminjam ungkapan Alfred North Whitehead bahwa karena seluruh yang dunia itu mengalami perubahan konsisten,segala sesuatu harus berada dalam proses menjadi.

Proses menjadi pribadi dan masyarkat yang lebih lebih sempurna. Satu entitas aktual bersinggungan dengan entitas aktual lainnya. Inilah yang menjadi tesis utama mengapa tema waktu menjadi persoalan dasar yang mendapat perhatian para filsuf,kaum agamawan bahkan juga tuhan. Plato berpandangan gerak waktu sebagai sesuatu yang  lain melingkar. Gurunya Aristoteles menganggapnya yang kontinum menyatu dengan gerak dan tak berawal,waktu suatu keabadian. Yang lain menyebutkan sebagai yang relatif (Einstein),terlepas dari materi (Isaac Newton),bersifat relasional (Leibniz).
Arus utama pandangan teology minimal direpresentasikan Yahudi,Kristen,dan Islam,meyakini waktu yang sangat linier,bermula dan berakhir. Selaras dengan  filsuf Skolastik semacam Thomas Aquinas dan St Agustinus. Para mistikus seperti diwakili Ibnu Arabi mengimani waktu bagian sakral pantulan epifani tuhan yang dibuat secara berulang-ulang dan tak mengenal akhir. Dahulu Al-ghazali,seorang filsuf kemudian menyeberang menjadi sufi bikin kitab "tahaafutut falaasifah"(ngaconya para filsuf) salah satu pasalnya mengkritisi konsep waktu rumusan Ibnu Sina dan kawan-kawan. Dikemudian hari kitab ini mendapatkan tanggapan balik diri filsuf  kubu Andalusia Ibnu Rusydi,Tahafutut tahafut (Ngaconya yang ngaco) yang dengan telak menelanjangi  argumen Al-Ghazali. Al-ghazali dipandang keliru dalam memaknai hakikat waktu yang direflleksikan filsuf muslim yang dikritiknya itu.
Falsafah sunda yang dirumuskan para leluhur tidak kalah menarik,mereka bukan hanya merenungkan waktu tetapi juga menurunkannya dalam satuan yang detail. Contoh kecilnya saja konsep waktu yang menggunakan kata wanci. Wanci janari gede,wanci janari leutik,wanci balebat,wanci carangcang tihang,wanci haneut moyan,wanci rumangsang,wanci tunggang gunung,wanci pecat sawed,wanci mancceran,wanci panonpoe satangtung,wanci lingsir ngulon. Sekaligus membelahnya dalam konsep kosmologi menjadi tiga bagian utama:panca tengah,niskala,dan jatiniskala.

KENDURI RUTIN  .  Hari ini yang tersisa dari peringatan tahun baru adalah pesta,hotel-hotel penuh,jalanan macet dan selebihnya suara terompet. Bukan hanya tahun baru bahkan juga hari-hari keramat termasuk hari besar keagamaan dan kenegaraan yang selalu  kita peringati sering kali berhenti sebatas "upacara seremonial" yang tidak membekaskan apa-apa kecuali sekedar ingatan bahwa hari itu adalah kesempatan berlibur. Ditengah gempita suatu pesta,biasanya hal bersifat sakral terlipat,sesuatu yang seharusnya direnungkan terabaikan. Ketika refleksi hilang mencuatlah provokasi .Manakala enggan tenggelam,maka orang hanya berselancar di permukaan. Dalam mesin waktu serba cepat yang menandai peradaban awal abad 21,masa lalu yang seharusnya menjadi pijakan berubah menjadi suatu kutukan karena kita biasanya tidak pernah berendah hati belajar dari peristiwa yang telah berlangsung. Sejarah (Syajarah:pohon) tidak dimaknai sebagai tempat kita memanjat untuk memetik buah,tetpai hanya sekumpulan cerita yang dirapalkan secara berulang-ulang tanpa ada kesedihan menggali llautan hikmahnya.

MALIN KUNDANG  "Malin kundang" menjadi simbol  kultural tentang orang(dan bangsa) yang tidak pernah menghargai waktu,apalagi memuliakan Ibu yang menjadi sebab kelahirannya. Ibu itu rujukan maknanya  bisa bersifat biologis (Ibu kandung) ataupun sosiologis (Ibu pertiwi) yang mnejadi bali geusan ngajadi kita sebagai bangsa.

Padahal pemuliaan terhadap ibu,kata sang nabi,awal dari pintu surga.Sekaligus ibu dalam haluan metafisis menjadi tempat dimana tuhan menyimpan asal-usul sifat-Nya (rahim) yang menjadi gerbang lahirnya suatu generasi bangsa.

Korupsi yang dirayakan dengan kegilaan tak terkira sepanjang tahun 2013,bahkan MK yang semestinya menjadi Imam dalam penegakkan hukum tidak ketinggalan ikut didalamnya,menjadi suatu antraksi tragis bagaimana kita dengan sangat semprna mengkhianati ibu pertiwi menjadi bangsa pelupa.Tidak saja sapi,bansos,anggaran,perbankkan dan sarana olah raga yang dikorupsi malah pengadaan kitab suci juga ikut disikat.

Kalau dalam sasakala gunung tangkuban perahu,lalaki langit lalanang jagat sangkuriang mampu menghadirkan danau dan perahu dalam waktu semalam,maka dalam konteks politik transaksional kerumunan politisi itu juga kuasa menyulap kesempatan menjadi uang dalam waktu tidak lama demi berlayar ditengah danau pragmatisme dan hedonisme tanpa menghiraukan politik moral yang disuarakan "Dayang sumbi".kokok ayam (nilai-nilai) dan boleh larang (kebenaran) dalam konteks politik hari ini sama sekali tidak diindahkan.

Yang mengendap dalam memori gerombolan kebanakan pollitisi adalah selalu fantasi melahap tubuh dayang sumbi. Padahal mereka tahu itu adalah ibunya sendiri yang seharusnya diperlakukan penuh takdim. Akhirnya semoga tahun 2014 kita menghasilkan para wakil rakyat dan presiden yang menjunjung tinggi akal sehat demi tegaknya bangsa bermartabat.

Subscribe to receive free email updates: