Definisi Kepemimpinan, Tipologi, Fungsi, dan Potret Ideal Kepemimpinan
Al-haqqu bila Nidzam Yablughul Baathilu Binnidzam “kebenaran yang tidak terorganisir dengan baik, akan terkalahkan oleh kejahatan (kebathilan) yang tertata dan terorganisir” (Umar ibn Kaththab).
Suatu organisasi dapat hidup dan berjalan dengan benar, terarah dan mencapai tujuan dengan efektif dan efisien apabila dikelola dengan baik. Untuk dapat mengelola dan mengatur organisasi dengan baik diperlukan adanya kecakapan dan kemampuan dalam hal managerial (management skill). Sebab dengan adanya kecakapan dan kemampuan dalam hal ini, semua sumber daya organisasi dapat difungsikan secara optimal dan produktif yang pada akhirnya tujuan organisasi dapat dicapai dengan berdaya guna dan berhasil guna.
Ada beberapa definisi tentang management, salah satunya adalah pendapat Dr. Whinardi yang mengatakan: “Management adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari aktivitas perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan pengawasan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan memanfaatkan sumberdaya organisasi (manusia dan alam)”.
Dari rumusan diatas, maka dapat kita pahami bahwa:
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok di dalam usaha mengarahkan tingkah laku orang lain untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.
B. Tipologi Kepemimpinan
Setiap pemimpin memiliki tipologi yang berbeda dalam memimpin sebuah organisasi atau institusi. Kepemimpinan Otoriter, yaitu kepemimpinan yang berdasar pada kekuatan mutlak, sehingga keputusan ada di tangan pemimpin yang menganggap dirinya lebih tahu dalam segala hal daripada anggotanya. Tujuan pemimpin menjadi tujuan kelompok.
Kepemimpinan Liberal/bebas, yaitu kepemimpinan dimana anggota kelompok diberi kebebasan dalam menentukan tujuan kelompok. Pemimpin bersifat pasif, tidak ada inisiatif.
Kepemimpinan Demokratis, yaitu kepemimpinan dimana pemimpin di dalam melakukan tugasnya melibatkan secara kolektif anggotanya, sehingga keputusan merupakan keputusan bersama.
Kepemimpinan Kharismatik, yaitu kepemimpinan yang berdasarkan tradisi dan sejarah merupakan dasar hukum istimewa sang pemimpin, yaitu secara turun temurun.
Kepemimpinan Rasional, yaitu kepemimpinan atas dasar pertimbangan rasionalitas, norma atau aturan disusun secara rasional, birakratis (bersandar pada aturan) dan sistem jabatan yang bertingkat-tingkat menjadi cirri khasnya, misal: kepala negara.
C. Fungsi Kepemimpinan
Seorang pemimpin yang baik adalah: berwibawa, jujur, dapat dipercaya, bijaksana, berani, mawas diri, tegas, bertanggung jawab, sederhana, berjiwa besar, dinamis, bersikap wajar, mengayomi, penuh pengabdian pada tugas.
Supaya menjadi pemimpin yang baik, menurut mustafied seorang pemimpin harus memiliki:
size: � p ; � м ly:"Arial","sans-serif";mso-ansi-language: SV'>
2. Prinsip-prinsip dasar team kerja?
Dikerjakan bersama atas pembagian job ( job discription)
Pengorganisasian dilapangan dibutuhkan sebagai perangkat mikro dalam membentuk suatu team yang solid ketika berhadapan dengan suatu persoalan atau sebuah kegiatan. Ada tiga tahapan dalam mengorganisasikan suatu team di lapangan:
6. Teknik pengambilan resiko yang minimal
Resiko adalah suatu kewajaran dalam setiap pengambilan sikap dan aksi. Namun, sebisa mungkin resiko harus mampu diminimalisir. Karena ini menyangkut prinsip efektifitas dan efisiensi aksi dalam suatu team.
KOMUNIKASI
A. Pengertian Komunikasi
Menurut kamus psikologi Dictionary of Behavioral Science, menyebutkan enam pengertian komunikasi, yaitu:
Komunikasi menjalankan empat fungsi utama di dalam suatu kelompok atau organisasi, antara lain:
C. Proses Komunikasi
Proses komunikasi merupakan langkah-langkah antara satu sumber dan penerima yang menghasilkan pentransferan dan pemahaman makna. Proses ini terdiri dari tujuh bagian, yakni: sumber komunikasi, pengkaderan, pesan, saluran, pendekodean, penerimaan dan umpan balik.
Sumber mengawali suatu pesan dengan pengkodean suatu pikiran. Pesan merupakan suatu produk fisik yang sebenarnya dari pengkodean sumber. Pesan kita dipengaruhi oleh kode atau kelompok simbol yang kita gunakan untuk mentransfer makna, isi dari pesan itu sendiri, dan keputusan yang kita ambil dalam memilih dan menata baik kode maupun isi. Pesan ini disampaikan melalui sebuah saluran yang dipilih oleh sumber, baik saluran formal maupun saluran informal. Saluran formal biasa digunakan untuk meneruskan pesan mengenai kegiatan anggota yang berkaitan dengan pekerjaan. Secara tradisional saluran mengikuti jaringan otoritas di dalam organisasi. Sedangkan saluran informal dipilih untuk meneruskan pesan pribadi atau sosial. Pesan ini diarahkan kepada penerima. Tetapi sebelum pesan dapat diterima, simbol – simbol harus diterjemahkan ke dalam suatu ragam yang dapat dipahami oleh si penerima. Proses penerjemahan ini dinamakan pendekodean pesan. Tautan akhir dalam proses komunikasi adalah umpanbalik, yaitu mengembalikan pesan ke dalam sistem guna meemeriksa kesalahpahaman. Umpan balik ini merupakan pengecekan mengenai berapa suksesnya kita dalam mentransfer pesan kita seperti yang dimaksudkan semula.
Baca Juga : Berlomba-Lomba Berbuat Kebaikan
Penghalang Komunikasi Efektif
1). Penyaringan
Penyaringan adalah manipulasi informasi yang dilakukan seorang pengirim dengan maksud agar informasi itu akan tampak lebih menguntungkan di mata penerima. Penentu utama dari penyaringan adalah banyaknya tingkat dalam suatu struktur organisasi.
2). Persepsi Selektif
Persepsi selektifr muncul karena penerima dalam proses komunikasi secara selektif melihat dan mendengar berdasarkan kebutuhan, motivasi, pengalaman, latar belakang, dan karakteristik pribadi mereka yang lain.
3). Emosi
Bagaimana perasaan si penerima ketika menerima suatu pesan komunikasi akan mempengaruhi bagaimana ia menafsirkan pesan itu. Pesan yang sama yang diterima saat kita marah atau bingung kemungkinan besar akan ditafsirkan secara lain dibanding bila kita dalam suasana netral.
4). Bahasa
Kata–kata tidak sama artinya pada orang yang berlainan. Bahasa yang digunakan seseorang dipengaruhi oleh tiga variabel, yaitu: usia, pendidikan, dan latar belakang budaya.
Komunikasi Di Dalam Organisasi
Desain organisasi harus memungkinkan terjadinya komunikasi ke empat yang berbeda: ke bawah, ke atas, horizontal dan diagonal. Karena keempat arah komunikasi ini merupakan kerangka komunikasi dalam tubuh organisasi, marilah kita kaji secara singkat satu demi satu. Hal ini akan memungkinkan kita untuk memahami lebih baik berbagai hambatan komunikasi yang efektif dalam organisasi, serta cara untumk mengatasi hambatan tersebut.
Komunikasi ke Bawah (Downward Communication)
Komunikasi ke bawah mengalir dari individu di tingkat atas hirarki kepada orang-orang di tingkat bawah. Bentuk komunikasi ke bawah yang paling umum adalah instruksi kerja, memo resmi, pernyataan kebijaksanaan, prosedur, buku pedoman, dan publikasi perusahaan. Di dalam kebanyakan organisasi, komunikasi ke bawah, sering tidak lengkap dan tidak akurat. Hal ini terbukti dari seringnya terdengar pernyataan di kalangan anggota organisasi bahwa `kita sama sekali mengetahui apa yang terjadi`. Keluhan tesebut menunjukkan tidak cukupnya komunikasi ke bawah dan perlunya pegawai mendapatkan informasi yang sesuai dengan pekerjaan dapat menimbulkan tekanan batin yang tidak perlu di antara anggota organisasi.
Komunikasi ke Atas (Upward Communication)
Organisasi yang efektif memerlukan komunikasi ke atas sama banyak dengan komunikasi ke bawah yang diperlukannya. Komunikasi ke atas yang berhasil sering digunakan untuk mengambil keputusan yang sehat. Beberapa arus komunikasi ke atas yang paling umum adalah: kotak saran, pertemuan kelompok, dan prosedur naik banding atau pengaduan.
Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi mengalir dar4I orang ke orang secara langsung atau dalam suasana kelompok. Arus semacam itu disebut komunikasi antar pribadi dan dapat bervariasi dari perintah langsung sampai dengan percakapan sepintas lalu. Perilaku antarpribadi tidak akan ada tanpa komunikasi antarpribadi. Komunikasi antarpribadi menghubungkan antar orang-orang.
Masalah yang timbul ketika manajer berusaha untuk berkomunikasi dengan orang lain dapat disebabkan oleh perbedaan persepsi dabn perbedaan gaya antarpribadi. Setiap manajer memandang dunia sesuai dengan latar belakang, pengalaman, kepribadian, kerangka acuan, dan sikapnya. Cara manajer untuk berhubunan dan belajar dari lingkungan (termasuk masyarakat di lingkungan itu) adalah melalui informasi yang diterima dan dikirimkan. Dan cara manajer menerima dan mengirimkan informasi sebagian tergantung pada bagaimana hubungan mereka dengan dua pengirim informasi yang sangat penting, yaitu diri mereka sendiri dan orang lain.
Al-haqqu bila Nidzam Yablughul Baathilu Binnidzam “kebenaran yang tidak terorganisir dengan baik, akan terkalahkan oleh kejahatan (kebathilan) yang tertata dan terorganisir” (Umar ibn Kaththab).
Suatu organisasi dapat hidup dan berjalan dengan benar, terarah dan mencapai tujuan dengan efektif dan efisien apabila dikelola dengan baik. Untuk dapat mengelola dan mengatur organisasi dengan baik diperlukan adanya kecakapan dan kemampuan dalam hal managerial (management skill). Sebab dengan adanya kecakapan dan kemampuan dalam hal ini, semua sumber daya organisasi dapat difungsikan secara optimal dan produktif yang pada akhirnya tujuan organisasi dapat dicapai dengan berdaya guna dan berhasil guna.
Ada beberapa definisi tentang management, salah satunya adalah pendapat Dr. Whinardi yang mengatakan: “Management adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari aktivitas perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan pengawasan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan memanfaatkan sumberdaya organisasi (manusia dan alam)”.
Dari rumusan diatas, maka dapat kita pahami bahwa:
- Management adalah suatu proses untuk mencapa tujuan tertentu.
- Management merupakan serangkaian tindakan.
- Management mempunyai unsur yaitu: perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan (POAC: planning, organizing, actuating, controlling). Dalam pandangan Luther Gulick, unsur-unsur management adalah : planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), staffing (penyusunan pengurus), directing (pemberian bimbingan), coordinating (pengkoordinasian), reporting (pelaporan) dan budgeting (penganggaran).
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok di dalam usaha mengarahkan tingkah laku orang lain untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.
B. Tipologi Kepemimpinan
Setiap pemimpin memiliki tipologi yang berbeda dalam memimpin sebuah organisasi atau institusi. Kepemimpinan Otoriter, yaitu kepemimpinan yang berdasar pada kekuatan mutlak, sehingga keputusan ada di tangan pemimpin yang menganggap dirinya lebih tahu dalam segala hal daripada anggotanya. Tujuan pemimpin menjadi tujuan kelompok.
Kepemimpinan Liberal/bebas, yaitu kepemimpinan dimana anggota kelompok diberi kebebasan dalam menentukan tujuan kelompok. Pemimpin bersifat pasif, tidak ada inisiatif.
Kepemimpinan Demokratis, yaitu kepemimpinan dimana pemimpin di dalam melakukan tugasnya melibatkan secara kolektif anggotanya, sehingga keputusan merupakan keputusan bersama.
Kepemimpinan Kharismatik, yaitu kepemimpinan yang berdasarkan tradisi dan sejarah merupakan dasar hukum istimewa sang pemimpin, yaitu secara turun temurun.
Kepemimpinan Rasional, yaitu kepemimpinan atas dasar pertimbangan rasionalitas, norma atau aturan disusun secara rasional, birakratis (bersandar pada aturan) dan sistem jabatan yang bertingkat-tingkat menjadi cirri khasnya, misal: kepala negara.
C. Fungsi Kepemimpinan
- Fungsi analisis (pengolah kebutuhan, masalah, tujuan dan keadaan yang dipimpin baik potensi maupun masalahnya).
- Fungsi pengarahan (dengan membagi tugas dan tanggung jawab, wewenang serta membimbing dan mengarahkan).
- Fungsi pembentuk susunan (ketertiban, keamanan, keterbukaan, kekeluargaan dan motivasi).
- Fungsi pemeliharaan (suasana, semangat kerja, peningkatan dan pengembangan usaha yang telah dilaksanakan).
Seorang pemimpin yang baik adalah: berwibawa, jujur, dapat dipercaya, bijaksana, berani, mawas diri, tegas, bertanggung jawab, sederhana, berjiwa besar, dinamis, bersikap wajar, mengayomi, penuh pengabdian pada tugas.
Supaya menjadi pemimpin yang baik, menurut mustafied seorang pemimpin harus memiliki:
- Power of Vision, Quwwatul fikriyah, kekuatan gagasan.
- Power of Strateging, quwwatus siyasiyyah, kekuatan strategi.
- Power of Comitmen, quwwatul istiqomah wal itqon, kekuatan komitmen dan keyakinan terhadap organisasi.
- Power Sensitive, quwwatul hissiyah li anwa’il masail, kekuatan kesensitifan terhadap suatu permasalahan.
- Power of Action, quwwatul harakah, kekuatan gerakan dan jaringan.
size: � p ; � м ly:"Arial","sans-serif";mso-ansi-language: SV'>
2. Prinsip-prinsip dasar team kerja?
Dikerjakan bersama atas pembagian job ( job discription)
- Visi dan misi yang sama
- Untuk mencapai tujuan bersama
- Solid. Kesolid-an team akan bisa di bangun ketika ada kesadaran posisi antar masing masing person.
- Efektif dan efisien Efisien adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan DENGAN BENAR. Efektifitas adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan YANG BENAR. Efisiensi berkaitan dengan biaya, sementara efektifitas berkaitan dengan waktu
- Taktis dan strategis (tepat sasaran)
- Kesadaran akan tanggungjawab bersama
- Trust atau kepercayaan yang tinggi pada suatu team * (bisa dibuat suatu game)
- Saling mendukung dan saling melengkapi antar person dalam team
- Evaluasi dan refleksi
- Inventarisasi (pencarian) berbagai gagasan dan pemikiran masing-masing person dalam team kerja
- Inventarisasi perbedaan pendapat antar person dalam suatu team
- Analisa kebutuhan team vis a vis kepentingan personal
- Proses dialog untuk mempertemukan perbedaan-perbedaan itu (: menarik pada subtansi persoalan yang sedang dihadapi)
Pengorganisasian dilapangan dibutuhkan sebagai perangkat mikro dalam membentuk suatu team yang solid ketika berhadapan dengan suatu persoalan atau sebuah kegiatan. Ada tiga tahapan dalam mengorganisasikan suatu team di lapangan:
- 1. Menyusun Renstra (Rencana Strategis)
- 2. Melaksanakan aksi (kegiatan)
- 2. Melakukan Evaluasi
6. Teknik pengambilan resiko yang minimal
Resiko adalah suatu kewajaran dalam setiap pengambilan sikap dan aksi. Namun, sebisa mungkin resiko harus mampu diminimalisir. Karena ini menyangkut prinsip efektifitas dan efisiensi aksi dalam suatu team.
- Konflik-konflik internal merupakan peristiwa yang wajar, semestinya mampu dikelola dengan baik. Artinya, benturan benturan kepentingan antar person tidak seharusnya menjadi hambatan dari dari suatu team kerja yang solid. Tergantung bagaimana mengelolanya menjadi sebuah gagasan (sumbangsih pemikiran) dalam suatu team.
- Melakukan aksi diluar kendali, merupakan suatu tantangn terberat dalam suatu team work. Dalam hal ini harus ada system kontrol (:Controlling system) antar person dalam team.
KOMUNIKASI
A. Pengertian Komunikasi
Menurut kamus psikologi Dictionary of Behavioral Science, menyebutkan enam pengertian komunikasi, yaitu:
- Penyampaian perubahan energi dari satu tempat ke tempat yang lain seperti dalam sistem syaraf atau penyampaian gelombang-gelombang suara.
- Penyampaian atau penerimaan signal atau pesan oleh organisme
- Pesan yang disampaikan
- Proses yang dilakukan satu sistem untuk mempengaruhi sistem yang lain melalui pengaturan signal-signal yang disampaikan
- Pengaruh satu wilayah pesona pada wilayah pesona yang lain sehingga perubahan dalam satu wilayah menimbulkan perubahan yang berkaitan dengan wilayah lain.
- Pesan pasien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi
Komunikasi menjalankan empat fungsi utama di dalam suatu kelompok atau organisasi, antara lain:
- 1). Kendali (kontrol, pengawasan)
- 2). Motivasi
- 3). Pengungkapan emosional
- 4). Informasi
C. Proses Komunikasi
Proses komunikasi merupakan langkah-langkah antara satu sumber dan penerima yang menghasilkan pentransferan dan pemahaman makna. Proses ini terdiri dari tujuh bagian, yakni: sumber komunikasi, pengkaderan, pesan, saluran, pendekodean, penerimaan dan umpan balik.
Sumber mengawali suatu pesan dengan pengkodean suatu pikiran. Pesan merupakan suatu produk fisik yang sebenarnya dari pengkodean sumber. Pesan kita dipengaruhi oleh kode atau kelompok simbol yang kita gunakan untuk mentransfer makna, isi dari pesan itu sendiri, dan keputusan yang kita ambil dalam memilih dan menata baik kode maupun isi. Pesan ini disampaikan melalui sebuah saluran yang dipilih oleh sumber, baik saluran formal maupun saluran informal. Saluran formal biasa digunakan untuk meneruskan pesan mengenai kegiatan anggota yang berkaitan dengan pekerjaan. Secara tradisional saluran mengikuti jaringan otoritas di dalam organisasi. Sedangkan saluran informal dipilih untuk meneruskan pesan pribadi atau sosial. Pesan ini diarahkan kepada penerima. Tetapi sebelum pesan dapat diterima, simbol – simbol harus diterjemahkan ke dalam suatu ragam yang dapat dipahami oleh si penerima. Proses penerjemahan ini dinamakan pendekodean pesan. Tautan akhir dalam proses komunikasi adalah umpanbalik, yaitu mengembalikan pesan ke dalam sistem guna meemeriksa kesalahpahaman. Umpan balik ini merupakan pengecekan mengenai berapa suksesnya kita dalam mentransfer pesan kita seperti yang dimaksudkan semula.
Baca Juga : Berlomba-Lomba Berbuat Kebaikan
Penghalang Komunikasi Efektif
1). Penyaringan
Penyaringan adalah manipulasi informasi yang dilakukan seorang pengirim dengan maksud agar informasi itu akan tampak lebih menguntungkan di mata penerima. Penentu utama dari penyaringan adalah banyaknya tingkat dalam suatu struktur organisasi.
2). Persepsi Selektif
Persepsi selektifr muncul karena penerima dalam proses komunikasi secara selektif melihat dan mendengar berdasarkan kebutuhan, motivasi, pengalaman, latar belakang, dan karakteristik pribadi mereka yang lain.
3). Emosi
Bagaimana perasaan si penerima ketika menerima suatu pesan komunikasi akan mempengaruhi bagaimana ia menafsirkan pesan itu. Pesan yang sama yang diterima saat kita marah atau bingung kemungkinan besar akan ditafsirkan secara lain dibanding bila kita dalam suasana netral.
4). Bahasa
Kata–kata tidak sama artinya pada orang yang berlainan. Bahasa yang digunakan seseorang dipengaruhi oleh tiga variabel, yaitu: usia, pendidikan, dan latar belakang budaya.
Komunikasi Di Dalam Organisasi
Desain organisasi harus memungkinkan terjadinya komunikasi ke empat yang berbeda: ke bawah, ke atas, horizontal dan diagonal. Karena keempat arah komunikasi ini merupakan kerangka komunikasi dalam tubuh organisasi, marilah kita kaji secara singkat satu demi satu. Hal ini akan memungkinkan kita untuk memahami lebih baik berbagai hambatan komunikasi yang efektif dalam organisasi, serta cara untumk mengatasi hambatan tersebut.
Komunikasi ke Bawah (Downward Communication)
Komunikasi ke bawah mengalir dari individu di tingkat atas hirarki kepada orang-orang di tingkat bawah. Bentuk komunikasi ke bawah yang paling umum adalah instruksi kerja, memo resmi, pernyataan kebijaksanaan, prosedur, buku pedoman, dan publikasi perusahaan. Di dalam kebanyakan organisasi, komunikasi ke bawah, sering tidak lengkap dan tidak akurat. Hal ini terbukti dari seringnya terdengar pernyataan di kalangan anggota organisasi bahwa `kita sama sekali mengetahui apa yang terjadi`. Keluhan tesebut menunjukkan tidak cukupnya komunikasi ke bawah dan perlunya pegawai mendapatkan informasi yang sesuai dengan pekerjaan dapat menimbulkan tekanan batin yang tidak perlu di antara anggota organisasi.
Komunikasi ke Atas (Upward Communication)
Organisasi yang efektif memerlukan komunikasi ke atas sama banyak dengan komunikasi ke bawah yang diperlukannya. Komunikasi ke atas yang berhasil sering digunakan untuk mengambil keputusan yang sehat. Beberapa arus komunikasi ke atas yang paling umum adalah: kotak saran, pertemuan kelompok, dan prosedur naik banding atau pengaduan.
- Komunikasi Horizontal
- Komunikasi Diagonal
Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi mengalir dar4I orang ke orang secara langsung atau dalam suasana kelompok. Arus semacam itu disebut komunikasi antar pribadi dan dapat bervariasi dari perintah langsung sampai dengan percakapan sepintas lalu. Perilaku antarpribadi tidak akan ada tanpa komunikasi antarpribadi. Komunikasi antarpribadi menghubungkan antar orang-orang.
Masalah yang timbul ketika manajer berusaha untuk berkomunikasi dengan orang lain dapat disebabkan oleh perbedaan persepsi dabn perbedaan gaya antarpribadi. Setiap manajer memandang dunia sesuai dengan latar belakang, pengalaman, kepribadian, kerangka acuan, dan sikapnya. Cara manajer untuk berhubunan dan belajar dari lingkungan (termasuk masyarakat di lingkungan itu) adalah melalui informasi yang diterima dan dikirimkan. Dan cara manajer menerima dan mengirimkan informasi sebagian tergantung pada bagaimana hubungan mereka dengan dua pengirim informasi yang sangat penting, yaitu diri mereka sendiri dan orang lain.