Shalat Istikharah untuk Memilih Jodoh

=>Shalat Istikharah untuk Memilih Jodoh<= Seorang laki-laki datang kepada orang tua saya dengan maksud ingin memperistri saya. Ini belum lamaran resmi dari pihak keluarganya, tetapi baru sebatas menanyakan apakah saya bersedia jika dilamar. Tentu saja saya tak bisa menjawab hari ini juga. Saya minta waktu untuk shalat istikharah karena saya masih ada ganjalan apakah menerimanya atau tidak.

Perlu diketahui, beberapa bulan yang lalu ada laki-laki lain yang melamar. Tetapi saya menolaknya dengan alasan ia sangat jauh dari kriteria saya. Sebenarnya laki-laki yang sekarang datang ke orang tua juga belum memenuhi kriteria saya, tapi tidak terlalu jauh. Saya khawatir jika menolaknya, akan lebih lama lagi datangnya laki-laki yang akan melamar saya. Sementara usia saya terus bertambah.
https://aang-zaeni.blogspot.com/2018/02/shalat-istikharah-untuk-memilih-jodoh.html

Bagaimanakah cara shalat istikharah untuk memilih jodoh sebagaimana permasalahan saya tersebut? Terima kasih.

Jawaban: Islam adalah agama yang sempurna. Ia mengajarkan dan memberikan tuntunan apa saja yang dibutuhkan oleh umat manusia. Termasuk dalam urusan jodoh.

Ketika seorang muslim atau muslimah harus memilih satu diantara dua atau banyak hal, termasuk dalam hal jodoh, Islam menganjurkan untuk melakukan shalat istikharah. Caranya, shalat dua rakaat sebagaimana shalat sunnah lainnya yang dua rakaat (seperti shalat tahiyyatul masjid atau shalat sunnah rawatib), baik di siang hari atau pun di malam hari, kemudian setelah salam membaca doa yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ خَيْرٌ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى فَاقْدُرْهُ لِى وَيَسِّرْهُ لِى ثُمَّ بَارِكْ لِى فِيهِ ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ شَرٌّ لِى فِى دِينِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى فَاصْرِفْهُ عَنِّى وَاصْرِفْنِى عَنْهُ ، وَاقْدُرْ لِى الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِى

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon pilihan kepada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kekuasaan-Mu (untuk menyelesaikan urusanku) dengan kodrat-Mu, dan aku memohon kepada-Mu sebagian karunia-Mu yang agung, karena sesungguhnya Engkau Mahakuasa sedangkan aku tidak berkuasa, Engkau Mahatahu sedangkan aku tidak tahu, dan Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib.

Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini untukku, dalam agamaku, kehidupanku, dan akibatnya bagiku, maka takdirkanlah dan mudahkanlah urusan ini bagiku, kemudian berkahilah aku dalam urusan ini. Dan jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk untuk diriku, dalam agamaku, kehidupanku, dan akibatnya bagiku, maka jauhkanlah urusan ini dariku, dan jauhkanlah aku dari urusan ini, dan takdirkanlah kebaikan untukku di mana pun, kemudian jadikanlah aku ridha menerimanya.” (HR. Bukhari)

Shalat istikharah tidak dibatasai berapa kali dilakukan. Artinya, jika hari ini shalat istikharah dua rakaat, kemudian besuk shalat istikharah dua raka’at lagi, maka tidak masalah. Justru semakin bagus sebagai bentuk taqarrub kepada Allah dan memohon pertolonganNya. Hingga, kita menemukan jawaban atas pertanyaan kita; kita mengambil keputusan atas pilihan-pilihan yang ada.

Seperti dijelaskan Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah, bacaan shalat istikharah setelah membaca surat Al Fatihah tidaklah ditentukan. Jadi Anda bisa membaca surat atau ayat apa pun setelah membaca surat Al Fatihah.

Bagaimana mengetahui hasil shalat istikharah bahwa kita dibimbing memilih A bukan B atau sebaliknya? Tidak seperti kata sebagian orang bahwa jawaban shalat istikharah dikirim Allah dalam bentuk mimpi, sesungguhnya hasil istikharah adalah kemantapan hati. Yakni hati kita lebih condong ke pilihan mana yang terasa lebih baik untuk kita. Hati kita mantap memilih apa, itulah hasil istikharah kita. Tidak harus berupa mimpi.

Imam An Nawawi menjelaskan, “Setelah istikharah, seseorang harus mengerjakan apa yang dirasa baik untuknya. Di samping itu, hendaknya ia benar-benar bebas dari kehendak pribadi. Jadi jangan sampai ada perasaan ini pilihan terbaik, sebelum mengerjakan shalat istikharah. Karena jika demikian, sama halnya tidak istikharah atau kurang tawakkal pada pengetahuan dan kekuasaan Allah. wallahu a’lam bish shawab

Subscribe to receive free email updates: