<Al Quran Sebagai Solusi KehidupanManusia> diciptakan oleh Allah SWT dalam posisi yang sempurna dengan mata, telinga, hati dan sebagainya sehingga kesempurnaan yang diberikan oleh Allah swt bukanlah sesuatu hal yang sia-sia, namun akan ditanyakan oleh Allah diakhirat kelak. Hati kita akan ditanyakan oleh Allah, tangan, kaki dan harta kita juga tak luput dari pertanyaan Allah swt.
Berbicara tentang surat Al Waqi’ah, pernah salah seorang sahabat rasulullah ketika hendak wafat, sahabat yang lain bertanya : Wahai sahabatku, tidaklah engkau khawatir akan kondisi keluargamu ketika nanti engkau tinggalkan, maka sahabatnya menjawab : Selama keluargaku setiap hari membaca surat al Waqiah maka saya tidak pernah merasa khawatir akan keluargaku. Artinya, Allah swt menjamin bahwa siapa saja yang membaca surat al Waqiah setiap hari, maka Allah akan memberikan kemudahan baik itu bersifat rizki, harta dan sebagainya. Rizki pun tidak selalu berbentuk harta, bisa juga dalam bentuk ketenangan hati, anak soleh dan bentuk-bentuk yang lain.
Allah swt telah memberikan resep yakni dengan membaca surat al Falaq dan An Nas ketika mendapatkan cobaan-cobaan dari jin dan syetan. Ketika kita menginginkan ketenangan maka bacalah syurat al Waqiah dan banyak lagi hal-hal lain yang terkandung di dalam al Quran yang begitu besarnya. Sehingga sekarang ini tema yang akan kita kaji adalah “ betapa luasnya Al Quran” dengan al Quran kita bisa menggapai kebahagiaan hidup di dunia maupun hidup di akhirat.
Saat ini sudah banyak sekali media massa, sudah banyak sekali hal-hal yang membuat kita lupa kepada AL Quran. Telah kita ketahui bahwa Allah swt menurunkan Al Quran itu dengan berbagai proses. Kenapa proses itu begitu murni, bersih bahkan tidak turun begitu saja, tapi melalui malaikatnya Ar ruhul amin ( al qudus ) yaitu malaikat jibril, setelah itu diberikan kepada rasulullah perlahan-lahan sesuai dengan kondisi jaman dan sesuai dengan kebutuhan manusia untuk menjawab semua kebutuhan-kebutuhan manusia. Namun yang kita sayangkan saat ini adalah bagaimana manusia itu melaksanakan al Quran ini. Allah swt melalui rasulnya telah memberikan jaminan bahwa Allah tidak akan menyesatkan manusia bila berpegang teguh kepada al Quran dan al Hadits. Namun saat ini masih banyakkah diantara saudara-saudasra kita, anak-anak kita yang memegang al Quran sebagai pedoman hidup, yang memegang hadits sebagai kajian utamanya, masih adakah kita temukan ? kalau seandainya masih ada kita ucapkan Alhamdulillah, kalau seandainya sudah tiada, maka inilah saatnya dengan kondisi yang begini indahnya tempat kajian kita ini (Yang dimaksud Islamic centre tempat berlangsungnya kajian). Kalau seandainya negara-negara lain dibelahan dunia sebelah timur sana kita melihat orang-orang kepanasan pada tingkat 45 derajat celcius sampai 50 derajat celcius, mereka susah tidur, malas makan, sakit, mules dan sebagainya, tapi di Indonesia tidak ada musim yang seperti itu. Pada tiga bulan ke depan mereka akan mengalami musim dingin, musim dimana dinginnya itu sampai -90 derajat celcius. Seandainya kita bayangkan, kita mau berwudhu disubuh hari, jangankan di waktu subuh, wudhu untuk shalat duha saja sudah teras amat dingin, sehinggaq dari sebagian orang yang tinggal disana melakukan wudhunya lima waktu shalat dalam satu wudhu, kadang-kadang ada tiga waktu shalt dalam satu wudhu. Itu sebuah karunia dari Allah swt yang diberikan kepada umat Islam yang ada dio Indonesia ini. Kita ketika shalat duha tinggal wudhu dan ketika waktu-waktu shalat yang lainnya hampir tidak ada kendala untuk melaksnakan wudhu.
Allah swt telah menurunkan al Quran sebagai petunjuk, petunjuk yang harus dibaca, karena dalam al Quran dikatakan “ Bacalah “. Baca disini bukan hanya membaca tanpa dipahami, tapi baca dalam arti dipahami, dimengerti, dihayati dan dikerjakan. Rasulullah saw telah memberikan seluruh aspek kehidupannya dalam kehidupan sehari-hari. Karena akhlaq rasulullah saw adalah al Quran. Ketika sahabat bertanya kepada Aisyah: wahai Aisyah, engkau telah hidup bersama dengan rasulullah saw bertahun-tahun, engkau telah mengikuti dan mengetahui hidup rasulullah dari sejak bangun hingga tidur kembali, apa yang menjadi gambaran jelas bagi kami bahwa bagaimana akhlak rasulullah? Dengan padat, lugas dan jelas Aisyah menjawab: Bahwa sesungguhnya akhlaq rasulullah saw adalah al Quran. Kita bayangkan al Quran ketika diawali dengan surat al Fatihah. Didalam surat ini ada dua hal yang bisa kita lihat. Pertama adalah Alhamdulillaahi rabbil alaamiin yaitu memuja kepada Allah swt karena dialah yang menciptakan manusia. Manusia itu dulu tidak ada, lalu ada, lalu tidak ada lalu ada kembali dan itu berjalan sedemikian rupa dari masa kemasa itu harus kita bayangkan dan harus kita canangkan. Karena dalam hadits rasulullah saw mengatakan: Bahwa satu harinya di akhirat itu sama dengan 1000 tahun di dunia. Betapa kita bayangkan satu harinya di neraka sama dengan 1000 tahunnya di dunia, maka adzab Allah betapa pedih. Disinilah Allah swt selalu menganjurkan kepada kita semua umat Islam agar menjadi hamba yang soleh, hamba yang beriman dan hamba yang bertakwa.
Dikatakan oleh Allah swt “nanti di syurga Allah swt akan mengisi syurga yang dengan sebagian orang-orang yang terdahulu. Orang terdaulu itu adalah dari jaman nabi Adam hingga nabi Isa as yang soleh dan solehah, dan sebagiannya adalah setelah nabi Muhammad saw. Itu menggambarkan betapa Allah swt memberikan karunia kepada umat nabi Muhammad saw bahwa sebagian dari isi syurga adalah umat nabi Muhammad saw.
Kita bayangkan dari sejak nabi Adam hingga nabi Isa berapa ribu manusia saat itu, setengahnya untuk mengisi syurga dari jaman nabi Muhammad saw. Allah swt menggabungkan begitu. Umat nabi muhammad di khususkan oleh Allah swt. Dan al Quran ini diturunkan khusus kepada umat nabi muhammad saw. Di dalam al Quran Allah swt selalu mengatakan “hai orang-orang yang beriman dan beramal solehlah“. Itu dikatakan berulang-ulang didalam al Quran, yaitu orang-orang yang beriman kepada Allah, kitab Nya, rasul Nya, kepada cerita-cerita gaib dan kepada hari kiamat. Bagaimana mungkin Allah swt mengatakan bahwa ini adalah satu kesatuan, jadi keberimanan seseorang itu harus satu kesatuan, tidak ada beriman kepada Allah lalu ingkar kepada rasul, beriman kepada kitab lalu ingkar kepada hari kiamat. Orang itu disebut beriman apabila iman dari setiap itu satu kesatuan, bila dia mengingkari salah satu darinya maka dia tidak termasuk orang-orang yang beriman.
Mengapa Allah swt selalu mengakakan “Wahai orang-orang yang beriman dalam satu kesatuan iman “kadang-kadang ditekankan lagi dengan beriman kepada yang gaib, tunaikan zakat. itu adalah penekanan-penekanan setelah kata-kata itu sendiri, karena Allah swt ingin mengatakan bahwa agama ini adalah agama yang indah dengan segala kepercayaan manusia kepada Allah swt maka Allah akan memberikan gambaran-gambaran keindahan itu. Allah swt akan menceritakan tentang akhirat, Allah akan menceritakan tentang syurga.
Di dalam surat al Waqiah menceritakan tentang hal-hal hari akhirat. Allah swt menjamin akhirat itu pasti datang dan tidak ada satupun yang dapat menangkalnya atau mendustakannya. Mungkin saat ini banyak ilmuwan-ilmuwan yang mengatakan bahwa akhirat ini hanya hayalan-hayalan belaka, akhirat itu hanya sesuatu hal yang tidak bisa dibayangkan, patamorgana dan lain sebagainya. Dalam surat Al Waqiah Allah swt mengatakan; Artinya: Apabila terjadi hari kiamat. Terjadinya kiamat itu tidak dapat didustakan (disangkal) (QS. Al Waqiah : 1-2).
Kenapa pakai sibgah al madi, yaitu sibgah ke depan bahwa akan terjadi kiamat.tapi dalam sibgah ini telah terjadi, itu menandakan bahwa kiamat itu pasti datang.
Allah swt ketika melihat hamba-hambanya yang selama ini ditindas, dizalimi, dipukuli dan dihantam habis-habisan maka Allah akan buktikan nanti di akhirat kelak bahwa mereka adalah orang-orang yang mulia, orang-orang yang mempertahankan agama karena Allah swt. Maka dari situ kita dapat melihat bahwa al Quranul Karim begitu luas, indah dan memiliki makna yang sedemikian indah. Mungkin kita tidak begitu merasakan makna al Quran begitu agung, tapi bagi mereka yang memahami bahasa Arab yang begitu indah itu adalah sebuah ilustrasi yang tidak bisa disebut-sebut, tidak bisa dibanding-bandingkan. Seorang sastrawan manapun tidak mampu untuk menyusun setiap kata, setiap huruf, setiap kalimat untuk menandingi daripada al Quranul karim. Sebagaimana kita mungkin ketika kita membaca al Quran dengan terjemahannya, kita melihat artinya saat ini adalah ini, ketika kita baca ulang dengan ayat yang sama ternyata artinya lebih dalam lagi, ketika kita ulang yang ketiga kali dengan ayat yang sama ternyata memiliki makna yang lebih dalam lagi karena al Quran memiliki nilai yang tiada habisnya. Maka dari itu, kalau seandainya kita baca al Qurannya jarang, maka pemahaman kita tentang maknanya semakin sedikit, ditambah lagi kita pahami lagi akan bertambah lagi, ditambah lagi maka sampai hari akhiratpun kita tidak akan habis daripada nilai-nilai al Quran.
Di dalam surat al Kahfi di akhir ayatnya Allah mengatakan bahwa kalau seandaianya ilmu Allah ditulis dengan tinta lautan bahkan dengan tujuh lautan itu tidak akan pernah habis. Kita bisa bayangkan bahwa kita adalah manusia yang dhaif, lemah yang harus menjadikandiri kita berpedoman kepada al Quranul karim dan sunah rasulullah saw.
Artinya:“katrakanlah, kalau sekliranya lautran menkadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis ditulis kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu pula“ ( QS.Al Kahfi : 109 ).
Pembahasan tentang al Quran sangat banyak sekali, kesempatan ini hanya akan membahas ilustrasi awal apa saja yang harus kita kaji di dalam al Quran. Ada empat metode bagaimana mempelajari al Quran dan harus melaksanakannya tapi melalui proses-proses tersendiri, dalam artian bahwa mungkin yang lain tidak perlu kita laksanakan seperti itu, tapi untuk al Quran ini khusus, karena qiroatul Quran itu bernilai taabudiyah, artinya memiliki nilai ibadah. Kalau seandainya kita baca koran mungkin tidak bernilai ibadah, baca yang lain pun tidak bernilai ibadah, barangkali memiliki ibadah apabila hati kita ikhlaskan karena untuk Allah swt. Namun, untuk Quran ini Allah swt memberikan dalam setiap hurufnya, setiap katanya, setiap kalimatnya, setiap ayatnya, setiap suratnya Allah berikan fadhilah-fadhilah kepada umat nabi Muhammad saw. Maka dari itu, dalam membaca al Quran ini ada empat hal satu diantaranya dengan tilawah. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa membaca (tilawah) itu terbagi dua :
1). Tilawah mustamiroh, yang sistim membacanya sebagaimana kita menjadikan wirid. Misalnya, setelah dzuhur kita membaca lima ayat, setelah asar membaca lima ayat, setelah magrib membaca lima ayat dan sebagainya. Ini harus terus menerus karena dengan membaca al Quran ini seperti hati. Hati itu suka mengkarat, membeku, ada rasa kesombongan karena bagaimana pun dosa yang paling mudah untuk menjadikan dosa besar itu adalah sifat kesombongan.
Kita lihat seluruh umat manusia dari zaman nabi Adam sampai nabi muhammad, semua itu bertolak dan bersumber kepada kesombongan. Ketika Iblis disuruh bersujud kepada Adam maka yang dijawab “saya lebih mulia“, itu artinya sombong. Ketika kaum Ad, kaum tsamud, qorun semua itu merasa sombong. Apabila kita membaca al Quran setiap hari sebagai wirid itu seperti sebagai penawar hati. Sifat kesombongan usahakan kita kikis sedemikian rupa, kalau saja hanya mempunyai waktu satu kali sehari untuk tilawah, kita manfaatkan waktu satu kali itu satu atau dua ayat itu untuk terus menerus jangan membaca 100 ayat tapi libur 10 hari, itulah yang perlu kita tumbuh kembangkan. Aisyah ra selalu melakukan hal yang demikian itu (tilawah), beliau melakukan ibadah itu bukan banyaknya tapi bagaimana istiqomahnya. Dalam membaca al Quran tilawah mustamiroh setiap hari itu menawarkan hati dan mengingatkan kita kepada Allah, bukan satu ayatnya yang dilihat oleh Allah tapi kemauan kita untuk memegang al quran itu yang dinilai 0leh Allah. Allah swt melihat ada seorang hamba yang hanya bisa menyebutkan Allahu Akbar, subhanllah, itu semua Allah akan menghitungnya bahwa dia telah bertasbih, berdzikir. Apalgi ketika dia berwudhu setelah itu memegang al Quran dan membaca ayt-ayatnya bisa jadi Allah swt mengangkat orang itu menjadi mulia. maka dari itu mencari hikmah dan karunia Allah dengan cara mengingat kepada Allah dengan cara membaca tilawah mustamiroh setiap hari wapaupun satu ayat lebih-lebih 100 ayat setiap hari.
2). Tilawah taammuliyah (tilawah dengan nalar fikiran) dengan ditadabburinya kenapa Allah swt mengatakan didalam surat al Waqiah ini cerita tentang ini, tentang syurga dan lainnya. Kalau seandainya kita penasaran, silahkan kita cek surat al Wa qiah itu menceritakan bagaiamana syurga itu begitu indahnya, kalau seandainya kita bayangkan itu tidak dapat kita bayangkan, seperti kita menginginkan sesuatu itu maka sesuatu itu datang. Bagaimana kalau seandainya sekarang itu kita membayangkan tiba-tiba buah itu terbang dari langit atau di depan mata kita, kita sungguh tidak membayangkan. Yang jelas ketika kita menginginkan hal itu, Allah swt langsung adakan. Tidak ada yang bisa kita bayangkan di dalam dunia ini Allah berikan gambaran-gambarannya, Allah berikan kunci-kuncinya untuk menjadi motivasi. Kenapa Allah swt menyimpan surat yang pertama itu surat al Fatihah walaupun turunnya surat Iqra ? karena betapa dalam surat al Fatihah itu dari awal ayatnya sampai akhir ayatnya itu mengandung seluruh isi al Quran. Jadi, dari surat al Baqarah hingga surat an Nas itu semua kandungannya kembali porosnya kepada surat al Fatihah, sehingga surat al Fatihah itu disebut umul kitab ( ummul Quran ) karena nilai kandungannya semuanya berporos kepada surat al Fatihah itu sendiri.
Al Quran itu sebagai petunjuk, obat penawar hati, menawarkan kegelisahan dan sebagainya. Dari Quran itu pula bisa menjadikan diri kita menjadi orang yang istiqomah dengan membacanya sehari-hari, dengan maknanya yang kita pelajari membuat kita yakin, dengan kajian-kajiannya yang terbukti membuat kita merasa bahwa Allah swt begitu besar kekuasaannya seperti kita lihat langit, bumi, lautan dan sebagainya Allah sering sebutkan. Jadi Allah swt menyebutkan segala sesuatu di dalam al Quran itu tidak lepas dari al Quran, dari sejak kita bangun tidur hingga tidur kembali, shalat kita, makan dan sebagainya sudah Allah atur sedemikian rupa. Allah menyatakan “ jangan berlebih-lebihan di dalam makan “. Secara psikologis itu memiliki makna yang begitu tinggi, secara medis apalagi, secara ekonomis itu jelas-jelas. Orang yang makannya banyak itu secara ekonomis orang itu akan mudah bangkrut, mudah terbawa emosi dan sebagainya, akan mudah malas. Secara psikologis sudah terbukti semua, bahwa Allah swt telah menggambarkan al Quran sedemikian rupa tidak lain dan tidak bukan hanya untuk umat nabi Muhammad saw.
Ada satu kisah, bahwa rasulullah saw dahulu pernah disihir oleh seorang munafik. Ketika itu seorang munafik benci dengan nabi Muhammad saw. Ini sebagai gambaran bahwa Allah swt menggambarkan bahwa nabi adalah manusia biasa, tapi dengan pertolongan Allah swt melalui al Qurannya nabi saw bisa mempertahankan dirinya dengan al Quran itu sendiri. Jadi, ketika nabi Muhammad saw itu hampir terkena dengan sihir itu sehingga nabi agak sedikit lupa dan merasa bahwa dia telah mengerjakan sesuatu. Sehingga waktu itu nabi hampir kena dengan hal seperti itu. Maka ketika itu rasulullah saw diberikan wahyu oleh Allah swt melalui mimpi. Di dalam mimpi itu duduk dua orang, yang pertama duduk di sebelah kepala rasulullah dan yang kedua duduk disebelah kaki. Lantas orang itu menanyakan ada apa dengan rasulullah saw ? maka orang yang ada disebelah kaki itu menjawab : rasulullah saw terkena sihir oleh orang munafik walaupun tidak terkena seperti manusia pada umumnya, hanya saja banyak dari kegiatan-kegiatan ibadahnya ragu atau lupa. Setelah itu ditanyakan, kenapa dia melakukan itu ? karena orang munafik itu sangat membenci rasulullah saw. Lalu apa yagn menjadi penyembuhan dari penyakit ini ? maka orang itu menyatakan bahwa beliau akan sembuh dengan dua surat terakhir yaitu surat al Falaq dan an Nas. Ketika rasulullah saw bangun diceritakan kepada Aisyah ra, dan rasulullah saw selalu melakukan itu dengan membaca suratnya yang sebelas ayat.
Dikisahkan oleh Ibnu katsir seorang mufasir, apabila orang itu ditenun dalam kisah rasulullah ini sebuah sisir, sisir itu dilemparkan ke dalam sebuah sumur yang didalam sisir itu ada satu helai rambut, di dalam satu rambut ada banyak mantera-mantera yang dibacakan oleh orang itu kemudian di lemparkan. Setelah itu rasulullah mengambil sisir itu lalu rasul membaca dari setiap ayat“ qul a’uudzu birabbil falaq, min syarri maa khalaq, wamin syarri ghaasiqin idzaa waqab, wamin syarrin naffaasaatifil uqad, wamin syarri haasidin idzaa hasad “. Dari setiap ayat-ayat itu terlihat bahwa beban rasulullah saw berkurang, setiap ayat berkurang. Karena mantera-mantera yang dibaca itu tidak lebih dari 11 mantera. Kekuatannya hanya 11 itu dan di tutup oleh ayat-ayat surat an Nas dan al Falaq karena kalau digabungkan jumlah ayat dari surat an nas dan surat al Falaq berjumlah 11. semua sisi kejahatan itu diruntuhkan oleh Allah swt dari setiap ayatnya.
Ketika surat ini dibacakan selesai, hilang semua penyakit yang ada didalam diri rasulullah dan hilang semua sihir-sihir. Dari sejak itu rasulullah saw selalu melakukan hal-hal seperti itu hingga rasul wafat. Ketika rasulullah dalam kondisi lemah, dianjurkan membaca surat ini (an Nas dan surat al falaq) ketika mau tidur dan setelah tidur. Karena kalau setelah tidur kondisi kita dalam kondisi sadar tapi kadang-kadang sering kosong. Nah dengan itu, kita sering jaga diri kita. Ini semua al Quran dari Allah swt, memberikan solusi kehidupan bagi manusia, memberikan ketentraman bagi manusia, memberikan gambaran bagaimana kita menggapai kehidupan bahagia di dunia dan di akhirat tidak lain hanya karena quran nya Allah swt dan karena ridha Nya. Maka jadikanlah al Quran ini sebagai pedoman.
Ketika rasulullah saw dari awal, sejak itu dia membaca surat al Falaq dan an Nas, ketika rasulullah dalam kondisi sakarat, saat itu rasulullah sangat lemah sekali, sehingga ketika itu yang membacakanya adalah isterinya Aisyah. Aisyah membaca surat itu lalu dihembuskan ke tangan rasulullah saw, dan rasul langsung menghapuskan seluruh tubuhnya dengan bacaan itu. Sebaiknya sebelum tidur itu harus selalu membaca surat al falaq dan surat an Nas untuk menjaga tubuh kita dari pengaruh-pengaruh syetan dan jin. Kita harus selalu membentengi diri kita dengan Quran, dan waktu yang paling indah dan nikmat buat iblis, jin, syetan untuk merasuki tubuh manusia itu dimalam hari ketika manusia itu lemah.Allah swt banyak sekali memberikan gambaran-gambaran yang begitu indah dan cemerlang.
Itulah tilawah taammuliyah yakni dengan membaca, memikirkan ayat-ayatnya, betapa besar Allah swt telah menciptakan langit dan bumi, betapa besarnya Allah telah menciptakan syurga yang begitu indah, betapa besar Allah swt yang telah menciptakan neraka yang begitu mengerikan sehingga kita banyak bertasbih dan bertaammul dengan al Quran.
Rasulullah saw ketika melaksanakan shalat tahajud di malam hari, kadang ada sahabat-sahabat yang mengikutinya di belakang. Ketika rasulullah membaca surat al Baqarah, disitu ada ayat-ayat tentang tasbih maka rasulullah langsung bertasbih, ketika ada ayat yang menerangkan tentang adzab-adzab Allah, rasulullah langsung taawudz, ketika ada ayat-ayat yang berbicara tentang kenikmatan, rasulullah mengucapkan “ masya Allah “.
Digambarkan didalam al Quran ini neraka sedemikian rupa, semuanya dijadikan sedemikian rupa, gunung-gunung dicabut seperti debu. Makanya ketika turun surat Al Zalzalah orang-orang Arab seketika itu merasa bingung. Wahai rasulullah, apa itu gempa ? karena mereka belum mengalami. Saat ini kita sudah mengalami dan ayat Allah betul-betul membuktikan. Ketika gempa itu terjadi, orang-orang semuanya bingung padahal gempa dalam skala kecil apalagi gempa dalam skala besar. Salah satu contoh yang belum lama ini terjadi yaitu di Jogja. Allah swt memberikan gambaran kepada manusia bahwa ini hanyalah gempa kecil yang hanya skala daerah sudah sedemikian dahsyatnya apalagi kiamat, yang bergerak itu bukan hanya bumi saja tapi seluruh planet-planet dan galaksi-galaksi yang ada dimuka bumi semuanya bergerak saling bertabrakan. Bayangkan di bumi ini gambaran-gambaran dalam al Quran begitu jelas. Untuk apa Allah berikan ancaman-ancaman semacam itu ? agar kita selalu mengantisipasi diri kita bahwa diri manusia itu lemah dan tidak bisa berbuat apa-apa jika dibandingkan dengan kekuasaan Allah.
Rasulullah pernah dalam satu malam membaca ayat-ayat al Quran itu berulang-ulang, karena rasulullah merasa dalam ayat ini betapa sebuah teguran besar sekali. Banyak dalam sirah-sirah nabi atau hadits-hadits nabi kita melihat bahwa rasulullah pernah membaca satu ayat itu berkali-kali dari awal sampai akhir. Kenapa rasulullah melakukan itu ? karena rasulullah ingin mengatakan dalam ayat ini ada sesuatu hal yang harus difikirkan, harus merasakan betapa nikmat Allah begitu besar, dalam ayat ini betapa adzab Allah begitu besar.
Al Quran setelah kita baca baik yang mustamiroh maupun taamuliah lalu kita hafalkan, setelah kita hafalkan kita pahami. Memahami al Quran perlu pendamping (ustadz) untuk bertanya baik dalam bentuk pengajian, halaqoh dan bentuk-bentuk lain.
Ibnu Qoyim al Zauziyah seorang ulama terkenal menerjemahkan kalimat “Iyyaka na’budu waiyyaaka nastaiin“ tebalnya lebih dari 500 halaman, beliau mengkaji dari satu ayat itu menjadi 500 halaman yang semuanya setiap al Quran itu berporos pada kata-kata itu. Kalau seandainya kita ingin memahami kata “Iyyaaka na’budu waiyyaaka nastaiin“ yang persis seperti yang dilakukan oleh Ibnu Qoyim mungkin membutuhkan waktu yang panjang untuk ayat itu saja, apalagi dengan ayat-ayat lain.
Orang muslim yang bersyukur dan beriman serta berusaha maka akan mendapatkan dua-duanya yakni arrahman dan arrahim. Ar rahman kuncinya ada ditangan manusia itu sendiri, kalau dia berusaha sedemikian rupa maka Allah akan berikan rizki. Makanya banyak non Muslim yang memiliki harta yang sedemikian rupa, Allah tetap berikan karena standarisasi kemuliaan seseorang bukan karena hartanya tapi karena imanya, karena hatinya, karena kedekatannya kepada Allah swt.
Di dalam surat al Waqiah ada tiga golongan, yaitu golongan yang menerima kitabnya dengan tangan kanannya, dalam artian dia mendapatakan syurganya Allah. Dan golongan yang kedua adalah orang yang menerima degan tangan kirinya. Biasanya di dalam al Quran selalu disebutkan dua itu yaitu orang yang masuk syurga dan orang yang masuk neraka. Tapi di dalam ayat ini Allah menyatakan tiga golongan yaitu Assabiquunas saabiquun, yaitu orang yang golongannya paling eksekutif (super eksekutif).
Dari sejak manusia tidur sampai bangun kembali itu semua diatur dan ada dalam al Quran, bagaiamana manusia berekonomi, bersosial, dan sebagainya hanya tinggal bagaimana manusia itu sendiri apakah ada kemauan untuk memahami al Quran sedemikian rupa. Untuk memahami ini, orang tua harus mengkader anak-anaknya dari setiap ayat-ayatnya dari al Quran, karena solusi satu-satunya saat ini hanyalah ada dalam al Quran dan hadits, tidak ada satupun jalan. Allah telah menggambarkan jalan-jalan yang manusia inginkan, tinggal memilih jalan-jalan Allah mana saja yang diinginkan manusia.
Al Quran adalah satu-satunya solusi kehidupan kita. Kebahagiaan di dunia hanya dengan al Quran dan as sunah. Allah swt yang menjamin kebahagiaan umat manusia di dunia.
Berbicara tentang surat Al Waqi’ah, pernah salah seorang sahabat rasulullah ketika hendak wafat, sahabat yang lain bertanya : Wahai sahabatku, tidaklah engkau khawatir akan kondisi keluargamu ketika nanti engkau tinggalkan, maka sahabatnya menjawab : Selama keluargaku setiap hari membaca surat al Waqiah maka saya tidak pernah merasa khawatir akan keluargaku. Artinya, Allah swt menjamin bahwa siapa saja yang membaca surat al Waqiah setiap hari, maka Allah akan memberikan kemudahan baik itu bersifat rizki, harta dan sebagainya. Rizki pun tidak selalu berbentuk harta, bisa juga dalam bentuk ketenangan hati, anak soleh dan bentuk-bentuk yang lain.
Allah swt telah memberikan resep yakni dengan membaca surat al Falaq dan An Nas ketika mendapatkan cobaan-cobaan dari jin dan syetan. Ketika kita menginginkan ketenangan maka bacalah syurat al Waqiah dan banyak lagi hal-hal lain yang terkandung di dalam al Quran yang begitu besarnya. Sehingga sekarang ini tema yang akan kita kaji adalah “ betapa luasnya Al Quran” dengan al Quran kita bisa menggapai kebahagiaan hidup di dunia maupun hidup di akhirat.
Saat ini sudah banyak sekali media massa, sudah banyak sekali hal-hal yang membuat kita lupa kepada AL Quran. Telah kita ketahui bahwa Allah swt menurunkan Al Quran itu dengan berbagai proses. Kenapa proses itu begitu murni, bersih bahkan tidak turun begitu saja, tapi melalui malaikatnya Ar ruhul amin ( al qudus ) yaitu malaikat jibril, setelah itu diberikan kepada rasulullah perlahan-lahan sesuai dengan kondisi jaman dan sesuai dengan kebutuhan manusia untuk menjawab semua kebutuhan-kebutuhan manusia. Namun yang kita sayangkan saat ini adalah bagaimana manusia itu melaksanakan al Quran ini. Allah swt melalui rasulnya telah memberikan jaminan bahwa Allah tidak akan menyesatkan manusia bila berpegang teguh kepada al Quran dan al Hadits. Namun saat ini masih banyakkah diantara saudara-saudasra kita, anak-anak kita yang memegang al Quran sebagai pedoman hidup, yang memegang hadits sebagai kajian utamanya, masih adakah kita temukan ? kalau seandainya masih ada kita ucapkan Alhamdulillah, kalau seandainya sudah tiada, maka inilah saatnya dengan kondisi yang begini indahnya tempat kajian kita ini (Yang dimaksud Islamic centre tempat berlangsungnya kajian). Kalau seandainya negara-negara lain dibelahan dunia sebelah timur sana kita melihat orang-orang kepanasan pada tingkat 45 derajat celcius sampai 50 derajat celcius, mereka susah tidur, malas makan, sakit, mules dan sebagainya, tapi di Indonesia tidak ada musim yang seperti itu. Pada tiga bulan ke depan mereka akan mengalami musim dingin, musim dimana dinginnya itu sampai -90 derajat celcius. Seandainya kita bayangkan, kita mau berwudhu disubuh hari, jangankan di waktu subuh, wudhu untuk shalat duha saja sudah teras amat dingin, sehinggaq dari sebagian orang yang tinggal disana melakukan wudhunya lima waktu shalat dalam satu wudhu, kadang-kadang ada tiga waktu shalt dalam satu wudhu. Itu sebuah karunia dari Allah swt yang diberikan kepada umat Islam yang ada dio Indonesia ini. Kita ketika shalat duha tinggal wudhu dan ketika waktu-waktu shalat yang lainnya hampir tidak ada kendala untuk melaksnakan wudhu.
Allah swt telah menurunkan al Quran sebagai petunjuk, petunjuk yang harus dibaca, karena dalam al Quran dikatakan “ Bacalah “. Baca disini bukan hanya membaca tanpa dipahami, tapi baca dalam arti dipahami, dimengerti, dihayati dan dikerjakan. Rasulullah saw telah memberikan seluruh aspek kehidupannya dalam kehidupan sehari-hari. Karena akhlaq rasulullah saw adalah al Quran. Ketika sahabat bertanya kepada Aisyah: wahai Aisyah, engkau telah hidup bersama dengan rasulullah saw bertahun-tahun, engkau telah mengikuti dan mengetahui hidup rasulullah dari sejak bangun hingga tidur kembali, apa yang menjadi gambaran jelas bagi kami bahwa bagaimana akhlak rasulullah? Dengan padat, lugas dan jelas Aisyah menjawab: Bahwa sesungguhnya akhlaq rasulullah saw adalah al Quran. Kita bayangkan al Quran ketika diawali dengan surat al Fatihah. Didalam surat ini ada dua hal yang bisa kita lihat. Pertama adalah Alhamdulillaahi rabbil alaamiin yaitu memuja kepada Allah swt karena dialah yang menciptakan manusia. Manusia itu dulu tidak ada, lalu ada, lalu tidak ada lalu ada kembali dan itu berjalan sedemikian rupa dari masa kemasa itu harus kita bayangkan dan harus kita canangkan. Karena dalam hadits rasulullah saw mengatakan: Bahwa satu harinya di akhirat itu sama dengan 1000 tahun di dunia. Betapa kita bayangkan satu harinya di neraka sama dengan 1000 tahunnya di dunia, maka adzab Allah betapa pedih. Disinilah Allah swt selalu menganjurkan kepada kita semua umat Islam agar menjadi hamba yang soleh, hamba yang beriman dan hamba yang bertakwa.
Dikatakan oleh Allah swt “nanti di syurga Allah swt akan mengisi syurga yang dengan sebagian orang-orang yang terdahulu. Orang terdaulu itu adalah dari jaman nabi Adam hingga nabi Isa as yang soleh dan solehah, dan sebagiannya adalah setelah nabi Muhammad saw. Itu menggambarkan betapa Allah swt memberikan karunia kepada umat nabi Muhammad saw bahwa sebagian dari isi syurga adalah umat nabi Muhammad saw.
Kita bayangkan dari sejak nabi Adam hingga nabi Isa berapa ribu manusia saat itu, setengahnya untuk mengisi syurga dari jaman nabi Muhammad saw. Allah swt menggabungkan begitu. Umat nabi muhammad di khususkan oleh Allah swt. Dan al Quran ini diturunkan khusus kepada umat nabi muhammad saw. Di dalam al Quran Allah swt selalu mengatakan “hai orang-orang yang beriman dan beramal solehlah“. Itu dikatakan berulang-ulang didalam al Quran, yaitu orang-orang yang beriman kepada Allah, kitab Nya, rasul Nya, kepada cerita-cerita gaib dan kepada hari kiamat. Bagaimana mungkin Allah swt mengatakan bahwa ini adalah satu kesatuan, jadi keberimanan seseorang itu harus satu kesatuan, tidak ada beriman kepada Allah lalu ingkar kepada rasul, beriman kepada kitab lalu ingkar kepada hari kiamat. Orang itu disebut beriman apabila iman dari setiap itu satu kesatuan, bila dia mengingkari salah satu darinya maka dia tidak termasuk orang-orang yang beriman.
Mengapa Allah swt selalu mengakakan “Wahai orang-orang yang beriman dalam satu kesatuan iman “kadang-kadang ditekankan lagi dengan beriman kepada yang gaib, tunaikan zakat. itu adalah penekanan-penekanan setelah kata-kata itu sendiri, karena Allah swt ingin mengatakan bahwa agama ini adalah agama yang indah dengan segala kepercayaan manusia kepada Allah swt maka Allah akan memberikan gambaran-gambaran keindahan itu. Allah swt akan menceritakan tentang akhirat, Allah akan menceritakan tentang syurga.
Di dalam surat al Waqiah menceritakan tentang hal-hal hari akhirat. Allah swt menjamin akhirat itu pasti datang dan tidak ada satupun yang dapat menangkalnya atau mendustakannya. Mungkin saat ini banyak ilmuwan-ilmuwan yang mengatakan bahwa akhirat ini hanya hayalan-hayalan belaka, akhirat itu hanya sesuatu hal yang tidak bisa dibayangkan, patamorgana dan lain sebagainya. Dalam surat Al Waqiah Allah swt mengatakan; Artinya: Apabila terjadi hari kiamat. Terjadinya kiamat itu tidak dapat didustakan (disangkal) (QS. Al Waqiah : 1-2).
Kenapa pakai sibgah al madi, yaitu sibgah ke depan bahwa akan terjadi kiamat.tapi dalam sibgah ini telah terjadi, itu menandakan bahwa kiamat itu pasti datang.
Allah swt ketika melihat hamba-hambanya yang selama ini ditindas, dizalimi, dipukuli dan dihantam habis-habisan maka Allah akan buktikan nanti di akhirat kelak bahwa mereka adalah orang-orang yang mulia, orang-orang yang mempertahankan agama karena Allah swt. Maka dari situ kita dapat melihat bahwa al Quranul Karim begitu luas, indah dan memiliki makna yang sedemikian indah. Mungkin kita tidak begitu merasakan makna al Quran begitu agung, tapi bagi mereka yang memahami bahasa Arab yang begitu indah itu adalah sebuah ilustrasi yang tidak bisa disebut-sebut, tidak bisa dibanding-bandingkan. Seorang sastrawan manapun tidak mampu untuk menyusun setiap kata, setiap huruf, setiap kalimat untuk menandingi daripada al Quranul karim. Sebagaimana kita mungkin ketika kita membaca al Quran dengan terjemahannya, kita melihat artinya saat ini adalah ini, ketika kita baca ulang dengan ayat yang sama ternyata artinya lebih dalam lagi, ketika kita ulang yang ketiga kali dengan ayat yang sama ternyata memiliki makna yang lebih dalam lagi karena al Quran memiliki nilai yang tiada habisnya. Maka dari itu, kalau seandainya kita baca al Qurannya jarang, maka pemahaman kita tentang maknanya semakin sedikit, ditambah lagi kita pahami lagi akan bertambah lagi, ditambah lagi maka sampai hari akhiratpun kita tidak akan habis daripada nilai-nilai al Quran.
Di dalam surat al Kahfi di akhir ayatnya Allah mengatakan bahwa kalau seandaianya ilmu Allah ditulis dengan tinta lautan bahkan dengan tujuh lautan itu tidak akan pernah habis. Kita bisa bayangkan bahwa kita adalah manusia yang dhaif, lemah yang harus menjadikandiri kita berpedoman kepada al Quranul karim dan sunah rasulullah saw.
Artinya:“katrakanlah, kalau sekliranya lautran menkadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis ditulis kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu pula“ ( QS.Al Kahfi : 109 ).
Pembahasan tentang al Quran sangat banyak sekali, kesempatan ini hanya akan membahas ilustrasi awal apa saja yang harus kita kaji di dalam al Quran. Ada empat metode bagaimana mempelajari al Quran dan harus melaksanakannya tapi melalui proses-proses tersendiri, dalam artian bahwa mungkin yang lain tidak perlu kita laksanakan seperti itu, tapi untuk al Quran ini khusus, karena qiroatul Quran itu bernilai taabudiyah, artinya memiliki nilai ibadah. Kalau seandainya kita baca koran mungkin tidak bernilai ibadah, baca yang lain pun tidak bernilai ibadah, barangkali memiliki ibadah apabila hati kita ikhlaskan karena untuk Allah swt. Namun, untuk Quran ini Allah swt memberikan dalam setiap hurufnya, setiap katanya, setiap kalimatnya, setiap ayatnya, setiap suratnya Allah berikan fadhilah-fadhilah kepada umat nabi Muhammad saw. Maka dari itu, dalam membaca al Quran ini ada empat hal satu diantaranya dengan tilawah. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa membaca (tilawah) itu terbagi dua :
1). Tilawah mustamiroh, yang sistim membacanya sebagaimana kita menjadikan wirid. Misalnya, setelah dzuhur kita membaca lima ayat, setelah asar membaca lima ayat, setelah magrib membaca lima ayat dan sebagainya. Ini harus terus menerus karena dengan membaca al Quran ini seperti hati. Hati itu suka mengkarat, membeku, ada rasa kesombongan karena bagaimana pun dosa yang paling mudah untuk menjadikan dosa besar itu adalah sifat kesombongan.
Kita lihat seluruh umat manusia dari zaman nabi Adam sampai nabi muhammad, semua itu bertolak dan bersumber kepada kesombongan. Ketika Iblis disuruh bersujud kepada Adam maka yang dijawab “saya lebih mulia“, itu artinya sombong. Ketika kaum Ad, kaum tsamud, qorun semua itu merasa sombong. Apabila kita membaca al Quran setiap hari sebagai wirid itu seperti sebagai penawar hati. Sifat kesombongan usahakan kita kikis sedemikian rupa, kalau saja hanya mempunyai waktu satu kali sehari untuk tilawah, kita manfaatkan waktu satu kali itu satu atau dua ayat itu untuk terus menerus jangan membaca 100 ayat tapi libur 10 hari, itulah yang perlu kita tumbuh kembangkan. Aisyah ra selalu melakukan hal yang demikian itu (tilawah), beliau melakukan ibadah itu bukan banyaknya tapi bagaimana istiqomahnya. Dalam membaca al Quran tilawah mustamiroh setiap hari itu menawarkan hati dan mengingatkan kita kepada Allah, bukan satu ayatnya yang dilihat oleh Allah tapi kemauan kita untuk memegang al quran itu yang dinilai 0leh Allah. Allah swt melihat ada seorang hamba yang hanya bisa menyebutkan Allahu Akbar, subhanllah, itu semua Allah akan menghitungnya bahwa dia telah bertasbih, berdzikir. Apalgi ketika dia berwudhu setelah itu memegang al Quran dan membaca ayt-ayatnya bisa jadi Allah swt mengangkat orang itu menjadi mulia. maka dari itu mencari hikmah dan karunia Allah dengan cara mengingat kepada Allah dengan cara membaca tilawah mustamiroh setiap hari wapaupun satu ayat lebih-lebih 100 ayat setiap hari.
2). Tilawah taammuliyah (tilawah dengan nalar fikiran) dengan ditadabburinya kenapa Allah swt mengatakan didalam surat al Waqiah ini cerita tentang ini, tentang syurga dan lainnya. Kalau seandainya kita penasaran, silahkan kita cek surat al Wa qiah itu menceritakan bagaiamana syurga itu begitu indahnya, kalau seandainya kita bayangkan itu tidak dapat kita bayangkan, seperti kita menginginkan sesuatu itu maka sesuatu itu datang. Bagaimana kalau seandainya sekarang itu kita membayangkan tiba-tiba buah itu terbang dari langit atau di depan mata kita, kita sungguh tidak membayangkan. Yang jelas ketika kita menginginkan hal itu, Allah swt langsung adakan. Tidak ada yang bisa kita bayangkan di dalam dunia ini Allah berikan gambaran-gambarannya, Allah berikan kunci-kuncinya untuk menjadi motivasi. Kenapa Allah swt menyimpan surat yang pertama itu surat al Fatihah walaupun turunnya surat Iqra ? karena betapa dalam surat al Fatihah itu dari awal ayatnya sampai akhir ayatnya itu mengandung seluruh isi al Quran. Jadi, dari surat al Baqarah hingga surat an Nas itu semua kandungannya kembali porosnya kepada surat al Fatihah, sehingga surat al Fatihah itu disebut umul kitab ( ummul Quran ) karena nilai kandungannya semuanya berporos kepada surat al Fatihah itu sendiri.
Al Quran itu sebagai petunjuk, obat penawar hati, menawarkan kegelisahan dan sebagainya. Dari Quran itu pula bisa menjadikan diri kita menjadi orang yang istiqomah dengan membacanya sehari-hari, dengan maknanya yang kita pelajari membuat kita yakin, dengan kajian-kajiannya yang terbukti membuat kita merasa bahwa Allah swt begitu besar kekuasaannya seperti kita lihat langit, bumi, lautan dan sebagainya Allah sering sebutkan. Jadi Allah swt menyebutkan segala sesuatu di dalam al Quran itu tidak lepas dari al Quran, dari sejak kita bangun tidur hingga tidur kembali, shalat kita, makan dan sebagainya sudah Allah atur sedemikian rupa. Allah menyatakan “ jangan berlebih-lebihan di dalam makan “. Secara psikologis itu memiliki makna yang begitu tinggi, secara medis apalagi, secara ekonomis itu jelas-jelas. Orang yang makannya banyak itu secara ekonomis orang itu akan mudah bangkrut, mudah terbawa emosi dan sebagainya, akan mudah malas. Secara psikologis sudah terbukti semua, bahwa Allah swt telah menggambarkan al Quran sedemikian rupa tidak lain dan tidak bukan hanya untuk umat nabi Muhammad saw.
Ada satu kisah, bahwa rasulullah saw dahulu pernah disihir oleh seorang munafik. Ketika itu seorang munafik benci dengan nabi Muhammad saw. Ini sebagai gambaran bahwa Allah swt menggambarkan bahwa nabi adalah manusia biasa, tapi dengan pertolongan Allah swt melalui al Qurannya nabi saw bisa mempertahankan dirinya dengan al Quran itu sendiri. Jadi, ketika nabi Muhammad saw itu hampir terkena dengan sihir itu sehingga nabi agak sedikit lupa dan merasa bahwa dia telah mengerjakan sesuatu. Sehingga waktu itu nabi hampir kena dengan hal seperti itu. Maka ketika itu rasulullah saw diberikan wahyu oleh Allah swt melalui mimpi. Di dalam mimpi itu duduk dua orang, yang pertama duduk di sebelah kepala rasulullah dan yang kedua duduk disebelah kaki. Lantas orang itu menanyakan ada apa dengan rasulullah saw ? maka orang yang ada disebelah kaki itu menjawab : rasulullah saw terkena sihir oleh orang munafik walaupun tidak terkena seperti manusia pada umumnya, hanya saja banyak dari kegiatan-kegiatan ibadahnya ragu atau lupa. Setelah itu ditanyakan, kenapa dia melakukan itu ? karena orang munafik itu sangat membenci rasulullah saw. Lalu apa yagn menjadi penyembuhan dari penyakit ini ? maka orang itu menyatakan bahwa beliau akan sembuh dengan dua surat terakhir yaitu surat al Falaq dan an Nas. Ketika rasulullah saw bangun diceritakan kepada Aisyah ra, dan rasulullah saw selalu melakukan itu dengan membaca suratnya yang sebelas ayat.
Dikisahkan oleh Ibnu katsir seorang mufasir, apabila orang itu ditenun dalam kisah rasulullah ini sebuah sisir, sisir itu dilemparkan ke dalam sebuah sumur yang didalam sisir itu ada satu helai rambut, di dalam satu rambut ada banyak mantera-mantera yang dibacakan oleh orang itu kemudian di lemparkan. Setelah itu rasulullah mengambil sisir itu lalu rasul membaca dari setiap ayat“ qul a’uudzu birabbil falaq, min syarri maa khalaq, wamin syarri ghaasiqin idzaa waqab, wamin syarrin naffaasaatifil uqad, wamin syarri haasidin idzaa hasad “. Dari setiap ayat-ayat itu terlihat bahwa beban rasulullah saw berkurang, setiap ayat berkurang. Karena mantera-mantera yang dibaca itu tidak lebih dari 11 mantera. Kekuatannya hanya 11 itu dan di tutup oleh ayat-ayat surat an Nas dan al Falaq karena kalau digabungkan jumlah ayat dari surat an nas dan surat al Falaq berjumlah 11. semua sisi kejahatan itu diruntuhkan oleh Allah swt dari setiap ayatnya.
Ketika surat ini dibacakan selesai, hilang semua penyakit yang ada didalam diri rasulullah dan hilang semua sihir-sihir. Dari sejak itu rasulullah saw selalu melakukan hal-hal seperti itu hingga rasul wafat. Ketika rasulullah dalam kondisi lemah, dianjurkan membaca surat ini (an Nas dan surat al falaq) ketika mau tidur dan setelah tidur. Karena kalau setelah tidur kondisi kita dalam kondisi sadar tapi kadang-kadang sering kosong. Nah dengan itu, kita sering jaga diri kita. Ini semua al Quran dari Allah swt, memberikan solusi kehidupan bagi manusia, memberikan ketentraman bagi manusia, memberikan gambaran bagaimana kita menggapai kehidupan bahagia di dunia dan di akhirat tidak lain hanya karena quran nya Allah swt dan karena ridha Nya. Maka jadikanlah al Quran ini sebagai pedoman.
Ketika rasulullah saw dari awal, sejak itu dia membaca surat al Falaq dan an Nas, ketika rasulullah dalam kondisi sakarat, saat itu rasulullah sangat lemah sekali, sehingga ketika itu yang membacakanya adalah isterinya Aisyah. Aisyah membaca surat itu lalu dihembuskan ke tangan rasulullah saw, dan rasul langsung menghapuskan seluruh tubuhnya dengan bacaan itu. Sebaiknya sebelum tidur itu harus selalu membaca surat al falaq dan surat an Nas untuk menjaga tubuh kita dari pengaruh-pengaruh syetan dan jin. Kita harus selalu membentengi diri kita dengan Quran, dan waktu yang paling indah dan nikmat buat iblis, jin, syetan untuk merasuki tubuh manusia itu dimalam hari ketika manusia itu lemah.Allah swt banyak sekali memberikan gambaran-gambaran yang begitu indah dan cemerlang.
Itulah tilawah taammuliyah yakni dengan membaca, memikirkan ayat-ayatnya, betapa besar Allah swt telah menciptakan langit dan bumi, betapa besarnya Allah telah menciptakan syurga yang begitu indah, betapa besar Allah swt yang telah menciptakan neraka yang begitu mengerikan sehingga kita banyak bertasbih dan bertaammul dengan al Quran.
Rasulullah saw ketika melaksanakan shalat tahajud di malam hari, kadang ada sahabat-sahabat yang mengikutinya di belakang. Ketika rasulullah membaca surat al Baqarah, disitu ada ayat-ayat tentang tasbih maka rasulullah langsung bertasbih, ketika ada ayat yang menerangkan tentang adzab-adzab Allah, rasulullah langsung taawudz, ketika ada ayat-ayat yang berbicara tentang kenikmatan, rasulullah mengucapkan “ masya Allah “.
Digambarkan didalam al Quran ini neraka sedemikian rupa, semuanya dijadikan sedemikian rupa, gunung-gunung dicabut seperti debu. Makanya ketika turun surat Al Zalzalah orang-orang Arab seketika itu merasa bingung. Wahai rasulullah, apa itu gempa ? karena mereka belum mengalami. Saat ini kita sudah mengalami dan ayat Allah betul-betul membuktikan. Ketika gempa itu terjadi, orang-orang semuanya bingung padahal gempa dalam skala kecil apalagi gempa dalam skala besar. Salah satu contoh yang belum lama ini terjadi yaitu di Jogja. Allah swt memberikan gambaran kepada manusia bahwa ini hanyalah gempa kecil yang hanya skala daerah sudah sedemikian dahsyatnya apalagi kiamat, yang bergerak itu bukan hanya bumi saja tapi seluruh planet-planet dan galaksi-galaksi yang ada dimuka bumi semuanya bergerak saling bertabrakan. Bayangkan di bumi ini gambaran-gambaran dalam al Quran begitu jelas. Untuk apa Allah berikan ancaman-ancaman semacam itu ? agar kita selalu mengantisipasi diri kita bahwa diri manusia itu lemah dan tidak bisa berbuat apa-apa jika dibandingkan dengan kekuasaan Allah.
Rasulullah pernah dalam satu malam membaca ayat-ayat al Quran itu berulang-ulang, karena rasulullah merasa dalam ayat ini betapa sebuah teguran besar sekali. Banyak dalam sirah-sirah nabi atau hadits-hadits nabi kita melihat bahwa rasulullah pernah membaca satu ayat itu berkali-kali dari awal sampai akhir. Kenapa rasulullah melakukan itu ? karena rasulullah ingin mengatakan dalam ayat ini ada sesuatu hal yang harus difikirkan, harus merasakan betapa nikmat Allah begitu besar, dalam ayat ini betapa adzab Allah begitu besar.
Al Quran setelah kita baca baik yang mustamiroh maupun taamuliah lalu kita hafalkan, setelah kita hafalkan kita pahami. Memahami al Quran perlu pendamping (ustadz) untuk bertanya baik dalam bentuk pengajian, halaqoh dan bentuk-bentuk lain.
Ibnu Qoyim al Zauziyah seorang ulama terkenal menerjemahkan kalimat “Iyyaka na’budu waiyyaaka nastaiin“ tebalnya lebih dari 500 halaman, beliau mengkaji dari satu ayat itu menjadi 500 halaman yang semuanya setiap al Quran itu berporos pada kata-kata itu. Kalau seandainya kita ingin memahami kata “Iyyaaka na’budu waiyyaaka nastaiin“ yang persis seperti yang dilakukan oleh Ibnu Qoyim mungkin membutuhkan waktu yang panjang untuk ayat itu saja, apalagi dengan ayat-ayat lain.
Orang muslim yang bersyukur dan beriman serta berusaha maka akan mendapatkan dua-duanya yakni arrahman dan arrahim. Ar rahman kuncinya ada ditangan manusia itu sendiri, kalau dia berusaha sedemikian rupa maka Allah akan berikan rizki. Makanya banyak non Muslim yang memiliki harta yang sedemikian rupa, Allah tetap berikan karena standarisasi kemuliaan seseorang bukan karena hartanya tapi karena imanya, karena hatinya, karena kedekatannya kepada Allah swt.
Di dalam surat al Waqiah ada tiga golongan, yaitu golongan yang menerima kitabnya dengan tangan kanannya, dalam artian dia mendapatakan syurganya Allah. Dan golongan yang kedua adalah orang yang menerima degan tangan kirinya. Biasanya di dalam al Quran selalu disebutkan dua itu yaitu orang yang masuk syurga dan orang yang masuk neraka. Tapi di dalam ayat ini Allah menyatakan tiga golongan yaitu Assabiquunas saabiquun, yaitu orang yang golongannya paling eksekutif (super eksekutif).
Dari sejak manusia tidur sampai bangun kembali itu semua diatur dan ada dalam al Quran, bagaiamana manusia berekonomi, bersosial, dan sebagainya hanya tinggal bagaimana manusia itu sendiri apakah ada kemauan untuk memahami al Quran sedemikian rupa. Untuk memahami ini, orang tua harus mengkader anak-anaknya dari setiap ayat-ayatnya dari al Quran, karena solusi satu-satunya saat ini hanyalah ada dalam al Quran dan hadits, tidak ada satupun jalan. Allah telah menggambarkan jalan-jalan yang manusia inginkan, tinggal memilih jalan-jalan Allah mana saja yang diinginkan manusia.
Al Quran adalah satu-satunya solusi kehidupan kita. Kebahagiaan di dunia hanya dengan al Quran dan as sunah. Allah swt yang menjamin kebahagiaan umat manusia di dunia.