Sejarah Mobil Kepresidenan Bung Karno

--Sejarah Mobil Kepresidenan Bung Karno--Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati sejarahnya. Dan, itu juga sekaligus menghormati pahlawan-pahlawannya. Presiden Soekarno, presiden pertama Indonesia, yang akrab disapa Bung Karno, menyebutnya dengan ''jas merah'', jangan sekali-kali melupakan sejarah.
Sejarah Mobil Kepresidenan Bung Karno
Dalam kaitan itulah, kita merasa gembira dan sekaligus merasa sedih ketika melihat tiga unit mobil kepresidenan yang digunakan Bung Karno dipajang di Indonesia International  Motor Show (IIMS) 2015, yang berlangsung di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, pada 19-30 Agustus 2015. Kita merasa senang karena ada orang-orang yang mau meluangkan waktu dan uang untuk merestorasidan memelihara mobil-mobil itu. Dengan terpeliharanya mobil-mobil tersebut, terpelihara juga kisah-kisah yang menyertai mobil-mobil itu. Lewat mobil-mobil tersebut, orang akan ditarik ke belakang dan mengingat kembali kisah-kisah presiden yang menggunakan mobil itu, berikut kegembiraan dan kesedihan yang dialaminya.

Kita merasa sedih mengetahui bahwa mobil-mobil kepresidenan Bung Karno tersebut tidak terdata dengan baik sehingga keberadaan mobil-mobil itu tidak diketahui. Mobil Presiden Soekarno yang pertama kali digunakan adalah Buick-8. Mobil buatan Amerika Serikat itu merupakan mobil dinas kepresidenan pertama, yang digunakan selama masa perjuangan. Mobil tersebut tidak dibeli sendiri oleh Presiden Soekarno, tetapi diberikan oleh seseorang yang menemukan mobil itu ditinggal di tepi jalan.
Sejarah Mobil Kepresidenan Bung Karno
Buick-8 tersebut perbah dibawa Presiden Soekarno sewaktu menyingkir dari Jakarta ke Yogyakarta. Di Yogyakarta, Presiden Soekarno ingin mengganti nomor polisi mobil itu dengan Rep-1, yang merupakan kependekan dari Republik 1. Namun, ia tidak mendapatkan izin dari Kepala Dinas Lalu Lintas Yogyakarta. Soekarno tidak peduli dan membuat sendiri nomor polisi yang  bertuliskan Rep-1.

Mobil itu kini dipajang di Gedung Joang '45, Jalan Menteng Raya No 31, Jakarta Pusat, bersama dengan mobil Chrysler Imperial yang digunakan Soekarno pada 1 Oktober 1965. Tidak diketahui apakah mesinnya masih bisa dihidupkan atau tidak. Padahal, pada tahun 1988, 18 tahun setelah mobil itu terlantar di tempat tersebut, Uut Paul Wisma Tamba dari Universitas Prof Dr Moestopo bersama kesepuluh rekannya, sesama mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi, menghidupkan kembali mesin mobil itu. Ke-11 mahasiswa itu bekerja siang malam selama seminggu untuk memperbaiki mesin mobil bersilinder delapan, berbahan bakar bensin, dan berkaca pintu elektrik tersebut.

Sangat sayang apabila mobil itu hanya dibiarkan sebagai pajangan. Jika mesinnya masih bisa dihidupkan dan mobil itu masih dapat dijalankan, walaupun secara terbatas, tentunya akan jauh lebih menarik. Di antara tiga mobil yang dipamerkan di IIMS 2015 terdapat satu mobil, yang terletak ditengah, yang berwarna cokelat kehijau-hijauan, yakni Chrysler Crown. Mobil Chryler Crown ini digunakan Presiden Soekarno pada tahun 1950-an. Dalam fhoto yang diletakkan didekat mobil, terlihat mobil itu tengah digunakan pada saat Konferensi Asia-Afrika, 19-24 April 1955, di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat.

Menuju Kejatuhannya

Dari sekian banyak mobil yang digunakan Presiden Soekarno, ada tiga mobil yang ikut menentukan  dalam perjalanan menuju kejatuhannya. Salah satu dari mobil-mobil itu adalah Chrysler Imperial yang digunakan Bung Karno  dari rumah isterinya, Ratnasari Dewi, di Jalan Gatot Subroto, menuju Istana Merdeka. Rumah tersebut sekarang menjadi Museum Satria Mandala.

Namun, karena ada pasukan tidak dikenal disekitar Monumen Nasional Istana Merdeka, perjalanan Presiden Soekarno dialihkan ke rumah istrinya yang lain, Harjati, yang terletak di dekat Hotel Orchid (Mal Taman Anggrek). Dari rumah Harjati, Presiden Soekarno berangkat menuju Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.

Agar tidak mencolok, perjalanan Presiden Soekarno ke Halim menggunakan mobil Volkswagen (VW) Beetle, yang di Indonesia populer dengan sebutan VW kodok. Kemudian, dari Halim, malam harinya Presiden Soekarno menuju Bogor dengan mobil Prince. VW kodok berwarna biru laut itu yang banyak digunakan Presiden Soekarno saat mulai diisolasi di Istana Bogor. VW kodok tampaknya menjadi salah satu mobil favorit Presiden Soekarno.

Kita hanya bisa berharap agar mobil-mobil yang digunakan Presiden Soekarno dapat ditemukan dan dilestarikan. Hal itu karena mobil-mobil tersebut  sangat melekat dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia pada masa awal mempertahankan kemerdekaannya. Demikian sedikit tentang --Sejarah Mobil Kepresidenan Bung Karno-- Semoga bermanfaat.

Subscribe to receive free email updates: