Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

                       Sebuah Ekspresi Kecintaan Umat Terhadap Nabi Muhammad SAW

Cinta terhadap Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu pilar keimanan. Seorang mukmin tidak akan memiliki kesempurnaan iman kecuali kecintaannya terhadap Nabi Muhammad SAW melebihi kecintaanya terhadap segala sesuatu. Nabi Muhammad SAW bersabda, ''Tidaklah salah seorang dari kalian beriman hingga ia mencintaiku melebihi cintanya terhadap anaknya, orang tuanya, dan seluruh manusia.'' (HR. Al-Bukhari). Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali Semoga Allah SWT merahmatinya berkata, ''Cinta kepada Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu pilar keimanan. Ia bersanding dengan cinta kepada Allah SWT. Dalam Al-Quran Allah SWT telah menyandingkan keduanya, dan mengancam kepada siapa saja yang mendahulukan selain keduanya, seperti cinta terhadap keluarga, harta, tanah air, dan yang semisalnya. Allah SWT telah berfirman yang artinya : ''Katakanlah, Jika bapak-bapak kalian, anak-anak kalian, saudara-saudara kalian, istri-istri kalian, kaum kelauarga kalian, harta kekayaan yang kalian usahakan, perniagaan yang kalian hawatirkan kerugiannya, dan rurmah-rumah tempat tinggal yang kalian sukai, adalah lebih kalian cintai daripada Allah dan Rasul-Nya, dan dari berjihad dijalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.'' (QS At-Taubah: 24).
                        Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
Peringatan maulid Nabi Muhammad SAW adalah salah satu bentuk ekspresi kecintaan umat ini terhadap Nabi Muhammada SAW, sejak abad kelima para salafush shalih telah menjalankan tradisi ini berbagai bentuk keta'atan, seperti : memberi makan orang banyak, membaca Al-Quran, melafadzkan dzikir, melantunkan pujian-pujian terhadap Nabi Muhammad SAW, dan lain sebagainya. Hal itu sebagaimana yang telah dinyatakan oleh sejumlah ulama ahli sejarah, semisal : Imam Ibnu Jauzi, Imam Ibnu Katsir, Imam Ibnu Hajar, Imam As-Suyuthi dan yang lainnya. Sejumlah ulama menegaskan bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW termasuk perbuatan yang dianjurkan.

Pendapat tersebut berpijak pada beberapa dalil, yang diantaranya sebagai berikut :

1). Firman Allah SWT yang artinya :'' Dan ingatkanlah merka kepada hari-hari Allah.'' (QS Ibrahim : 5). Tentu tidak diragukan lagi bahwa hari lahirnya Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu hari-hari Allah yang disebutkan dalam ayat diatas. Jadi, melaksanakan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW tidak lain hanyalah dalam rangka menjalankan perintah Allah SWT. Jika demikian halnya, maka peringatan maulid bukan termasuk bid'ah yang dilarang, meskipun belum ada pada masa Nabi Muhammad SAW. Imam As-Suyuthi Semoga Allah merahmatinya pernah berkata ketika ditanya tentang hukum peringatan maulid, ''Sesungguhnya peringatan maulid Nabi Muhammad SAW itu pada intinya adalah berupa berkumpulnya orang-orang untuk membaca Al-Quran, dan membaca kisah-kisah tentang kelahiran Nabi Muhammad SAW dan kejadian-kejadian luar biasa yang terjadi pada saat itu, kemudian setelah itu dihidangkan kepada mereka makanan untuk dimakan bersama. Tentu hal yang demikian itu termasuk bid'ah yang baik yang dapat mendatangkan pahala bagi pelakunya. Karena di dalamnya terdapat pengagungan terhadap kedudukan Nabi Muhammad SAW dan ekspresi kegembiraan terhadap kelahiran beliau.

2). Hadits shahih yang menceritakan bahwa ketika Nabi Muhammad SAW tiba dimadinah, beliau mendapati orang-orang yahudi berpuasa pada hari 'Asyura. Lalu beliau bertanya kepada mereka perihal puasa tersebut. Mereka menjawab, ''Ini adalah hari yang didalamnya Allah telah menenggelamkan Fir'aun, dan menyelamatkan Nabi Musa as. Maka dari itu kami berpuasa pada hari ini sebagai wujud syukur kami kepda Allah SWT. ''Imam Ibnu Hajar Semoga Allah Merahmatinya berkata ketika mengomentari hadits ini, ''Salah satu pelajaran yang dapat di ambil dari hadits ini adalah dianjurkannya melakukan suatu hal keta'atan sebagai wujud kesyukuran kepada Allah SWT atas nikmat yang telah diberikan atau keburukan yang dihindarkan pada sebuah hari tertentu. Dan yang demikian itu dilakukan secara berulang kali pada hari yang sama disetiap tahunnya. Kesyukuran yang dimaksud dapat diwujudkan dalam bentuk amal ibadah seperti : sujud, puasa, shadaqah, dan membaca Al-Quran. Dan nikmat manakah yang lebih agung dari nikmat lahirnya Nabi Muhammad SAW, sang pembawa rahmat pada hari kelahirannya itu ? ''

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa peringatan maulid Nabi Muhammad SAW merupakan hal yang dianjurkan. Ia merupakan bentuk ekspresi kecintaan kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW kepada beliau. Kita merayakan maulid, karena kita mencintai beliau. Dengan momen maulid ini kita lebih dapat mengenal beliau sebagai panutan dan tauladan kita. Hal itu pada akhirnya tentu akan membawa kita dekat kepada beliau, sehingga kita pun dekat kepada Sang Khaliq dengan meneladani beliau. Allah SWT telah berfirman yang artinya :''Katakanlah, 'Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian.'' (QS. Ali Imran: 31).  Wallaahu A'lam


Subscribe to receive free email updates: