Khutbah Jumat Yang Menyejukkan Hati: Suci Hati Membawa Kebahagiaan

Khutbah Jumat Yang Menyejukkan Hati: Suci Hati Membawa Kebahagiaan

Kaum Muslimin sidang Jum’at rahimakumullah.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya berwasiat pada diri sendiri dan juga para jamaah sekalian, marilah kita tidak bosan-bosannya  untuk memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi. Di mana pada detik ini kita masih diberi anugerah, hidayah taufik dan inayah-Nya. Baik berupa kesehatan, kesempatan bahkan iman dan takwa. Sehingga kita masih dapat menghambakan diri untuk beribadah shalat Jum’at di majelis yang mubarak ini. Untuk itu sebagai rasa syukur atas kenikmatan yang telah diberikan, kita tingkatkan iman dan takwa kita sekuat tenaga kita.

Selanjutnya, shalawat dan salam kita haturkan kepada junjungan Nabi agung Muhammad saw beserta keluarga, sahabat, tabi'in, tabi'it-tabi'in dan semuanya yang mengikuti jejak beliau sampai yaumul qiamah.
https://aang-zaeni.blogspot.com/2018/09/khutbah-jumat-yang-menyejukkan-hati.html

Kaum Muslimin sidang Jum’at rahimakumullah.

Ketahuilah, bahwa di dalam diri manusia terdapat segumpal daging, jika daging itu baik, seluruh badan menjadi baik. Sebaliknya, jika segumpal daging itu jelek, maka jelek pulalah seluruh jasad manusia tersebut. Ketahuilah, bahwa segumpal daging itu adalah HATI. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah saw:

 أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ

Artinya: "...Sesungguhnya, didalam tubuh terdapat segumpal darah.  Jika  ia  baik,  maka baiklah seluruhn tubuh, jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, bahwa segumpal darah itu adalah hati.”

Kaum Muslimin sidang Jum’at rahimakumullah.

Secara tesurat Hadits tersebut dapat dipahami, bahwa inti dari diri manusia adalah terletak dalam hatinya. Jika hati baik, maka manusia akan menjadi baik. Sebaliknya jika hati manusia jelek, maka manusia itu pun akan menjadi jelek pula. Dengan demikian, hati inilah yang menjadi peranan penting, bahkan menjadi pemimpin dalam tubuh manusia. Ia bisa saja memerintah kepada tubuh kita untuk berbuat baik. Seperti, shalat, puasa, zakat/sodaqah, menolong orang lain dan lain sebagainya. Tetapi, bisa juga memerintah kejelekan, seperti mencuri, berzina, membunuh, korupsi dan sebagainya sesuai dengan kehendaknya. Pendek kata, bahwa hati adalah raja dalam dunia kerajaan tubuh. Karena baik buruknya kelakuan, perangai, sikap dan perbuatan manusia tergantung pada baik buruknya hati.

Kaum Muslimin sidang Jum’at rahimakumullah.

Ketahuilah, selain hati sebagai penentu amal perbuatan manusia juga merupakan sumber kebahagiaan dan kesengsaraan hidup bagi manusia. Jadi, kita jangan menyangka sumber kebahagiaan hidup itu terletak pada kelebihan harta, tingginya jabatan, rumah mewah mobil banyak  dsb.  Sedangkan,  sumber
kesengsaraan hidup adalah kekurangan harta, tidak punya jabatan, rumah kecil lagi sempit, tidak memiliki mobil pula dsb. Akan tetapi, kebahagiaan dan kesengsaraan itu terletak pada hati. Karena hatilah yang nanti akan merasakan kedua perasaan tersebut. 

Meskipun manusia bergelimpangan harta, jabatan dan kekayaan, namun jika hatinya tidak mampu merasakan kebahagiaan, maka tetap saja hidupnya sedih dan merana. Sebaliknya, meski seseorang hidup dalam kekurangan harta dan jabatan, namun jika hatinya mampu menyentuh kebahagiaan, maka pasti akan jauh dari rasa sedih, gelisah dan merana. Sekarang muncul pertanyaan, apakah harta kekayaan, jabatan dan kelebihan-kelebihan lain tidak perlu? Pasti semua orang sepakat perlu! Namun, itu semua hanya sekadar faktor penunjang munculnya kebahagiaan dan kesengsaraan, bukan sebagai penentu. Firman Allah dalam Qs Al-Baqarah: 62:

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَىٰ وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

”Sesungguhnya, orang-orang Mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabi'in, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, Hari Kemudian dan beramal shalih, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

Kaum Muslimin sidang Jum’at rahimakumullah.

Sekarang, yang wajib kita miliki sebagai manusia jika ingin merasakan kebahagiaan adalah hatinya harus bersih dari segalahal yang bisa menyebabkan tumbuhnya kesengsaraan. Yaitu, bersih dari segala kotoran-kotoran yang menyebabkan hati menjadi suram. Seperti, riya, hasad,takabur, rakus, musyrik dsb. Sebagaimana firman Allah dalam Qs Asy-Syam: 9-10:

قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا، وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا

“Sesungguhnya, beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya, merugilah orang yang mengotorinya.”

Jika ditelaah ayat tersebut, mengingatkan kepada manusia, bahwa kebersihan hati akan membawa  keberuntungan. Sedangkan kotornya hati, akan membawa kerugian, hal ini dapat ditafsirkan bahwa kunci dari kebahagiaan hidup (dunia akhirat) terletak pada kesucian atau kebersihan hati. Sedangkan sumber kesengsaraan hidup (dunia akhirat) juga terletak pada kotornya hati.

Demikianlah, khutbah jumat yang kami sampaikan. Mudah-mudahan ada manfaatnya dan kita termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk Allah SWT dalam setiap langkah dan ibadah kita. Sehingga mendapat ridla Allah, apa yang kita lakukan serta dijauhkan dari penyakit hati. Amin, amin, ya rabbal ‘alamin

Khutbah Jumat Yang Menyejukkan Hati: Khutbah Kedua

Subscribe to receive free email updates: