Perkembangan HIV dan AIDS di Indonesia

1. Pengertian HIV
HIV adalah kependekan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus ini menurunkan sampai merusak system kekebalan tubuh manusia. Setelah beberapa tahun jumlah virus semakin banyak sehingga system kekebalan tubuh tidak lagi mampu melawan penyakit yang masuk.
2. Pengertian AIDS
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) atau kumpulan berbagai gejala penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh individu akibat HIV. Ketika individu sudah tidak lagi memiliki sistem kekebalan tubuh maka semua penyakit dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh. Karena sistem kekebalan tubuhnya menjadi sangat lemah, penyakit yang tadinya tidak berbahaya akan menjadi sangat berbahaya.
3. Mengapa Istilah HIV/AIDS Sering Bersama Tapi Terpisah
Orang yang baru terpapar HIV belum tentu menderita AIDS. Hanya saja lama kelamaan sistem kekebalan tubuhnya makin lama semakin lemah, sehingga semua penyakit dapat masuk ke dalam tubuh. Pada tahapan itulah penderita disebut sudah terkena AIDS.
4. Asal HIV/AIDS
Dari mana AIDS berasal ? Belum diketahui dengan jelas dari mana dan kapan jelasnya HIV/AIDS muncul. Diperkirakan pada akhir 1970-an di daerah sub sahara Afrika HIV sudah berkembang dan meluas. Perkiraan ini dibuat berdasarkan catatan kasus-kasus penyakit yang ada di rumahrumah sakit di beberapa negara Afrika pada saat itu. Hal ini juga diperkuat oleh beberapa contoh darah pada tahun 1950-an yang telah mengandung HIV.

Tetapi kasus HIV/AIDS pertama kali dilaporkan oleh Gottleib dan kawan-kawan di Los Angeles pada tanggal 5 Juni 1981.

Siapa penemu virus HIV ? HIV ditemukan oleh Dr. Luc Montaigner dan kawan-kawan dari Institute Pasteur Perancis. Mereka berhasil mengisolasi virus penyebab AIDS ini dengan mengisolasi virus dari kelenjar getah bening dalam tubuh ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) yang membengkak.

Kemudian pada bulan Juli 1994 Dr. Robert Gallo dari Lembaga Kanker Nasional di Amerika Serikat menyatakan bahwa dia menemukan virus baru dari seorang penderita AIDS yang diberi nama HTLV-III.

Kemudian Ilmuwan lainnya, J. Levy juga menemukan virus penyebab AIDS yang ia namakan AIDS Related Virus yang disingkat ARV. Akhir Mei 1986 Komisi Taksonomi International sepakat menyebut nama virus AIDS ini dengan HIV.
5. Kapan Kasus HIV/AIDS Pertama Di Indonesia
Secara resmi kasus AIDS pertama di Indonesia yang dilaporkan adalah pada seorang turis asing di Bali pada tahun 1987. Walaupun sebelumnya sudah ada berita tidak resmi bahwa sedikitnya ada tiga kasus AIDS di Jakarta pada tahun 1983 tetapi karena tidak tercatat di Indonesia maka kasus pertama di Indonesia disepakati pada tahun 1987
6. Perkembangan Kasus HIV/AIDS Di Indonesia Saat Ini
Melonjak tajam sejak akhir tahun 90-an. Banyak diidap oleh penduduk usia produktif. Lebih banyak diindap oleh laki-laki daripada perempuan. Penyebaran penyakit ini sudah dimulai sejak tahun 1987.
http://aang-zaeni.blogspot.com/2017/06/perkembangan-hiv-dan-aids-di-indonesia.html

Mengapa penyebaran HIV/AIDS di Indonesia cukup tinggi? Dari tahun ke tahun kasus HIV maupun kasus AIDS di Indonesia semakin bertambah jumlahnya. Menurut Jaringan Epidemiologi Nasional ada beberapa kondisi yang membuat penyebaran
AIDS di Indonesia menjadi cepat, antara lain :
  • Meluasnya pelacuran
  • Peningkatan hubungan seks pra nikah (sebelum menikah) dan ekstra marital (di luar nikah)
  • Prevalensi penyakit menular seksual yang tinggi
  • Kesadaran pemakaian kondom masih rendah
  • Urbanisasi dan migrasi penduduk yang tinggi
  • Penggunaan jarum suntik yang tidak steril
  • Lalu lintas dari dan ke luar negeri yang bebas
7. Fenomena Gunung Es
  • Kasus HIV/AIDS bagaikan gunung es.
  • Yang nampak hanyalah permukaan belaka namun kasus yang sesungguhnya jauh lebih besar daripada kasus yang nampak, maka terjadi apa yang disebut sebagai “Fenomena Gunung Es”. Artinya adalah data kasus statistik mengenai jumlah angka individu yang terinfeksi HIV maupun individu yang AIDS bukan jumlah yang sebenarnya.
  • Terdapat banyak kasus HIV/AIDS yang tidak dilaporkan mengingat pada fase awal AIDS selain tanpa gejala, juga tidak dapat dideteksi. Selain itu kesadaran masyarakat untuk melakukan tes HIV masih rendah. Sehingga dimungkinkan masih banyak kasus yang tidak terdata, dan menjadikan data yang ada adalah bukan angka yang sebenarnya.
Tahapan Perubahan HIV/AIDS

1. Fase 1
  • Umur infeksi 1-6 bulan (sejak terinfeksi HIV)
  • Individu sudah terpapar dan terinfeksi.
  • Tetapi ciri-ciri terinfeksi belum terlihat meskipun ia melakukan tes darah. Pada fase ini antibody terhadap HIV belum terbentuk.
  • Bisa saja terlihat/mengalami gejala-gejala ringan, seperti flu (biasanya 2-3 hari dan sembuh sendiri)
2. Fase 2
  • Umur infeksi: 2-10 tahun setelah terinfeksi HIV.
  • Pada fase kedua ini individu sudah positif HIV dan belum menampakkan gejala sakit
  • Sudah dapat menularkan pada orang lain.
  • Bisa saja terlihat/mengalami gejala-gejala ringan, seperti flu (biasanya 2-3 hari dan sembuh sendiri)
3. Fase 3
  • Mulai muncul gejala-gejala awal penyakit.
  • Belum disebut sebagai gejala AIDS.
  • Gejala-gejala yang berkaitan antara lain keringat yang berlebihan pada waktu malam, diare terus menerus, pembengkakan kelenjar getah bening, flu yang tidak sembuh-sembuh, nafsu makan berkurang dan badan menjadi lemah, serta berat badan terus berkurang.
  • Pada fase ketiga ini sistem kekebalan tubuh mulai berkurang.
4. Fase 4
  • Sudah masuk pada fase AIDS.
  • AIDS baru dapat terdiagnosa setelah kekebalan tubuh sangat berkurang dilihat dari jumlah sel-T  nya.
  • Timbul penyakit tertentu yang disebut dengan infeksi oportunistik yaitu TBC, infeksi paru-paru yang menyebabkan radang paru-paru dan kesulitan bernafas, kanker, khususnya sariawan, kanker kulit atau sarcoma kaposi, infeksi usus yang menyebabkan diare parah bermingguminggu, dan infeksi otak yang menyebabkan kekacauan mental dan sakit kepala.
Penularan HIV/AIDS

1. Media Penularan HIV/AIDS
  • Aliran darah, bisa berbentuk luka
  • Cairan sperma
  • Cairan vagina
2. Cara Penularan HIV/AIDS
  • Hubungan Seksual yaitu Hubungan seksual yang tidak aman dengan orang yang telah terpapar HIV
  • Transfusi Darah yaitu Melalui transfusi darah yang tercemar HIV
  • Penggunaan Jarum Suntik. Penggunaan jarum suntik, tindik, tato, pisau cukur, dll yang dapat menimbulkan luka yang tidak disterilkan secara bersama-sama dipergunakan dan sebelumnya telah dipakai orang yang terinfeksi HIV. Cara-cara ini dapat menularkan HIV karena terjadi kontak darah.
  • Ibu Hamil kepada Anak yang Dikandungnya
  1. Antenatal yaitu saat bayi masih berada didalam rahim, melalui plasenta
  2. Intranatal yaitu saat proses persalinan, bayi terpapar darah ibu atau cairan vagina
  3. Postnatal yaitu setelah proses persalinan, melalui air susu ibu
  4. Kenyataannya 25-35% dari semua bayi yang dilahirkan oleh ibu yang sudah terinfeksi di negara berkembang tertular HIV, dan 90% bayi dan anak yang tertular HIV tertular dari ibunya.
Perilaku Berisiko Yang Menularkan HIV/AIDS
  • Menggunakan jarum dan peralatan yang sudah tercemar HIV
  • Berhubungan seks melalui dubur, oral maupun melalui vagina tanpa perlindungan
  • Memiliki banyak pasangan seksual atau mempunyai pasangan yang memiliki banyak pasangan lain
Pernyataan-Pernyataan Seputar Penularan HIV
Beberapa pendapat yang salah, mengenai penularan HIV diantaranya:
􀂃 Salah:
HIV / AIDS menular melalui hubungan kontak sosial biasa dari satu orang ke orang lain di
rumah, tempat kerja atau tempat umum lainnya
􀂃 Salah:
HIV / AIDS menular melalui makanan
􀂃 Salah:
HIV / AIDS menular melalui udara dan air (kolam renang, toilet, dll)
􀂃 Salah:
HIV / AIDS menular melalui serangga/nyamuk
􀂃 Salah:
HIV / AIDS menular melalui batuk, bersin, meludah
􀂃 Salah:
HIV / AIDS menular melalui bersalaman, menyentuh, berpelukan atau cium pipi

Subscribe to receive free email updates: