Khutbah I'dul Fithri

                                                            Sebuah Renungan

Segala fuji bagi Allah yang telah mengirimkan semua pesuruh-Nya kepada manusia dengan penerangan yang nyata dan Ia telah memberi kitab dan neraca kepada mereka, agar umat manusia tetap senantiasa membela kebenaran dan menegakkan keadilan. Ia ciptakan besi yang mengandung kekuatan maha dahsyat dan berguna bagi manusia, supayaa Allah menilai siapa yang menegakkan agama-Nya dan membantu para rasul-Nya dengan ghaib. Sesungguhnya Allah Maha kuasa dan Maha Mulia. Dan Ia mengakhiri para rasul-Nya itu dengan Nabi Muhammad SAW, seorang pribadi yang dikirim-Nya membawa petunjuk serta agama yang benar, agar agama itu lahir membawa kenangan universal di atas keyakinan yang lain. Saya mengaku, bahwa tak ada Tuhan kecuali Allah yang Maha Tunggal, tak ada syarikat dan sekutu bagi-Nya, pengakuan yang tulus ikhlas laksana emas murni, tanpa saduran dan campuran. Saya mengaku, bahwa Muhammad itu adalah hamba-Nya dan pesuruh-Nya, semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepadanya, dan segenap keluarga dan shahabat-shabatnya, mudah-mudahan Tuhan memberikannya pula kesejahteraan yang banyak, syahadah pengakuan yang menyatakan bahwa orang yang mengucapkannya berada dibawah naungan yang Maha Pelindung Allah SWT.

Allaahu Akbar Allaahu Akbar Allaahu Akbar !
Shahabat-shahabat perjuangan sekalian !

Tatkala dini hari cahaya fajar satu Syawwal menyingsing di ufuk Timur, budi pikiran dan budi perasaan serta alam jiwa kita bertukar rasa. Umat Islam di seluruh dunia, seluruh benua dan samudera bangkit bersama menggemakan ucapan takbir, tahlil dan tahmid, gembira dan bahagia karena beroleh menang setelah perjuangan, mengalahkan hawa nafsu, melatih diri, setelah berpuasa sebulan penuh, membina taqwa mengharap ridla. Kita kibarkan panji kemenangan dan bendera kejayaan dengan ucapan dengan ucapan takbir, tahlil dan tahmid, alamat rasa syukur kita yang tiada berhingga kepada Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Esa. Diatas daratan bumi yang membentang luas, dengan beratapkan awan putih yang melambangkan kemurnian dan keaslian alam jiwa, dengan berlantaikan rumput hijau menggambarkan kehalusan budi dan perasaan yang mesra, berbaris dalam sususnan shaf yang teratur rapi, menyatakan ruku' dan sujud kepada Ilahi.

Allaahu Akbar Allaahu Akbar Allaahu Akbar !

Kalimat di atas adalah ucapan kepercayaan, ucapan keyakinan dan ucapan kesadaran. Ucapan di atas adalah bayangan keabadian, pedoman kekal sepanjang masa; pangkal tempat bertolak dan pelabuhan tempat bersauh. Ia adalah laksana menara laut di tengah samudera perjuangan kehidupan dan kemanusiaan. Ia menterjemahkan suatu keyakinan, pandangan dan pendirian hidup, nyala dan cahaya hidup yang memancar pijar dan sinar.

Maha besar Allah ! Selain dari Dia kecil semuanya. Kekuasaan raja-raja, para penguasa dan segala Kepala Negara, berhimpun menjadi satu, kecil dan lemah di hadapan Allah yang Maha Kuasa itu. Pengetahuan-Nya menembus segala lipatan hati dan ruhani manusia.

Maha bijaksana Dia ! Tempo-tempo ditaburkan-Nya sinar-sinar bintang di halaman langit di waktu malam, dan manusia menyaksikan ribuan cahaya. Tempo-tempo ditahan-Nya pijar dan sinar bintang itu dan dunia kembali kelam dan gelap.

Maha Besar Allah dan maha kecil manusia !
Maha Kuat Allah dan maha lemah manusia !

Umat Tauhid, memantangkan dirinya untuk takut dan menyerah kepada manusia dzalim atau penguasa yang durjana. Umat Tauhid, selalu menyala dalam dadanya harapan dan masa depan yang terang dan gemilang. Ummat Tauhid memantangkan dirinya untuk putus asa atau sempit dada dan sesak nafas, melihat perkembangan keadaan, sebab semuanya itu berada dalam kekuasaan dan kebijaksanaan Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana.

Allaahu Akbar Allaahu Akbar Allaahu Akbar !
Laa Ilaaha Illallaah ! Tiada Tuhan Kecuali Allah !
Kekuasaan dan kekuatan mutlak ada ditangan-Nya!
Kebijaksanaan dan keadilan mutlak ada disisi-Nya!
Kesempurnaan dan kebenaran mutlak hanyalah pancaran dari cahaya-Nya !

Kekuasaan yang diberikan-Nya kepada sebagian manusia, ada hingga dan jangkanya. Kekayaan dan kesengsaraan yang dirasakan-Nya kepada sebagian manusia, ada batas dan akhirnya. Diancamnya para penguasa yang berlaku dzalim, yang menyalahgunakan kekuasaan untuk menindas manusia yang dan tidak berdaya. Direnggutnya dan dibinasakannya penguasa yang durjana itu dari tempat yang tidak mereka ketahui. Diberinya hiburan dan harapan manusia yang lemah dan tertindas dibumi, bahwa pada satu ketika yang tak terduga, kuasa ghaib akan mematahkan belenggu kedzaliman yang mengungkungnya. Masa kepastian itu pasti datangnya, lambat atau cepat. Keyakinan ini mendorong setiap mujahid terjun kemedan juang, menyambung nyawa berkuah darah, mengibarkan panji-panji perlawanan, menantang gerbang maut, menyudahi hidup kini dan disini. Berhadapan dengan risalah tuhan, dia tidak memperhitungkan harga diri. Dirinya lenyap dan sirna dalam keagungan cita dan kejauhan tujuan.

Allaahu Akbar Allaahu Akbar Allaahu Akbar !
Walillaahilhamd ! Segala puji bagi Allah

Hanya Dia yang memiliki segala pujian dan sanjungan. Haram bagi kita memuji selain Dia. Pantang bagi kita menjilat untuk mencari muka, mengemis-ngemis asal laku dan terpakai oleh orang yang sedang menang. Pekik api kebenaran, kini telah terpadamkan. Pekik jaman keadilan, kini telah tak tertahankan oleh kekuatan dan kekuasaan apapun juga. Ummat Tauhiid akan selalu memihak kepada kebenaran dan keadilan, walaupun kebenaran dan keadilan itu berada dipihak yang lemah, dan kepalsuan berada di pihak yang kuat.

Sudara-saudaraku, itulah aqidah dan pandangan hidup. 'Aqidah Islamiyah menuntun jalan hidup kita, memberi pegangan dan tujuan serta kepastian bagi kita. Ada hablum minallah, tali tempat kita bergantung. Ada hablum minannas, bumi tempat kita tumbuh dan berpijak. Ada 'Aqidah cahaya langit yang menerangi jalan hidup kita, ada qa'idah dan jamaa'ah, ruang dibumi tempat kita hidup bersama, berusaha dan berkarya dengan manusia lainnya. Itulah wajah semangat dari ummat pilihan, ummat yang hidup dengan 'aqidah dan Qa'idah, ummat yang memiliki susunan dan pimpinan, ummat yang hidup dengan paru-paru sendiri, ummat yang hidup dengan syarafnya sendiri, mempunyai 'izzah dan shibghah, mempunyai gensi dan harga diri. Itulah ummat yang mampu menentukan nasibnya sendiri, 'aqidah yang kuat dan qa'idah yang jelas di dalam hidup, pasti menumbuhkan jama'ah dan melahirkan Imaamah. Jamaa'ah dan Imaamah, itulah pola hidup kita, sesuai dengan teladan sunnah.

Selama Ummat Islam dibumi sebelah sini dan di seluruh dunia tidak merupakan Ummat Jamaa'ah dan Imaamah, selama itu mereka akan tetap menjadi permainan orang, akan tetap menjadi umpan dan korban. Mutunya lenyap, nilainya enteng ! Gensinya rendah, pribadinya murah !  Kaum yang anti islam selalu berusaha sejak dahulu, agar ummat islam jangan sampai mewujudkan kesatuan Jamaa'ah dan kesatuan Imaamah. Kita dirintangi terus untuk menetapkan imaamah, tempat kita menumpahkan kepercayaan dan pimpinan perjuangan. Dunia luar tidak rela melihat Ummat Islam merupakan kekuatan yang akan mengimbangi kekuatan mereka.

Allaahu Akbar Allaahu Akbar Allaahu Akbar ! Walillaahilhamd !

Sudara-saudara, kesatuan 'aqidah harus menumbuhkan kesatuan jamaa'ah, kesatuan jamaa'ah harus melahirkan kesatuan imaamah. Perjuangan besar ini hanya bisa kita angkat dengan tenaga bersama, tenaga ummat dan tenaga Jamaa'ah. Wajah dan halaman hidup, jiwa dan semangat hidup, nyala dan cahaya yang mencemerlangkan hidup, segalanya itu memancar dari 'aqidah yang teguh dan kokoh, jamaa'ah dan imaamah yang kuat dan sentosa.

Saudara-saudara, badai krisis yang menghempas di seluruh benua dan samudera dunia Islam dalam masa berbilang abad, terletak pada kelemahan 'aqidah, tak adanya sistem hidup berjamaa'ah dan imaamah ; lemah keyakinan hidup dan keyakinan berjuang, lenyapnya kepribadian, tak ada susunan dan bangunan Ummatan Waahidah, tak adanya kesatuan pimpinan dalam perjuangan. 'Aqidah Islamiyah memesankan, agar kita memandang seluruh persoalan ini dari hubungan yang luas, benua demi benua, memandang dari belahan dunia yang besar dan sejarah yang besar pula. Memandang dengan bashiroh, jauh menembus lipatan zaman. Dengan horizon yang tajam memandang jauh ke depan samapai ke kaki langit, menembus ufuk demi ufuk, mencari titik sinar di atas asap dan awan.

Saudara-saudara se-agama dan se-cita-cita !  Kita kini masih berada pada keadaan yang sangat sulit, kita masih bergumul dengan kondisi dan situasi yang kurang menguntungkan Ummat Islam yang berjuang dengan 'aqidah. Kiri dan kanan adalah jurang, dibelakang telah tersedia lubang kebinasaan, jalan dimuka penuh dengan duri dan derita. Tali hitam kesayupan dan tekanan yang serupa menimpa seluruh hidup kita. Ujian ini belum juga berakhir. Setiap ujian dan cobaan, duka dan suka, ketawa dan air mata, semua itu adalah senandung yang menyanyikan kehidupan yang indah. Ketahuilah, dibelakang kalimat sejarah belum ada titik. Sebelum kita telah datang kafilah perjuangan yang memberikan teladan. Tetes darah sepanjang perjalanan, cucuran keringat dan air mata yang membasahi halaman hidup adalah menjadi tafsir betapa beratnya menegakkan keyakinan dan kebenaran.

Saudara-saudara, Sebagai Ummat yang satu, jamaa'ah dan imaamah yang satu, untuk 'aqidah yang satu, mari kita selesaikan bengkalai ini, mari kta wariskan watak berjuang yang berhak hidup dalam sejarah, sebagai harta pusaka kita bersama, guna angkatan yang akan datang. Mari kita akhiri hidup berpecah dan berfirqoh, mari kita habisi bersengketa, bergolong-golong; mari kita bina hidup berjamaah dan berimaamah sesuai dengan teladan sunnah. Dengan Qur-an ditangan kanan dan kain kafan ditangan kiri, kafilah mujahidin ini telah bertekad hendak meneruskan perjuangan; dalam kamus hidupnya haram tak ada kalimat berhenti ditengah jalan, karena tempat perhentian hanyalah diatas kuburan yang sepi. Mereka lahir dari kancah perjuangan, dibesarkan dalam dadung perlawanan dan didewasakan oleh tempaan penderitaan. Mereka yang gugur membela kebenaran telah meninggalkan pesan arif. Dan mereka yang hidupnya keluar masuk penjara, telah mewariskan semangat dan jiwa keperwiraan bagi angkatan kemudian.

Saudara-saudara, dengan curahan jiwa dan semangat, curahan qolbu dan budi, mari kita teruskan perjuangan besar ini, sungai boleh mengering, gunung boleh menghanyut, namun perjuangan menegakkan kebenaran dan membela keadilan akan tetap abadi.

Wahai tuhan kami, jika ujian dan derita ini bukan karena murka-Mu kepada kami, legalah hati kami, dan lapanglah dada kami, cukuplah itu untuk menguatkan jiwa kami dalam menahan ujian dan menangggukan penderitaan ini. Jika Engkau murka kepada kami, kami insaf bahwa kemurkaan Engkau itu adalah karena kesalahan kami. Tiada jalan dan pilihan bagi kami, hanya bertaubat kepada engkau, kembali mengharap ampunan, gemilang sayang dan curahan kasih dari Engkau semata.

Wahai tuhan kami, kami berlindung kepada nur wajah Engkau yang Maha Karim, yang menyinari langit dan bumi, dan memecahkan kegelapan demi kegelapan, dan memperbaiki segala urusan kami dunia dan akhirat. Semoga Engkau tidak murka kepada kami, mudah-mudahan Engkau tidak memarahi kami. Hanya kepada engkau kami menyerahkan segala cacat dan cela diri kami, Sehingga Engkau berkenan menerima kami dalam pangkuan ridlo-Mu. Kalau tidak kepada Engkau yaa Allah, kepada siap lagi kami hendak mengadukan nasib kami ! Bukalah pintu maghfirah dan ampunan Engkau karena kami hendak masuk ke dalamnya. Jangan Engkau menurunkan siksa dan bencana karena kelalaian dan kealfaan kami. Jangan Engkau menimpakan adzab dan hukuman seperti yang pernah Engkau turun timpakan kepada Ummat yang terdahulu. Jangan Engkau berikan beban dan pikulan berat yang tak sanggup kami memikulnya. Ampunilah segala dosa kami. Maafkanlah kami. Santunilah kami. Engkau adalah tuhan dan penolong kami. Tolong kami dalam menghadapi kaum yang kafir . Aamin yaa Rabbul 'aalamiin.

Subscribe to receive free email updates: