إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَقَالَ تَعَالَى أَيْضًا: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. أَمَّا بَعْدُ؛
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah…
Pada saat Republik ini lahir dengan mukaddimah UUD 1945nya, yang ketika itu masih berbunyi “Negara berdasarkan ketuhanan dengan kewajiban menjalankan menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya’ jadi ketika diproklamirkan masih seperti itu kalimah dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya masih tercantum. Baru pada keesokan harinya pada tanggal 18 Agusatus 1945, apa yang di kenal dengan 7 kata (dengan menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya) itu kemudian di hapus, ini merupakan awal malapetaka, sejak itu kemudian digantilah dengan berdasarkan Ketuhanan yang maha esa.
72 tahun dengan 7 presiden, mulai dari presiden Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Gusdur, Megawati, Susilo Bambang Yudoyono dan Joko Widodo. Ada sesuatu yang perlu kita ambil hikmah dari perjalanan panjang 7 dasa warsa itu, Apa yang kurang dari sosok presiden Soekarno ?, Dia berhasil mengangkat martabat bangsa ini di forum internsaional, dia menampilkan diri sebagai seorang pemimpin yang revolusioner, membawa bangsa ini ke panggung sejarah. Di selengarakannya konfrensi Asia Afrika. Kemudian konnfrensi ini menjadi pendorong kemerdekaan negara-negara di Asia Afrika. Besar jasanya bung Karno bagi negara ini, tapi kekeliruannyapun tidak luput dari sejarah. Dari seorang tokoh yang demokrat ketika pemerintahan yang parlementer dari 1945-1959. Pemerintahan kita berjalan dengan meletakan kedaulatan di atas tangan rakyat. Tapi dari tahun 1959-1965 beliau tampil sebagai sosok yang bukan demokrat, tapi beliau terkesan menguasai semua kekuasaan kenegaraan. Ada yang menyebut beliau berubah dari seorang demokrat menjadi diktator. Ahirnya takdir Allah berlaku. Bung karno tumbang sesudah terjadinya peristiwa G 30 SPKI. Ketika beliau berkuasa teman-teman sejawatnya banyak yang di tangkap dan di jebloskan ke penjara. Pancasila kemudian di peras –peras menjadi trisila, dari trisila menjadi ekasila, porosnya Nasakom, kemudian nasakom sampai-sampai dinyanyikan oleh anak-anak di sekolah rakyat, “ nasakom jiwaku “ lahir undang-undang Subversi dan sebagainya. Ahirnya bung Karno seolah-olah berada di atas hukum. Seharusnya suatu negara berada dengan memberlakukan The rule of the law tapi yang berlaku the law of the rule. Jadi sang penguasa berada di atas hukum bukan hukum di atas penguasa. Inilah awal sejarah bangsa tentang jatuhnya seorang presiden dari kursinya.
Kemudian naiklah presiden Soeharto. Pak Hartopun pada awal pemerintahannya sangat demokratis, memperhatikan aspirasi-aspirasi rakyatnya. Pembangunanpun berhasil meskipun meninggalkan hutang yang tidak kecil, tapi rakyat menikmati hasil pembangunan. Tetapi badai menerpa Indonesia. Kita mengalami krisis moneter tahun 1997, di susul dengan krisis ekonomi kemudian krisis politik dan ahirnya krisis kepemimpinan nasional. Kembali kita menyaksikan sejarah tumbangnya seorang presiden. Pak Harto tumbang dan digantikan oleh Presiden Habi bie. Berapa lama Bung Karno berkuasa? Bung karno berkuasa selama 21 tahuin, Pak Harto berkuasa selama 32 tahun, kalau sekarang negara kita akan 60 tahun, maka 53 tahun kekuasaan hanya di tangan dua sosok presiden, sisa tujuh tahun. Habibie 518 hari, Gusdur tidak sampai 22 bulan selebihnya Megawati dan Susilo. Pak Susilo pemerintahannya belum genap satu tahun, nanti pada 20 Oktober baru genap satu tahun. Inilah sejarah perjalanan suatu bangsa. Rakyat belum menikmati secara merata pembangunan-pembangunan baik di pusat maupun di daerah-daerah. Lebih dari 40 juta hidup dibawah garis kemiskinan, SDM kita rendah tarap pendidikan kita rendah, SDM kita peringkat 77 bandingkan dengan vietnam peringkat 76. Malaysia peringkat 45 dan Singapura peringkat 35 negara kita jauh tertinggal. Yang sangat memprihatinkan kita justru pada hal-hal buruk Indonesia berada di depan, contohnya pornograpi indonesia menempati posisi ke dua menurut The asosiated press setelah swedia. Aborsi Indonesia sangat tinggi, setiap tahun sangat tinggi, setiap tahun Aborsi diperkirakan mencapai 3 juta jiwa dan 20 % pelakunya puteri-puteri remaja yang belum menikah. Korupsi kita parah sekali, untuk tingkat Asia kita nomor satu, untuk tingkat dunia kita peringkat ke lima. Itulah sebabnya presiden SBY bertekad untuk mengurangi korupsi dan tidak ada hentinya kata beliau untuk memberantas korupsi, saya rasa rakyat akan memberikan dukungan penuh dalam upaya-upaya menjadikan pemerintahan ini bersih dari korupsi
Ketika berbicara tentang kekuasaan, ada satu Amanah Allah di dalam Al-Qur’an yang merupakan ciri seorang mukmin yaitu Amanah. Kekuasaan itu Amanah, salah satu kriteria Mukmin Allah tegaskan dalam QS.Al- Mukminun : “Walladziinahum liamaanatihim wa’ahdihim raa’uun”
Apa yang di sebut Mukmin itu ? Salah satu cirinya adalah orang –orang yang memelihara amanah yang dipikulnya dan janji-janjinya. Kekuasaan itu amanah. Presiden kita yang dulu tumbang, baik Bung Karno, Pak Harto, Abdurrahman Wahid, tidak lepas dari firman Allah tadi, marilah kita renungkan, kalau semua birokrat kita sadar akan amanah, mulai dari presiden sampai ketua RT mau memegang amanah, Subhanallah Indonesia akan menjadi Negara makmur dan sejahtera. Salah satu ciri Iman dan takwa adalah Amanah, sebagaimana firman firman Allah :“ Walau anna ahlal quro aamanu wattakau lafatahna alaihim barokatim minassamaai wal ardi, walakin kadzzabu fa akhodathum bimaa kaanuu yaksibuun.”
Seandainya penduduk negeri ini beriman dan bertakwa, sungguh akan aku limpahkan berkah dari langit dan bumi, tetapi jika mereka dustakan firman-firman kami, maka akan kami siksa mereka sesuai dengan apa yang mereka kerjakan.
Memelihara hidup yang bersih dari korupsi, sogok, suap menyuap. Lihatlah berapa Gubernur dalam proses peradilan, berapa orang dari kalangan DPR di beberapa daerah juga sedang di adili. Kita menyaksikan KPU dari mulai ketuanya sampai ke bawah berurusan dengan peradilan. Kenapa bisa terjadi ?, karena korupsi. Lembaga-lembaga terhormat yang untuk masuk dan duduk begitu sulit seleksinya, ternyata di tengah perjalanan mereka tidak melakukan apa yang Allah sebutkan dalam Al-Qur’an, yaitu tidak Amanah dalam dalam tugasnya.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Ghozali. Imam Ghozali menitipkan kepada kita pilosofi Wudlu, baru wudlu saja seharusnya orang itu menjadi baik, kalau kita berwudlu dengan sepenuh hati, kita pahami makna wudlu, betapa dahsyatnya wudlu itu. Bagaimana mungkin kata Imam Ghozali tangan yang suci karena wudlu mau mengambil yang bukan haknya. Bagaimana mungkin tangan yang suci karena wudlu mau melakukan perbuatan-perbuatan dosa. Memark up harga-harga yang harusnya satu juta di buat tiga juta, itulah yang terjadi di Negara kita. Bagaimana mungkin kaki yang suci mau melangkah ke tempat maksiat. Itu baru manfaat wudlu apalaghi sholat. Tapi sekarang kita menyaksikan banyak orang yang tampaknya solat, umroh, bahkan naik haji berkali-kali, tapi sekarang duduk menjadi pesakitan, terdakwa sidang pengadilan, mungkin ini yang di sebutkan Rosulullah : Mereka terlihat solat, tapi sesungguhnya tidak solat, mereka mungkin terlihat naik haji, tapi sesungguhnya tidak naik haji, dia tidak menghayati makna solat dan haji.
Kami ingin titipkan apa yang di sampaikan oleh Imam Syafi’i, kita telah mengetahui yang namanya Al-Qur’an, firman Allah itu ada 114 surat, tapi kata Imam Syafi’i sungguh luar biasa seandainya yang di sebut Al-Qur’an itu cukup satu surat, dan surat itu namanya Al-Ashr, itupun sudah cukup bagi manusia untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan diakherat. Inilah mungkin kilas balik, renungan 60 tahun, Indonesiaku, 60 tahun tanah airku merdeka, kita tidak boleh kehilangan harapan dan putus asa karena Allah teruskan firmannya tadi ketika Allah berfirman : “Qod kholat min qoblikum siniina fasiiru fil ardi fandzuruu kaifa kaana aakibatul mukadziibiin”.
Kita melihat kebelakang sejarah 60 tahun perjalanan republik ini. Jatuh bangunnya suatu kekuasaan itu suatu penjelasan yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia.
“Haadzaa bayaanu linnaasi wahudawwamau’idzotul lilmuttakiin”
Pelajaran berharga bagi manusia, merupakan petunjuk ( Mauidzoh ) bagi orang-orang yang bertakwa, lalu Ayat itu di teruskan:
“Walaa tahinuu walaa tahzanuu waantumul a’launa inkuntum mukminiin”
Kita di larang oleh Allah untuk berputus asa, kehilangan pengharapan, kehilangan optimisme, kehilangan masa depan, sesungguhnya kalian umat yang tinggi, tapi ada syaratnya yaitu sekiranya kalian beriman. Inilah syaratnya komitmen Iman, hanya orang-orang yang beriman yang melahirkan sifat-sifat yang amanah, dan Amanah itu merupakan tonggak kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai. Wallahu ‘alam bisshawab
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الآيَاتِ وَالِّذكْرِ الْحَكِيمِ ، وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ، أَقُولُ قَوْلِي هذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله الْعَظِيمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوهُ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِينَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِين، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Jumat 17 Agustus Khutbah Jumat Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتًهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ؛
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَارْضَ عَنْ سَادَاتِنَا أَصْحَابِ رَسُوْلِكَ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ اِلَي يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ. اَللَّهُمَ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ وَآمِنْهُمْ فِيْ أَوْطَانِهِمْ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.وَأَقِمِ الصَّلاَةِ