اللهُ أَكْبَرُ «تسعا»، الله أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللهِِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ.
الحَمْدُ للهِ الَّذِى خَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيْرًا، وَالْحَمْدُ للهِ الََّذِى وَسِعَ كُلََّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا وَتَدْبِيْرًا، نَحْمَدُهُ بِجَمِيْعِ مَحَامِدِهِ حَمْدًا كَثِيْرًا، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةً أَدَّخِرُهَا لِيَوْمٍ كَانَ شَرُّهُ مُسْتَطِيْرًا، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ، بَعَثَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيًا إِلَى اللهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ وَخَلِيْلِكَ مُحَمَّدٍ مَا تَعَاقَبَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ، وَصَلِّ عَلَيْهِ مَا لاَحَتِ اْلأَنْوَارُ، وَغَرَّدَتِ اْلأَطْيَارُ، وَأَوْرَقَتِ اْلأَشْجَارُ، وَأَيْنَعَتِ الثِّمَارُ،وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ: فَـيَاأَيُّهَا النَّاس اتَّقُوا اللَّهَ, وَاشْكُرُوْهُ عَلَى مَا هَدَاكُمْ لِلإِسْلاَمِ، وَأَفْضَلَكُمْ بِالْفَضَائِلِ وَالإِنْعَامِ، وَجَعَلَكُمْ مِنَ اْلأُمَّةِ المَأمُوْرَةِ بِصِلَةِ اْلأَرْحَامِ. قَالَ تَعَالَى : وَلِتُكْمِلُوااْلعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُاللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ ولَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ .
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah
Sebagai hamba yang sudah dikaruniai nikmat yang tak terkira, marilah kita bersama-sama memuja Allah SWT, Tuhan pencipta alam semesta biqouli “Alhamdulillahirabbil Alamin” seraya berharap nikmat kita akan terus ditambah dan kita termasuk orang-orang yang bersyukur.
Shalawat dan salam semoga selalu terlimpahkan kepada junjungan kita, uswatun khasanah kita Nabi Muhammad SAW. Semogalah kita termasuk dalam kaumnya yang akan mendapatkan hidayah dan syafaatnya di yaumil akhir nanti. Amin.
اللهُ أَكْبَرُ 3× لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Hari ini kita sampai pada hari ‘idilfitri menunaikan shalat Id bersama dengan keluarga tercinta ditempat yang mulia ini. Kita hadir ditempat yang suci ini untuk mensucikan diri dari kealfaan dan dosa. Pada hari ini hamba-hamba yang beriman dikembalikan kepada fitrahnya, kepada kesuciannya seperti bayi yang baru terlahir kembali ke dunia. Sebagaimana sabda nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan atas dasar keimanan dan dilaksanakan dengan benar, maka ia diampuni dosa-dosanya yang telah lewat”.
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah
Selama Ramadhan kita berusaha meningkatkan keimanan, menambah ibadah kita. Kita mampu menaklukkan rasa lapar, kita mampu menahan rasa haus. Selama Ramadhan kita berlomba-lomba meningkatkan amal ibadah kita baik secara kuantitas maupun kualitas.
Kini Ramadhan telah meninggalkan kita. Bulan yang termulia diantara bulan-bulan lainnya. Bulan dimana semua amal baik dilipat gandakan. Semua ketaatan diterima, segala do’a dikabulkan, dosa-dosa kita diampuni dan surgapun rindu kepada hamba-hamba yang berpuasa dibulan Ramadhan. Di Bulan Ramadhan, Allah juga menganugerahkan sebuah malam yang apabila kita beribadah diwaktu itu, nilai ibadah kita akan sama dengan ibadah seribu bulan (83 tahun). Malam itu adalah malam Lailatul Qadar yang walaupun hanya satu malam, namun apabila kita bertemu dengannya, berarti kita sudah beribadah sepanjang dan selama umur kita.
Namun sekarang Ramadhan telah meninggalkan kita. Ramadhan telah berlalu melewati kehidupan kita. Pertanyaanpun membayang, apa hasil yang telah kita dapatkan selama Ramadhan? Mungkinkah kita akan bertemu lagi dengan Ramadhan-Ramadhan di tahun mendatang? Ataukan mungkin kita tidak akan lagi menjumpai Ramadhan tahun depan? kita akan meninggalkan Ramadhan, kita akan meninggalkan orang-orang yang kita cintai, anak-anak kita, istri dan keluarga kita tercinta kita.
Ya Allah Ya rabbi…… memang Ramadhan telah berlalu. Namun kami berharap pintu rahmat-Mu masih terbuka lebar bagi kami yang mendekati-Mu. Memang Ramadhan telah pergi. Namun kami meminta pintu taubat belum terkunci dan Engkau masih menerima amal ibadah kami. Sebelum ajal datang, sebelum semuanya menjadi ratapan dan penyesalan, pada hari yang fitri ini hanya do’a yang layak kita panjatkan : “ ya Allah…. Terimalah segala amal ibadah kami di Bulan Ramadhan dan pertemukanlah kami dengan ramadhan-Ramadhan di tahun depan. Amin
اللهُ أَكْبَرُ 3× لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah
Dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah : 185 Allah berfirman :
وَلِتُكْمِلُوْا العِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلىَ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Dan hendaklah kamu menyempurnakan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kamu semoga kamu bersyukur (kepada-Nya).”
Melalui ayat tersebut, setelah kita sempurnakan puasa kita dibulan Ramadhan, Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk mengagungkan asma Allah dengan lantunan takbir, tahmid dan tahlil. Seraya kita bersujud dan bersyukur terhadap nikmat yang diberikan-Nya.
Takbir adalah membesarkan Allah dan mengecilkan selain Allah. Ketika kita berpuasa, Takbir kita cerminkan dengan mengecilkan pengaruh hawa nafsu dan mengagungkan kebesaran Allah didalam sanubari kita. Ketika kita membaca Al-Quran, kita mengecilkan seluruh pembicaraan manusia dan membesarkan kalam Allah. Ketika kita Tarawih dan Qiyamullail, kita kecilkan seluruh urusan dunia dan hanya membesarkan perintah Allah SWT. Mengapa kita harus bertakbir terus menerus?
Hadirin rahimakumullah….
Allah maha tahu. Kita sering bertakbir dalam ibadah kita. Namun terkadang kita lupakan takbir di luar ibadah kita. Kita besarkan Allah di Masjid namun di luar masjid kita masih sering mengagungkan kekayaan, kekuasaan dan jabatan. Kita masih diperbudak oleh nafsu dengan memaksa orang lain untuk menuruti kemauan kita.
Di atas sajadah kita kumandangkan Takbir, namun dikantor, dipasar diladang, ditengah-tengah masyarakat kita lupakan Allah SWT. Kita telah mengganti TAKBIR dengan TAKABBUR. Kita salahgunakan jabatan yang seharusnya untuk mengabdi kepada masyarakat. Memakmurkan Negara, melayani rakyat, membela yang lemah, menyantuni dan membantu yang membutuhkan. Kita tutup mata kita. Kita bangga dengan gelar dan jabatan kita. Kita bangga dengan kekayaan yang melimpah ruah.
Ditengah masyarakat kita sudah tidak lagi berpegang pada firman-firman Allah, Hadits Rasulullah yang mengajarkan kejujuran, keikhlasan, kasih sayang dan amal sholeh. Sebaliknya, dengan setia kita ikuti petunjuk syaitan laknatullah yang mengajarkan kelicikan, kemunafikan dan kekerasan hati. Allah yang selalu kita besarkan dalam shalat dan do’a, telah kita lupakan dalam kehidupan nyata.
Dalam puasa, kita menahan diri untuk tidak makan dan minum, namun kita berbuka dengan makanan dan minuman yang haram. Bibir kita kering karena kehausan. Mata kita sayu karena keletihan. Perut kita kosong menahan lapar. Namun tangan-tangan kita kotor karena kemaksiatan. Banyak dari kita yang khusyuk dalam shalat namun kita khusyuk juga merampas hak orang lain. Banyak dari kita yang fasih membaca dalil dan ayat ayat Al-Qur’an namun kita juga fasih dalam menipu orang lain. Banyak kita tidak putus berpuasa dibulan Ramadhan namun kita tidak putus pula dalam melakukan kedzoliman di dunia.
Ya Allah…. Engkau maha besar. Tidak ada tuhan selain engkau. Ampunilah dosa-dosa dan kealpaan kami. Hambamu yang lemah ini telah tersesat mengikuti hawa nafsu. Maka berikanlah kemampuan kepada kami untuk dapat mengagungkan-Mu dalam takbir diseluruh kehidupan kami.
اللهُ أَكْبَرُ 3× لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Hadirin rahimakumullah….
Sesungguhnya hanya Allah lah yang paling besar. Sedangkan selain Allah adalah kecil dan lemah. Apapun yang kita bangga-banggakan dari materi dunia, ketahuilah…. Semuanya kecil dan tiada berarti sama sekali jika dibandingkan dengan keagungan Allah. Tidak sepantasnya kita banggakan kekayaan dan jabatan yang kita miliki, karena semua itu hanya titipan belaka yang akan hilang diambil pemiliknya. Tidak perlu kita sombong dengan dan pamer keahlian dan prestasi kita, karena semua itu kecil disisi Allah bila kita tidak beriman dan bertaqwa.
Oleh karena itu janganlah kita sombong dengan diri kita sendiri. Siapapun diri kita ini. Apapun pekerjaan kita. Dimanapun posisi kita. Karena Allah melarang kita berlaku sombong sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an surat Luqman 18 yang artinya :
وَلَا تُصَعِّرۡ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمۡشِ فِي ٱلۡأَرۡضِ مَرَحًاۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالٖ فَخُورٖ
“dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri”.
اللهُ أَكْبَرُ 3× لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah
Melalui khutbah idul fitri kali ini. Marilah kita juga berbuat baik kepada siapa saja terutama orang tua kita. Islam sebagai agama tidak hanya mengajarkan kepada ummatnya untuk berbuat baik kepada Allah dan Rasul-Nya saja. Islam juga mengajarkan ummatnya untuk berbuat baik kepada sesama manusia terutama terhadap kedua orang tua kita.
Seorang sahabat bertanya kepada rasulullah SAW: Wahai Rasulullah…… Apakah hak-hak seorang Ibu dan Bapak? Rasul menjawab : Mereka bisa menjadi JANNAH mu dan JAHANNAM mu. Keridloan mereka akan membawamu ke surga namun sebaliknya kemurkaan dan kemarahan mereka akan menyeretmu ke neraka jahannam.
رِضَى اللهِ فىِ رِضَى الْوَالِدَيْنِ وَسُخْطُ اللهِ فِى سُخْطِ الْوَالِدَيْنِ
“Keridloan Allah tergantung kepada keridloan orang tua dan kemarahan Allah tergantung kemarahan orang tua”
Berbahagialah kita yang masih memiliki Ibu dan Bapak ataupun salah satu diantaranya. Terutama ibu bisa membawa kita masuk surga. Apabila mereka sudah tua renta, tak berdaya, tergelatak tidak bisa apa-apa. Hari-harinya sudah tidak lagi ceria, menunggu masa seraya menahan rasa sakitnya. Ingin berbuat banyak namun sudah tidak bisa. Ingin minta tolong, malu dengan anak dan menantunya. Semua keinginan dikubur dalam hatinya. Menunggu dan menunggu siapa yang peduli dan ada kasih sayang kepadanya.
Dalam Kondisi seperti ini para hadirin semua……….
Inilah ladang amal kita yang sangat besar. Apabila kita termasuk anak yang peduli, mau meringankan beban mereka, mengurusi mereka, mengasihi, menyayangi dan meringankan beban hidupnya. Maka surgalah balasannya. Kita harus menyadari, apapun yang pernah kita lakukan selaku anak kepada bapak ibu kita. Berapapun yang pernah kita berikan kepada mereka. Demi Allah…. Belum bisa setimpal dan jauh dari pengorbanan orang tua kepada kita.
Kasih sayang mereka tidak terbalaskan dengan cinta dan penghormatan kita kepada mereka. Ingatlah masa-masa kecil kita ketika kita tidak bisa berbuat apa-apa. Kita dicium, digendong dan dituntun oleh mereka. Bagaimana sekarang ketika mereka yang tidak bisa berbuat apa-apa, tergeletak sakit sendirian dirumah tua. Berapa kali kita menengoknya, menciumnya, menggendongnya dan menuntunnya? Berapa kali kita suapi mereka sebagaimana dulu mereka menyuapi kita? Berapa kali kita ucapkan terima kasih kepadanya? Berapa kali kita tersenyum kepada mereka? Berapa kali kita memeluk mereka dengan penuh kasih sayang sebagaimana mereka memeluk kita sembari mencium kita?
Oleh karena itu Hadirin rahimakumullah….
Inilah salah satu waktu yang tepat bagi kita untuk mengulurkan tangan dan bersimpuh dihadapannya. Ciumlah tangan yang dulu lembut membelai kita namun sekarang sudah mulai keriput di makan usia. Mohon maaf kepadanya. Mohon keikhlasan dan do’a restunya. Mari do’akan mereka agar diberi kemudahan oleh Allah SWT dalam menjalani hidupnya. Do’akan agar ia tetap terjaga iman islamnya. Do’akan ketika ia kembali menghadap Allah dengan khusnul khotimah dan kita tabah menghadapinya.
Namun Hadirin Rahimakumullah……… apabila kedua orang tua kita sudah tiada, bukan berarti kita tidak bisa menebus kesalahan kita kepada mereka. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa apabila seseorang yang kedua orangtuanya sudah meninggal dunia sedang ia mendurhakainya, kemudian ia sering mendoakan dan meminta ampunan untuknya, maka dengan sebab itu ia digolongkan sebagai anak yang berbakti kepada orang tua.
Oleh karena itu, sekiranya ada waktu luang, kunjungilah makam orang tua, lihatlah ia. Tergolek didalam kubur tak berdaya, memohon belas kasihan do’a dari anak dan keluarganya. Ia pasti akan tersenyum ketika ada yang mendatangi dan mendoakannya. Tentunya ia akan sedih jika penghuni kubur yang lain dikirim do’a sementara ia tidak ada satupun yang mengunjunginya.
اللهُ أَكْبَرُ 3× لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah
Melalui khutbah ini pula, mari, selagi kita masih diberi umur panjang, kita jadikan momentum Idulfitri ini untuk dapat berbakti kepada orang tua baik mereka masih ada maupun sudah tiada. Marilah kita senantiasa mendekatkan diri, taqorrub kepada Allah SWT dimanapun kita berada. Marilah kita membina persahabatan kepada semua dengan penuh kasih sayang. Pererat batin antara kita agar tercipta suasana yang marhamah penuh cinta dan kasih sayang.
Oleh karena itu marilah setelah shalat id ini kita laksanakan, kita saling ulurkan tangan kepada keluarga, tetangga, sahabat dan segenap orang yang bergaul dengan kita. Untaikan kalimat maaf kepada mereka semua seraya membuka pintu maaf selebar-lebarnya bagi mereka. Allah tidak akan mengampuni apabila ada 2 orang yang saling bersalah namun tidak saling memaafkan. Melalui puasa bulan Ramadhan, dosa kita kepada Allah diampuni. Sementara dengan Hari Raya Idul Fitri kita diberi kesempatan untuk menghapus dosa kita kepada sesama manusia.
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat Jama’ah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah
Demikianlah Khutbah Idul Fitri yang Menggugah Hati dan Menyayat Hati 1439 H. Semoga bermanfaat bagi kita semua dan marilah kita berdo’a semoga segala amal ibadah kita diterima Allah SWT dan memasuki Idul Fitri ini kita akan kembali fitri bagi bayi yang baru terlahir kembali. Amin yaa.. rabbal Alamin.
اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الَّرحْمَنِ الرَّحِيْمِ .ووصينا الانسان بوالديه حملته امه وهنا على وهن وفصاله فى عامين ان اشكرلى ولولوالديك الي المصير . جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ اْلعَائِدِيْنَ وَاْلفَائِزِيْنَ وَاْلمَقْبُوْلِيْنَ وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَاَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا وَاسْتَغْفِرُ الله لِى وَلَكُمْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِروْه اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
الخطبة الثانى
اللهُ اَكْبَرْ 3× اللهُ اَكْبَرْ 4 ×. اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ.
اْلحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ .وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ. وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ . اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَِثيْرًا. اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ. وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ.وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ . وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَاْلمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍ وَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَْلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْن وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ .وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ . اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار. وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ