Teori reinkarnasi menurut Islam tidak banyak diulas, karena tidak disebutkan secara eksplisit di dalam kitab suci Al Quran. Namun, sejumlah kalangan menyebutkan bahwa konsep reinkarnasi manusia secara implisit ada dalam Alquran.
Hanya saja, lagi-lagi ini menyangkut tafsir di mana masing-masing ulama, kiai, akademisi atau peneliti punya pandangan dan interpretasi sendiri-sendiri. Tak jarang, diskusi masalah reinkarnasi dalam kajian studi Islam mengundang banyak perdebatan alot, kontroversi, bahkan hingga saling menyalahkan-mengkafirkan.
Maka, artikel tentang teori reinkarnasi dalam Islam yang ditulis di https://aang-zaeni.blogspot.com ini untuk memberikan pandangan filsafat atau kajian teologi semata, bukan untuk mencari kebenaran sejati dan hakiki. Sebab, kebenaran yang sejati hanyalah milik Allah, Tuhan yang Maha Esa.
Sebelum membahas lebih jauh, kita harus mengetahui apa itu reinkarnasi? Adalah sebuah proses kelahiran kembali seorang manusia dari jasad atau jasmani yang semula rusak ke dalam jasad yang baru dari proses kematian menuju kelahiran yang baru.
Hindu dan Buddha adalah agama yang percaya dengan adanya kehidupan reinkarnasi manusia. Namun, keduanya memiliki konsepsi dan pandangan yang berbeda.
Dalam Hindu, reinkarnasi adalah proses kelahiran kembali ruh atau jiwa (atman) menuju jasmani baru. Jadi, ruh tidak mati dan akan mencari jasad baru melalui proses kelahiran.
Beda dengan Buddha yang memandang reinkarnasi adalah proses kelahiran kembali (rebirth, tumimbal lahir), baik ruh / jiwa maupun jasad karena mengalami kerusakan, pelapukan atau kehancuran.
Teori reinkarnasi menurut Islam
Dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 28 disebutkan, "Kenapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, kemudian Allah menghidupkan kamu, lalu kamu dimatikan dan dihidupkanNya kembali, kemudian kepadaNya kamu kembalikan."
Ayat ini sangat populer dijadikan sebagai justifikasi untuk membahas, mengkaji dan meneliti tentang ayat-ayat Alquran tentang reinkarnasi. Kemudian ada ayat lagi.
"Bangkitlah kamu, sesudah kamu mati agar kamu bersyukur." (Surat Al Baqarah ayat 56).
Dalam surat Al An'aam ayat 122: "Dan apakah orang yang sudah mati, lalu dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang ..."
Surat An Nahl ayat 97: "Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, laki-laki atau perempuan dalam keadaan beriman, sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan untuk mereka dengan pahala yang labih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."
Surat Al Maidah ayat 60: "Apakah akan Aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) di sisi Allah, yakni orang-orang yang dikutuk dan dimurkai Allah, di antara mereka dijadikan kera dan babi dan menyembah thaghut?. Mereka lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan lurus.
Surat Al A'raaf ayat 166: "Maka, ketika mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya, Kami katakan kepadanya, 'Jadilah kamu kera yang hina."
Surat Al Waqi'ah ayat 60-61: "Kami menentukan kematian di antara kamu dan Kami berkuasa merubah rupa kamu dan menciptakan dalam (bentuk) yang tidak kamu ketahui."
Seorang sufi Muslim dunia, Jalaludin Rumi menuliskan suatu karya sastra yang penuh dengan filosofi kehidupan. Tulisan itu oleh sebagian orang dikaitkan dengan teori reinkarnasi.
Aku mati sebagai mineral dan menjelma tumbuhan, Aku mati sebagai tumbuhan dan terlahir binatang, Aku mati sebagai binatang dan kini manusia. Kenapa aku mesti takut? Maut tak menyebabkanku berkurang. Namun sekali lagi, aku harus mati sebagai manusia, dan melambung bersama malaikat. Dan bahkan setelah menjelma malaikat, aku harus mati lagi. Segalanya kecuali Tuhan, akan lenyap sama sekali. Apabila telah kukorbankan jiwa malaikat ini, Aku akan menjelma sesuatu yang tak terpahami.
Namun, tidak semua umat Muslim setuju ayat-ayat Alquran di atas dijadikan hujjah atau dasar teori reinkarnasi menurut pandangan Islam. Sebagian orang menganggap, reinkarnasi adalah ide palsu yang tidak bersumber dari petunjuk ilahi, bahkan bertentangan dengan Islam.
Sebab, Islam mengajarkan bahwa setelah kematian, manusia akan hidup di alam kubur, sebuah alam penantian, kemudian dibangkitkan oleh Allah sehingga manusia bangkit dari kubur dan dikumpulkan di padang mahsyar. Ini sesuai dengan Tafsir Jalalayn.
Bahkan, umat Muslim yang tidak setuju dengan konsep reinkarnasi dalam Islam menjelaskan secara ilmiah bagaimana sesungguhnya tasir surat Al Baqarah ayat 28 itu adalah proses di mana kematian pertama mengacu pada bentuk zigot manusia dalam rahim sang ibu di mana belum ada ruh dalam zigot tersebut.
Dengan sains ilmu biologi, kemudian Allah menghidupkan zigot dengan meniupkan ruh dalam rahim ibu. Ini disebut dengan kehidupan kedua.
Selanjutnya, ketika lahir dan dewasa, manusia akan mati. Ini adalah fase kematian. Kemudian, Allah akan membangkitkan manusia dari alam kubur dan dikumpulkan di padang Mahsyar.
Dengan teori ilmiah tersebut, sejumlah umat Muslim menolak dengan tegas konsep reinkarnasi dalam Al Quran. Namun, redaksi islamcendekia.com tidak berada di antara pihak yang berpendapat. Sebagai media, kami hanya menyajikan artikel yang membuka ruang dealektika filsafat atau teologi kepada pembaca.
Dalam Kristen, Yesus Kristus yang disebut sebagai anak Tuhan adalah bagian dari konsep inkarnasi Tuhan. Namun, kata reinkarnasi dan inkarnasi ternyata berbeda. Baca perbedaannya:
Pengertian, Perbedaan dan Kesamaan Reinkarnasi dan Inkarnasi
Demikianlah artikel ini ditulis untuk dijadikan sebagai diskusi bersama, ajang berdialektika untuk menemukan jalan menuju Tuhan. Sebab, hidup tidak lain adalah sebuah perjalanan dari cahaya menuju cahaya, dari Allah menuju Allah.