<Teks Khutbah Jumat Terindah: Isilah Waktu Luang Dengan Kebaikan> Marilah kita panjatkan puji ke hadirat Allah SWT, sebagai rasa syukur atas nikmat yang telah daikarunaikan-Nya kepada kita semua selaku hamba-Nya sehingga kita masih dapat melaksanakan setiap aktivitas kita, terutama sekali untuk beribadah dalam rangka mendekatkan diri kepada-Nya.
Sholawat seiring salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi akhir zaman yang membawa risalah kedamaian untuk semesta alam dari sang Maha Pencipta, junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabat, para tabi’in, para tabi’ut tabi’in dan insya Allah SWT terlimpah pula kepada kita selaku umatnya yang senantiasa berusaha untuk meneladani Beliau. Amin.
Pada kesempatan khutbah kali ini khotib berwasiat kepada diri khotib pribadi khususnya dan kepada para jam’ah sekalian pada umumnya, mari kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kita, dengan senantiasa menjalani segala perintah-Nya dan berusaha menjauhi segala larangan-Nya, dan dengan takwa pula kita bisa berbekal menghadap sang kholiq di yaumil akhir nanti.
وَتَزَوَّدُواْ فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُوْلِي الأَلْبَابِ
"Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa, dan bertakwalah kepada-Ku Wahai orang-orang yang berakal." (QS. Al-Baqoroh:197)
"Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa, dan bertakwalah kepada-Ku Wahai orang-orang yang berakal." (QS. Al-Baqoroh:197)
Hadirin jama’ah jumat rahimakumullah!
Dalam peribahasa orang barat “the time is money” waktu adalah uang, orang-orang arab sendiri mengibaratkan “al-waqtu kas-saif” waktu itu ibarat pedang.
Nampaknya dari pengibaratan waktu di atas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa waktu adalah sesuatu yang sangat berharga, orang-orang barat yang selalu mengejar kehidupan duniawi mangibaratkan waktu adalah uang karena mereka merasa jika kehilangan satu detik saja maka uang akan melayang, sedangkan orang arab yang memang dari sebelum Islam datangpun sudah amat suka bersya’ir, maka lahirlah peribahasa waktu yang diibaratkan seperti pedang, karena pedang satu sisi bisa menyelamatkan nyawa seseorang, tapi di lain waktu ia bisa sangat berbahaya bahkan bisa mengakibatkan kematian itu sendiri, ada juga pepatah yang mengatakan bahwa waktu lebih berharga daripada uang, karena sejatinya uang adalah harta dunia yang bisa dicari, sedangkan waktu adalah karunia Allah SWT. yang tidak bisa dicari bahkan untuk mengembalikan satu detik yang telah kita lewati pun adalah sesuatu yang sangat musatahil bisa terjadi.
Kehidupan duniawi memang dihiasi berbagai kesenangan sehingga dengan kesenangan yang bersifat sementara tersebut manusai sering terlena dan lupa waktu, bahkan tidak jarang banyak waktu yang terbuang hanya untuk menikmati kehidupan duniawi semata tanpa berpikir bahwa dirinya akan mati dan menghadap ke hadirat sang Maha Pencipta untuk mempertanggung jawabkan semua amalan perbuatannya selama hidup di dunia. Maka kenapa kita harus terlena dengan kehidupan dunia?
Hadirin sidang jama’ah jumat yang berbahagia!
Salah satu yang sering dilalaikan oleh manusia adalah waktu luang, dimana manusia memiliki jeda dalam rumitnya aktivitas sehari-sehari, orang sesibuk apapun bekerja baik di kantor, sekolah, pabrik, pasar, ladang, sawah dan sebagainya, pastilah mempunyai waktu luang ditengah-tengah kesibukannya. Dan dari waktu luangnyalah manusia membangun kerangka sejati mengenai dirinya.
Orang-orang yang tidak punya kegiatan dalam hidupnya berpotensi sekali untuk melakukan pergunjingan dan gosip.
رَضُوا بِأَنْ يَكُونُوا مَعَ الْخَوَالِفِ
“Mereka merasa senang tinggal bersama orang-orang yang tidak diwajibkan ikut berperang". (QS. At-Taubah : 87).
“Mereka merasa senang tinggal bersama orang-orang yang tidak diwajibkan ikut berperang". (QS. At-Taubah : 87).
Kosong tanpa kegiatan sama saja dengan mobil yang didorong, jalan sendiri di sebuah jalan menurun. Jadilah mobil itu menabrak kesana kemari tanpa tujuan. Manakala suatu hari kita mengalami kekosongan dalam hidup, bersiap-siaplah untuk menyambut datangnya kesedihan, kesusahan, dan ketakutan. Sesungguhnya kekosongan kita akan membuka semua arsip masa lalu, masa kini, dan masa depan dari panggung kehidupan sehingga kita berada dalam kondisi yang ruwet.
Maka mari kita isi kekosongan yang mematikan ini dengan melakukan kegiatan yang membuahkan hasil dan bermanfa’at. Kekosongan itu ibarat seorang pencopet yang sedang menunggu mangsanya, begitu kita mengalami kekosongan, maka saat itu juga kita akan diserang gempuran ilusi dari angan-angan dan saat itu hilanglah seluruh diri kita.
Oleh Karena itu marilah kita bangkit mulai dari sekarang untuk melakukan kegiatan, seperti shalat sunnah, membaca, bertasbih, menelaah sebuah buku, menulis, merapikan meja kerja, memperbaiki rumah atau memberi hal yang berguna bagi orang lain. Maka insya Allah 50% kebahagiaan akan kita peroleh. Apa yang harus dilakukan? Membaca merupakan salah satu jawabannya, baik itu membaca Al-Qur’an, kitab-kitab hadits, buku-buku ilmu pegetahuan dan motivasi, sampai membaca situasi kehidupan di sekeliling kita. Sehingga dengan begitu waktu luang tidak akan terlewati dengan percuma.
Abu Ubaidah mengatakan bahwa Al-Muhallab pernah mengatakan kepada anak-anaknya dalam wasiatnya, “Wahai anka-anakku, janganlah kalian berada di pasar-pasar kecuali membawa buku untuk dibaca." Al-Hasan Al-Lu’lu mengatakan, “Aku telah menjalani masa 40 tahun tidak pernah tidur siang, tak banyak tidur malam hari, dengan buku yang kuletakkan di dadaku.”
Renungkanlah saudara-saudaraku, orang-orang yang telah mendahului kita, begitu antusiasnya terhadap buku, dan begitu efektifnya mereka memanfaatkan waktu, maka sudah sepantasnyalah kita yang hidup di dunia serba modern ini dimana buku-buku sudah tersebar merata bahkan di internet pun dengan mudah kita bisa mengakses berbagai ilmu pengetahuan, maka patutkah kita berdiam diri membiarkan waktu luang kita berlalu begitu saja?
Hadirin sidang jumat rohimakumullah!
Marilah kita mulai hal ini dari diri kita, anak-anak kita, istri-istri kita, karib kerabat kita, teman-teman kita, agar senantiasa menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya.
بَارَكَاللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ القُرْآنِ العَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَ الذِكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَا وَتَهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ
الرَحِيْمُ