Sesuai dengan permintaan sebagian pembaca dalam kesempatan ini penulis ingin menjelaskan tentang Ruqyah. Benarkah Ruqyah itu merupakan amal bid'ah dan syirik sebagaimana ditudingkan sebagian orang? Atau bahkan merupakan metoda pengobatan peninggalan Nabi (tibun nabawi)? Jawabannya singkat ; bahwa ruqyah bisa jadi mengandung unsur bid'ah dan syirik, atau bisa juga sesuai dengan syari'at.
Apa itu Ruqyah ? Menurut bahasa, ruqyah adalah jampi-jampi (perlindungan). Adapun menurut syari'at Islam, ruqyah itu adalah do'a-do'a dari Al-Quran dan As-Sunnah Ash-Shahihah, atau bacaan yang dibaca untuk memohon kepada Allah SWT guna kesembuhan bagi orang yang sakit. Baik sakit yang bersifat fisik, kerasukan Jin, pandangan mata yang jahat (a'in) maupun dari gigitan binatang berbisa.
Pada masa jahiliyah, orang-orang kafir musyrik sudah mengenal yang namanya ruqyah, dengan memohon perlindungan kepada jin. Dan setelah Islam datang, ruqyah tidak dilarang secara mutlak. Adapun yang dilarang hanyalah ruqyah yang mengandung unsur syirik. Permasalahan ini telah diisyaratkan dalam sebuah riwayat, bahwa Rasulullah pernah menyeleksi bacaan-bacaan ruqyah yang dipakai para shahabat : ''Pendengarkanlah ruqyah kalian, ruqyah itu tak apa-apa selama tak mengandung syirik'' (HR. Muslim dari shahabat Auf bin Malik).
Tak ada bacaan ruqyah yang paling baik selain bacaan Al-Quran. Menurut firman-Nya, Al-Quran bukan hanya sekedar petunjuk semata, namun juga sebagai penyembah bagi orang0orang beriman. Seorang murid penulis melaporkan, bahwa temannya yang mengamalkan wirid bid'ah, tangannya bergetar keras kendatipun hanya mendengarkan ruqyah pada rekaman HP-nya. Dalam konteks ini Allah SWT berfirman : ''Dan kami turunkan dari Al-Quran suatu yang menjadi kesembuhan dan rahmat bagi orang-orang beriman'' (QS. Al-Isra : 28).
Banyak orang menganggap, bahwa Al-Quran adalah obat dalam arti untuk menyembuhkan penyakit hati semata, dan tidak bagi yang lainnya. Anggapan ini tentu saja bertentangan dengan hadits dari 'Aisyah ra. Ketika Rasulullah masuk rumahnya, 'Aisyah sedang meruqyah (mengobati) seorang wanita, kemudian Rasulullah SAW bersabda : ''Obatilah ia dengan Al-Quran'' (HR. Abu Daud dan disahihkan oleh Syaikh Albani). Dengan pemaparan singkat tersebut sudah jelas, bahwa tidak setiap ruqyah itu terlarang. Yang dilarang hanyalah ruqyah jahiliyyah yang mengandung unsur-unsur syirik (ruqyah syirkiyah), yang sampai hari ini banyak dilakukan oleh para dukun dan sebagian ustadz.
Apa ruqyah syirkiyah ? Ruqyah syirkiyah ialah bacaan mantra-mantra yang mengandung penyebutan dan pengagungan kepada syetan, orang-orang shaleh ataupun malaikat. Ruqyah ini adalah ruqyah terlarang dalam syari'ah sebagaimana dijelaskan dalam sabdanya : ''Sesungguhnya ruqyah, jimat (tamimah), dan guna-guna adalah syirik'' (HR. Abu Daud dan Ahmad). Dalam hubungan itu Ibnu Attin berkata : ''Itulah ruqyah yang dilarang yang dipergunakan ma'zim dan yang lainnya, yaitu orang yang mengakui adanya penundukan jin untuknya, selain itu ia juga mampu mendatangkan hal-hal yang subhat yang merupakan kombinasi hak dan batil, kemudian digabungkan dengan dzikir kepada Allah dengan suatu yang meragukan (berupa latihan tenaga dalam, atau bertapa diiringi dzikir pada Allah SWT, puasa dan wirid ribuan kali untuk mendapat kemampuan ghaib.
Inilah bacaan ruqyah berdasarkan dalil :
1). Membaca surat Al-Fatihah, lima ayat pertama surat Al-Baqarah, surat Al-Baqarah ayat 102, ayat kursi, dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah, suarat Al-Ikhlas, surat Al-Falaq dan surat An-Naas (lihat Kitab Fathul Barri 9/62, 10/108 dan Muslim 4/1723).
2). Membaca ayat kursi, surat Al-a'raf ayat 117-119, surat Yunus ayat 79-82, surat Thaha 65-69, surat Al-Kafirun, surat Al-Ikhlas, surat Al-Falaq dan surat An-Naas (lihat kitab Fathul barri 10/33)
3). Semua ayat Al-Quran pada dasarnya bisa dijadikan untuk bacaan ruqyah, sesuai dengan firmannya pada QS Al-Isra : 28)
4). Membaca do'a-do'a yang bersumber dari hadits yang shahih.